sembilan belas

65 7 2
                                    


" Gimana hubungan Lo sama Hyunsuk? " Tanya Fika kepada temannya yang dekat dengan Hyunsuk sampai sering di transfer uang.

" Udah ngga sedeket dulu. Ada masalah "

" Masalah apa? "

" Ada lah, panjang ceritanya. Lagian gue ngga nyesel jauh sama dia. Orang tiap belokan punya cewek "

Fika mengangguk percaya.

" Hyunsuk sekarang lagi Deket sama anak baru itu loh, yang pegang mesin Deket Lo "

Fika mengerutkan dahi berusaha mengingat orang yang temannya itu maksud.

" Yang pake bulu mata palsu itu? "

Temannya mengangguk.

" Bukannya dia janda?! " Sentak Fika histeris.

" Iya " jawab temannya enteng.

" Jancok, ngakak gue " Fika tertawa seraya bertepuk tangan. Kebiasaan cewek ketawa, kalo ngga tepuk tangan ya mukul orang.

Temannya juga ikut tertawa. Tidak habis pikir dengan Hyunsuk. Semua warna diembat.

" Udah woy, kerja woy " ucap temannya.



***




Waktu istirahat Ryujin sibuk berkirim pesan dengan Fika. Apalagi jika bukan meng-ghibah tentang Hyunsuk. Topik pembicaraan yang sangat hangat.

Ryujin memperhatikan Hyunsuk yang tengah berjalan mendekati Felly lalu mereka mengobrol entah mengobrol kan apa Ryujin tidak dengar karena jaraknya lumayan jauh. Lagi-lagi Ryujin tersenyum miris lalu kembali mengetikkan pesan kepada Fika.

Fika belum melihat Felly, karena ya belum tau saja. Ryujin sudah memberitahu jika perempuan berpakaian hitam putih yang sering melewati tempatnya adalah orang yang ia maksud.

Fika akan memperhatikannya besok, atau waktu pulang nanti. Ia ingin melihat bagaimana penampilan perempuan yang Ryujin maksud.

Dan waktu pulang tiba, Ryujin berjalan paling belakang. Ia menatap Fika sampai Fika menatapnya balik. Ryujin memberitahu lewat gerakan bola matanya. Fika segera menangkap maksud Ryujin.

" Oh, jadi itu. Tipe Hyunsuk banget sih itu "  batin fika. Sebenarnya, ia tau Hyunsuk mendekati perempuan berdasarkan penampilannya. Dari wajah, postur tubuh yang paling penting.

Postur tubuh Ryujin jelas sangat bagus. Jika dibandingkan dengan Felly, Ryujin jauh di atasnya.

Fika mengangguk mengerti. Ia mengarahkan tangannya ke leher tanda ia tidak terlalu suka.


***


" Sabtu besok main yuk, mumpung weekend " usul Taeyong kepada yang lain saat berjalan pulang.

" Main kemana? " Tanya Taeil.

" Kemana aja yang penting nanti makan "

" Gas aja gue " ucap Soobin dan Jihoon.

" Yang lain gimana? " Tanya Taeyong.

" Liat besok aja gimana. Lagian sekarang masih Selasa, Sabtu masih lama " ucap Celin.

" Ya kan di rencanakan dulu, nyonya "

" Besok aja Sabtu langsung gas " ucap Alen.

Ryujin melangkah menjauh dari teman-temannya menuju kantin. Ia ingin bersantai disana seraya makan. Ia tau di jam-jam ini kantin sudah sepi dan akan ramai kembali saat malam. Diantara banyaknya warung yang berjejer, ia menuju warung per-ayaman.

" Bu, Ayam geprek sama es teh ya " ucap Ryujin.

Ibu kantin mengangguk. Lalu segera membuatkan pesanannya.

Ryujin duduk berdiam diri seraya memperhatikan sekitar. Ternyata kantin tidak sesepi itu, ada beberapa karyawan yang mungkin jam pulangnya sama dengannya sedang makan disini. Ia tidak mengenal semua orang itu. Juju saja ini pertama kalinya ia ke kantin, biasanya ia langsung pulang dan masak sendiri di kos. Tapi karena perutnya sudah sangat lapar dan ia perlu sedikit ketenangan akhirnya ia kesini.

" Karyawan baru ya neng? " Tanya ibu kantin seraya meletakkan pesanannya di atas meja.

" Udah 4 bulanan Bu " jawab Ryujin ramah.

" Udah lumayan lama, tapi kok ngga pernah keliatan? "

Ryujin menggaruk tengkuknya, " saya ngga pernah ke kantin "

" Owh, pasti bawa bekal dari rumah ya? "

Ryujin mengangguk.

" Ngga papa, biar irit " ibu kantin terkekeh.

" Emang rumahmu dimana? "

" Di kota paling timur Bu "

Ibu kantin membulatkan matanya, " jauh banget. Anak rantau berarti? "

" Iyaa " Ryujin tertawa kecil. Rata-rata begitu reaksi orang yang menanyakan dari mana asalnya. Menang sangat jauh.

Ibu kantin tersenyum hangat, ia menatap Ryujin. Ia jadi teringat anaknya yang juga sedang merantau.

" Sering-sering kesini ya, nanti ibu kasih diskon "

Ryujin terkekeh, " siap Bu "














HTS Donde viven las historias. Descúbrelo ahora