10

477 111 5
                                    

.
.
.
.
.

Rosé terbangun mencium bau masakan begitu enak menyapa indera penciumannya. Ia perlahan membuka mata dan mulai berjalan menuju sumber aroma harum. Rosé melirik ke arah Jungkook yang sedang memotong sayuran di dapur. Ternyata bau harum itu karena Jungkook sedang memasak, baru pertama kali Rosé melihat pria itu berkutat di dapur.

Rosé pun melangkah mendekati Jungkook yang sibuk berkutat dengan pisau, sayuran, panci juga kompor di sana sementara Rosé kini duduk di kursi makan yang tak jauh dari tempat Jungkook memasak.

"Hoo ... Suami idaman, ya," komentarnya.

"Membuatku kaget saja, sejak kapan kau disini," sahut Jungkook, hampir saja pisau di tangannya melayang.

"Baru saja."

Jungkook mengangguk paham lalu memilih melanjutkan masaknya. Rosé  diam memperhatikan, tiba-tiba ia mendapat ide yang menarik membuat bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Suamiku, sedang masak apa sekarang? Aku lapar~" Rosé berkata dengan suara di buat imut, ia memeluk Jungkook dari belakang. Rosé membalas perlakuan Jungkook malam tadi.

"Menjijikkan, ugh ... Aku hendak muntah mendengarnya." Jungkook langsung melepaskan pelukan secara cepat, tubuhnya menjadi merinding seketika. Suamiku? Kalau wanita lain mungkin dia akan biasa saja tetapi entah kenapa mendengar kata itu dari mulut Rosé terasa mengerikan.

"Kau kira kemarin aku tidak jijik juga? Aku ingin muntah seribu kali rasanya!" kesal Rosé, ia meninggalkan Jungkook dan pergi ke kamar mandi, hendak menghilangkan rasa kesalnya dengan mandi.

Jungkook yang menyadari reaksi Rosé barusan tertawa mengejek, sungguh menyenangkan baginya bisa membuat Rosé kesal.

Rosé keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya, langkahnya terhenti saat melihat makanan berada di atas meja dan ada sticky note di di sana bertuliskan. 'aku pergi duluan ke studio, nikmati masakanku. Istriku~'  Di lemparnya kertas itu ke sembarang arah dan mulai duduk hendak menyantap, ternyata masakan Jungkook tidak buruk juga. Rosé refleks memuntahkan makanan ketika sedang memakan sup. Sangat asin!

"Jeon Jungkook ... Kau sengaja ya? Menyebalkan!" Kekesalan Rosé yang sempat menghilang kembali akibat ulah Jungkook.

*.*.*

Jungkook tidak bisa menahan tawa sedari tadi, dapat ia bayangkan seperti apa wajah Rosé ketika meminum sup sengaja di buatnya asin, rasakan pembalasan darinya. Itulah akibat berani mengerjai, terus tertawa hampir membuat Jungkook tidak fokus melukis, segera ia melanjutkan sampai tercipta enam Kanvas lukisan yang dibuatnya dari pagi sampai sore.

Tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk di smartphone, Jungkook segera meraih dan membaca. Pesan dari Rosé, orangtuanya mengundang mereka untuk makan malam.

Rosé juga akan kemari tuk menjemput, agar mereka berangkat bersama ke sana. Ini terlalu mendadak bagi Jungkook, pakaian nya kotor terkena cat. Dirinya juga lupa membawa baju ganti. Selang beberapa menit kemudian terdengar ketukan pintu.

Itu Rosé, studio mereka hanya beda gedung namun saling berdekatan. Itulah kenapa terkadang Rosé maupun Jungkook saling mengunjungi. Ketika membuka pintu Jungkook di kejutkan sebuah paper bag di lempar ke arahnya.

"Lama sekali membuka pintu," ejek Rosé. "Itu pakaian untukmu, kau lupa membawa baju ganti bukan?"

Jungkook melirik isi paper bag itu kemudian menatap Rosé.

"Kau tidak mengerjai 'ku balik bukan?" tuduhnya, ia hanya takut yang diberikan oleh Rosé ini adalah pakaian yang memalukan.

"Ya ampun, apa aku terlihat sejahat itu sampai kau menuduh?" kaget Rosé, meski dia kesal dengan perbuatan Jungkook pagi tadi, tidak mungkin ia mempermalukan  di depan orangtuanya dengan yang Jungkook tuduh.

"Lupakan, masuklah."

Rosé mengangguk dan mengikuti dari belakang, sembari menunggu Jungkook selesai berganti pakaian Rosé melihat sekeliling studio. Langkahnya terhenti ketika ada sebuah foto menarik perhatian. Foto wisuda dirinya dan Jungkook, tidak di sangka Jungkook memiliki foto ini di studionya.

Ya, Rosé dan Jungkook berteman sejak
masa perkuliahan. Meski mereka lebih banyak bersaing untuk mendapatkan nilai sampai terkadang bermusuhan. Rosé tersenyum melihat foto itu, teringat dulu dia dan Jungkook pernah saling mengejek dan berkata 'tidak ingin menikah dengan orang sepertimu' tapi, lihatlah sekarang? Keduanya malah menikah.

Tidak di sangka.

*.*.*

Rosé dan Jungkook telah sampai di rumah keluarga Park, Jungkook langsung di sambut dengan pelukan hangat oleh Ayah dan Ibunya Rosé.

"Kalian tidak memeluk putri kalian terlebih dulu?" ungkap Rosé.

Kalau di keluarga Jungkook, Rosé yang selalu diperlakukan bak putri kandung. Begitu pula sebaliknya, terkadang melihat perlakuan orang tua mereka membuat kesal dan lucu. Seakan anak yang tertukar saja.

Kini Jungkook dan Ayah Rosé saling berbincang sedangkan Rosé membantu Ibunya dengan urusan dapur bersama kakaknya.

"Di tempat mana kalian putuskan bulan madu?" tanya sang Ayah membuat Jungkook sedikit kaget.

"Ahh ... Kami belum memikirkannya."

Pergi berbulan madu dengan Rosé? Itu tidak pernah terpikirkan, bahkan hal yang tidak mungkin bagi Jungkook. Bukannya menikmati liburan kemungkinan mereka lebih banyak bertengkar hal sepele.

Dua tiket pesawat di letakkan pada meja.

"Baguslah, kami memberi hadiah ini untuk kalian. Nikmatilah bulan madu, hotel juga kami sudah pesan."

Tiket pesawat ke Jepang, Jungkook terdiam. Dari semua Negara kenapa harus negara itu? Jepang ... Itu mengingatkan Jungkook pada seseorang. Sebuah rasa sakit yang tidak terkira ketika orang tersebut dengan mudah menghentikan hubungan mereka tanpa alasan yang jelas

Sana.

Kenapa gadis itu membatalkan pernikahan secara tiba-tiba, padahal itu yang selama ini mereka tunggu. Apa Jungkook melakukan suatu kesalahan? Jika begitu kenapa tidak bilang padanya dan malah menghilang begitu saja.

Meski Sana melarang untuk mencarinya Jungkook tetap melakukannya. Dia terus mencari Sana dan bertanya pada orang terdekat gadis itu tetapi, mereka tidak mau memberitahu. Jungkook frustasi di buatnya, dia masih mencintai Sana.

Apa Sana tahu Jungkook dan Rosé terkena skandal? Bagaimana reaksinya, terkejut? Atau malah biasa saja.

"Jungkook?" tegur Ayah Rosé.

"Terimakasih Appa, ini hadiah terbaik."

Ayah Rosé mengangguk dan tersenyum, beliau senang mengetahui Jungkook yang menjadi suami putri keduanya. Jungkook anak yang baik. Perhatian keduanya teralihkan ketika Ibu Rosé memanggil untuk pergi ke meja makan.

"Hei, Jungkook. Coba masakan Eomma. Enak sekali," pinta Rosé sembari menyodorkan sendok berisi kuah, Ibunya membuat sup kimchi pedas.

Jungkook pun mendekat dan mencicipinya. Rasa asin yang tinggi langsung menyerah lidah membuat Jungkook berjengit.

"Bagaimana Jungkook, enak?" tanya Ibu Rosé.

Jungkook tersenyum dengan terpaksa dan mengangguk, tidak ingin mengecewakan. Sungguh, dia ingin mencuci mulutnya yang penuh dengan rasa asin. Ini pasti ulah Rosé.

Rosé sendiri tidak bisa menahan tawanya. Balas dendamnya akhirnya terbalaskan.

~To be countinued

You are The Pain(t)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang