Bab 2- Roti Lapis Gagal

166 25 6
                                    

Dapur berantakan dan lemari kulkas terbuka bukanlah pemandangan baru bagi Krashinsky. Pria itu keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan, bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek di atas lutut dari katun polos. Ia tak lagi mengomel bila cangkang telur berserakan, atau mentega cair tumpah di kompor dan meja bawahnya. Juga dengan buah apel dan jeruk yang tak utuh lagi menyembul dari kulkas. Aha, jangan lewatkan jus jeruk yang terguling di lantai samping kulkas.

"Apa yang kaubuat kali ini, Jeager?" tanya Krashinsky sambil menengadah duduk di sofa.

"Tadinya aku mau buat roti lapis dan jus untuk sarapan. Salad buah juga enak, tapi yah, kau tahu sendiri. Kau tahu aku tak punya tangan, jadi jangan marah jika dapurmu sedikit berantakan," kata Jeager berlagak tak bersalah.

Krashinsky menarik dan mengembuskan napas sebelum bangkit ke meja dapur. "Coba kita lihat, apakah telurnya seburuk apa?"

Remahan roti beserta tepiannya berserakan di meja dapur menjadi alas tangan Krashinsky. "Ini jauh lebih baik dari minggu lalu."

"Benarkah? Kau yakin tidak mengolokku?"

"Hei, kosakatamu bertambah!"

"Ah, benar! Aku makin cerewet bukan?"

Krashinsky mengambil roti lapis gagal buatan Jeager dan mengunyahnya seraya berdoa, semoga Jeager tak memberikan garam berlebihan di telur mata ayam atau saus aneh yang dia anggap sebagai mayones. Ia mengunyah dan mencecap rasanya, lebih enak dari yang dibayangkannya.

"Ini tak akan membunuhku 'kan?"

"Oh, kau protes terus!" seru burung itu mengambil roti lapis lebih kecil tetapi bertingkat banyak. "tunggu! Ini pedas! Pedas!"

"Benarkah? Punyaku terasa agak manis," komentar Krashinsky menunjukkan roti lapisnya.

"Berikan padaku, itu ada potongan alpukat kesukaanku!" protes Jeager setelah sadar jika roti mereka tertukar.

Krashinsky menjauh dari dapur. "Tidak bisa, aku sudah menyukai ini, jadi jangan harap kuberikan."

"Kembalikan! Kembalikan milikku!"

Krashinsky bergerak menjauhi Jeager, burung beo itu terbang rendah, terkadang tinggi demi bisa mengambil roti lapis miliknya, tetapi manusia sahabatnya itu memakannya dalam sekejap dan membuatnya marah. Jeager masuk ke kamar kedua, membanting pintunya dan berteriak jika marah. Krashinsky tertawa melihat Jeager merajuk seperti itu, tetapi sangat mengapreasi niatnya membuat sarapan tiap hari Minggu tiba. Pria dewasa itu mengambil benda berbentuk seperti pipa hanya terbuat dari kardus, mengeluarkan isinya selembar, ternyata itu merupakan kantung kresek berukuran besar. Ia memasangkannya ke tempat sampah dan menoleh ke kamar kedua yang tertutup rapat. 

Di Northiron, Jeager biasa membuatkan sarapan untuknya setiap hari. Hanya di sini, ia melarang Jeager melakukannya selain hari Minggu, sebab dirinya harus bekerja pagi hingga petang, sudah terlalu lelah jika harus membereskan rumah seperti kapal terkena badai seperti ini.

"Alpukatnya habis, kau mau aku membelinya lagi? Mau ikut?" tawar Krashinsky membujuk Jeager.

Tak ada jawaban dari kamar kedua, Krashinsky mengabaikannya sejenak demi membersihkan rumah. Ia mengeluarkan sebuah benda bundar mungil mirip kelereng berwarna merah, ketika menggelinding di lantai berubah menjadi asap magenta mengisi ruangan dan ketika uapnya hilang, rumah menjadi bersih tanpa seberkas pun noda. Krashinsky membuka jendela dan membiarkan udara bersirkulasi, aroma hutan pinus dari benda bak kelereng itu tercium wangi.

"Yakin enggak mau ikut?" tanya Krashinsky masuk ke kamarnya.

Masih belum ada jawaban dari Jeager. Krashinsky tak mau diam saja menunggu respon burung robot itu, pun membersihkan diri. Mungkin bagi orang lain, mandi merupakan rutinitas harian yang wajib dilakukan, terlebih jika tinggal di daerah sub tropis atau mempunyai kegiatan di luar ruangan sepertinya. Bekerja menjadi pegawai kontrak proyek bukanlah hal yang ingin dilakukannya, tetapi di dunia selain Northiron, bekerja merupakan tugas penting untuk bertahan hidup. Bisa saja Krashinsky mengubah uang N ke uang dollar Singapura dengan mudah, tetapi ia tak mau menimbulkan masalah dan menarik perhatian seperti waktu itu. Hanya saat tertentu saja ia menggunakan trik itu.

Lunisolace [The End] Repost Where stories live. Discover now