DATING SIMULATION

PLAN PT 3

"Itung-itung terima kasih karena elo udah nemenin gua makan, buruan ambil yang banyak, gua udah laper nih pengen mati rasanya."

Baekseung bergerak keluar toko buku diam-diam. Ia berencana memberikan kejutan kecil pada Donghyun hari ini. Sedikit berlari ia menuju counter parfum dan kosmetik terkenal dengan logo D, mengambil pesanannya pada seorang pelayan muda yang tersenyum dari kejauhan kearahnya.

"Buru-buru banget bos? Pesenan lo udah gua bungkus pake kertas kado warna hitam biar keliatan oke." Pelayan dengan name tag Agus menyerahkan sebuah bungkusan kecil pada Baekseung, berbentuk kotak dengan warna hitam elegan.

"Thank you, Gus. Nih buat lo beli rokok." Baekseung berkata pelan, menyelipkan empat lembar uang seratus ribuan sebagai tip pada celah tangan pelayan dengan raut wajah ramah itu.

"Wih, makasih bos. Semoga lancar pedekatenya."

"Sip. Gua duluan ya, gak bisa lama-lama." Baekseung melambai kemudian berjalan dengan cepat, kembali menuju toko buku dengan senyum merekah diwajah membayangkan mungkin Donghyun akan memeluknya erat saat ia memberikan kejutan kecil ini.

'Drrrrrt.. Drrrrrrt.. Drrrrrrrrt'

Langkah Baekseung terhenti saat ponsel disakunya terus-terusan bergetar. Dengan satu tangan Ia merogoh kantung celananya, dan dahinya mengerenyit membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

💚💚💚💚💚

"B-baekseung."

"Iya, kenapa Min?"

"Baekseung,
Maaf banget, tiba-tiba.
Tapi aku gak tau harus
minta tolong siapa lagi."

"Lo kenapa emangnya, Min?"

"Aku gak bisa cerita
di telepon, Seung.
Kamu bisa kesini sekarang gak?"

"Duh gimana ya Min?
Gua gak bisa.
Gua ada urusan."

"Please banget Seung.
Aku takut.
Minta tolong banget.
Gak tau lagi harus gimana."

"Lo tenangin diri dulu,
Min. Gua telepon bang Dawit
atau Yewang ya. Lo dimana?"

"Please banget Baekseung.
Aku takut banget.
Aku udah berusaha sembunyi,
tapi d-dia masih diluar.
Aku gak bisa kemana-mana.
Aku takut banget Seung."