coretan semesta || bagian 3

77 78 14
                                    

"Sekarang udah gak jaman 'saling jaga perasaan' yang paling penting, jaga kesehatan. Biar kuat hadapi kenyataan."

~Fajar Arsenio Abraham~

>>>||<<<

"Ja?" Bariton itu menghentikan aktivitas Senja. Senja yang yang tadinya tengah memainkan bola basket milik Langit sambil tertawa pun langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap Langit.

"Kenapa?" Tanya Senja penasaran.

"Lo gak lupa kan sama Fajar?" Tanya Langit.

Senja menggeleng sekilas. "Lupa ataupun enggaknya itu sama sekali gak penting, Lang. Gue gak mau peduli sama hal itu" balas Senja dingin. Langit menghela nafas pelan. Ia sudah mengajukan pertanyaan yang salah dan hal itu sangat dibenci oleh Senja. Buktinya mood gadis itu langsung berubah. Senja yang tadinya ceria pun kini hanya menatap objek lain dengan malas.

"Ja?" Panggil Langit lagi.

"Hm"

"Sorry. Gue gak maksud buat ngancurin mood lo pagi ini" Langit merasa bersalah, tapi sungguh ia tak bermaksud.

Senja hanya mengguk pelan. "Lo gak mau gue bete kan?" Langit mengangguk dengan cepat. "Makanya jangan bahas hal itu lagi. Gue gak suka" ucap Senja kemudian ia tersenyum. Senyuman yang hanya Langit dan keluarganya yang bisa menyaksikan keindahan dari makhluk ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna ini.

"Siap, tuan putri. Langit janji gak akan pernah bikin tuan putri Senja sedih dan bad mood lagi." Langit menempatkan tangannya pada ujung alis seolah tengah menghormat kepada Senja. Senja terkekeh melihat tingkah Langit yang seperti itu, menurutnya hal itu sangat lucu.

"Lang" panggil Senja.

"Iya, ada apa tuan putri?"

"Jangan pernah tinggalin gue ya."

"Oh, tentu"

Sesaat setelah mengucapkan itu, Senja sekilas melihat kearah bawah. Di sana sudah ada Fajar yang tengah memperhatikannya. Fajar tersenyum kearahnya. Namun Senja langsung mengalihkan pandangannya pada wajah Langit yang sedang menatapnya serius.

Senja beralih pada Langit lagi. "Janji ya?!" Senja mengarahkan jari kelingkingnya dihadapan wajah tampan milik Langit.

Langit pun menyambut uluran jari kelingking Senja dan menautkannya. "Iya, janji."

"Makasih"

"Iya, sama-sama. Apa sih yang enggak buat Senjanya Langit"

>>>||<<<

"Lintang" panggil Fajar. Lintang yang merasa dipanggil pun langsung menyahut.

"Apa?"

"Kira-kira gue harus ikut ekskul apa ya biar gue terkenal dan Senja ngelirik gue?" Fajar bertanya dengan nada serius.

Lintang hanya menatap Fajar malas. "Senja lagi, Senja mulu, Senja terus. Isi otak lo cuman ada Senja, Senja, dan Senja. Kapan sih lo gak mikirin Senja?!" Lintang jengah, ia merasa kesal dengan sahabatnya. Apa hanya Senja yang ada dalam pikirannya?

coretan semesta | dari Fajar untuk Senja [HIATUS]Where stories live. Discover now