niat

174 20 1
                                    

diapartemen Renjun kini berkumpul teman temannya, setelah sesi tugas mereka selesai, kini dilanjut dengan sesi curhat.

"ya gimana dia ga ilfil anjing orang lo demen selingkuh"

"ilfeel Chan, ilfeel"

"sama aja"

Renjun menghela nafas, ia menidurkan kepalanya yang terasa berat ke sofa.

"gue sayang sama nana, chan-"

"ya kenapa selingkuh tolol?"

"naluri

Jeno, temannya itu hanya menggeleng pelan lalu menepuk pundak sahabatnya.

"niat dulu berubah, baru bilang sayang Jun, kalau lo cuma bilang sayang ya semua orang bisa"

"perjuangin lagi kaya dulu lo pdkt sama dia"

Renjun menepuk keras kepala Haechan, yang hanya dibalas ringisan oleh pemuda tersebut. Kembali ia menyandarkan kepalanya pada sofa. Pikirannya berkecamuk, apakah ia bisa.. berubah?

"gue balik dulu ya ren, ibun minta jemput arisan"

"arisan mulu perasaan emak lo Chan"

"bacot amat, Tiffany noh nangkring mulu dibutik"

"cewek mahal anjing"




(๑•﹏•)



"kak taee!"

orang yang dipanggil itu pun membalikkan badannya, hingga ia mendapat dekapan erat dari adik tersayangnya.

"kenapa nana?"

Jaemin hanya menunjukkan wajah sedihnya, ia menyembunyikan wajahnya pada bahu sempit sang kakak.

"kak Tae sakit? kak Tae tugas negara apa sih!"

melirik suaminya sebentar, hingga Taeyong tak menjawab pertanyaan adiknya. Melainkan membawa adiknya ke sofa ruang tv.

"adek gimana sama Renjun?"

"baik baik aja-"

"apaan, bohong itu yang, orang dari kemarin kemarin sama aku mulu lagi marahan sama pacarnya tuh!"

"apaan sih, kak jae ga diajak ya!"

"lhoo ada masalah apa adek sama Renjun? oh iya, besok ajak kesini ya, kakak mau ngomong sama pacar kamu itu"

"ngomongin apa?"

"ada deh, nana mau makan ga? kakak masak kesukaan nana lho"

"ayo! nana lapar, nana lapar"

serunya sebelum melompat dari sofa dan berlari kecil kedapur rumah tersebut.

"mas"

"besok aja ya? bahas sekalian sama Renjun, sekarang kita fokus ke nana dulu, kayaknya sakit adekmu itu"

"sakit?"

"leher sama tangannya merah, habis makan kacang mungkin"

Taeyong spontan melirik adiknya yang berada didapur lalu menghampirinya.






(๑•﹏•)





tanpa diduga siapapun malamnya Renjun mengunjungi rumah Jaemin - rumah kak Taeyong,

ting tong!

"mas, tolong bukain ya, nana ga mau lepas"

dengan berat hati Jaehyun bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu.

"malam malam begini kenapa bertamu- wow"

"lo ngapain disini? ini bukannya rumah kak Tae?"

"memang, cepat masuk"

dengan langkah ragu Renjun memasuki rumah itu.

"sayang! ini Renjun datang"

kedua pria manis yang sebelumnya asik berpelukan itu dengan segera turun dari kamar. Jaemin mematung melihat kekasihnya berada dirumahnya.

"nana.. pulang, ya?"

Jaemin menggeleng cepat, melipat tangannya di dada.

"gue udah dirumah, mata lo gak buta kan?"

"ke rumah kita, na.."

"mending lo balik, gue gak sudi liat muka tukang selingkuh anjing"

keinginannya berbalik menuju kamar terhalang oleh kakaknya.

"nana.. ayo sayang bicarain baik baik sama Renjun"






disinilah mereka, taman depan rumah kak Tae.

"nana, pulang ya?"

"gak, lo-"

"your words, babe"

"intinya nana gak mau pulang, udah"

"kamu ga kangen sama aku, na?"

dan tanpa aba aba pemuda manis itu memeluk kekasihnya erat, menangis sedu dalam pelukan orang tersayangnya.

"kangen, nana kangen, tapi ka ren jahat"

"sorry, sweetie"

"nana mau pulang, ayooo"

Renjun terkekeh gemas melihat tingkah kekasihnya itu, bagaimana bisa yang tadinya sok galak menolak dirinya kini yang paling semangat kembali pulang?

"iya sayang, iya, kita pamit dulu"

setelah pamit pun mereka langsung menuju apartemen Renjun, butuh waktu 10 menit untuk sampai, dan itu membuat Jaemin dengan cepat tertidur dalam mobil.

Renjun mengusap pelan surai hazel kesayangannya, sedikit merapikan poni yang menutupi pandangan si manis nantinya.

"sleep well, kesayangan kaka"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

parau || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang