Bad Romance

getting job

Met baca ayanks..
.

.

.

Gun menghisap rokoknya dalam dalam..

Dia melempar foto seorang gadis tengah menangis dengan sedih ke meja..

Di hadapannya Laki-laki yang menjadi kliennya terbahak..

"Rasakan kau jalang..." Ucap laki-laki itu.

"Sudahlah mana sisa bayaran ku..?"

"Sudah aku siapkan...."

laki-laki itu mengeluarkan amplop tebal berisikan uang ke hadapan gun

"Thanks...kerjamu sungguh bagus..."

"Tentu saja kalau aku tidak bagus...kau tidak akan memintaku untuk melakukan itu..."

Gun bangun.. Dia pergi meninggalkan laki-laki di hadapannya membawa bayarannya..

Dia gun atthaphan...

Umurnya baru 22 tahun dia punya kakak yang harus dia biayai kehidupan nya..

Kakaknya koma sudah hampir 6 bulan ini.. Dia butuh uang banyak untuk pengobatan nya..

Sedangkan dengan ijazah yang hanya tamatan high School...pekerjaan apa yang bisa dia kerjakan selain menjadi pegawai toko atau semacamnya yang tentu saja gajinya tidak seberapa..

Karena itu dia melakukan apapun yang bisa menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat..

Yang terpenting bukan menjual narkoba atau membunuh orang karena dia takut darah..

Dia pergi ke rumah sakit menengok tay kakaknya..

"Suster jenie..." panggil gun

"Hai sayang kau dari mana...?"

"Melakukan sedikit pekerjaan...."

Suster jenie sudah menganggap dia dan tay sebagai anaknya.. Seperempat biaya rumah sakit tay pun di tanggung dari gereja di mana dia menjadi jemaatnya..

Gun amat sangat menyayanginya..

"Bagaimana kakakku suster..?"

"Masih sama...Dia masih belum menunjukkan perkembangan yang signifikan.. "

Gun menghela nafas..

"Kau harus bersabar sayang.. Sudah sejauh ini.."

"Tentu saja suster.. Aku akan bersabar...
bahkan kalau aku harus menjual nyawaku untuk membuat kakak sembuh aku akan melakukan itu.."

"Kau bicara apa... Kau tidak boleh berkata seperti itu..Aku yakin tay akan segera sadar.. Pulanglah..Beristirahat lah kau terlihat lelah sekali.. Aku akan menghubungi mu jika ada perkembangan tay nanti..."

Gun mengangguk..

"Salam untuk kek new suster.."

"Baiklah nanti aku sampaikan.."