Uzumaki Menma.

418 28 0
                                    

Para tamu undangan pertunangan Rias dan Raiser di buat terdiam saat orang yang mengaku bernama Menma itu berjalan kedepan Raiser, mata biru kusam milik Menma menatap Raiser dengan santai tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Prajurit! tangkap penyusup itu!. "

Raiser yang sudah tidak sabar menjadikan Rias sebagai tunangannya menjadi sangat marah, namun saat 100 prajurit iblis klan phenex yang hendak menyerang Menma menggerakan 1 kaki mereka, tiba-tiba aura hitam keluar dari tubuh Menma yang masih diam di tempatnya.

"Jangan terus-terusan, berlindung di balik pantat bawahan mu Raiser !, apa kau takut ?."

"Beraninya kau menghina ku!. "

Senyum Menma berubah menjadi seringai lebar dan bersamaan dengan itu aura hitam tadi langsung menguar lebih kuat sehingga Raiser, ke 4 maou, dan bahkan semua tamu undangan dapat melihat siluet seekor rubah hitam raksasa tepat di atas Menma.

"Aku... Uzumaki Menma menantang mu dalam duel sekarang juga, tapi jika kau takut bahkan setelah meminum air mata phenex maka, kau tidak lebih dari Iblis lemah!. "

.
Meanwhile.
.

"Baiklah, terima kasih bonusnya paman!. "

"Dasar pak tua bau tanah, itu kan sudah mangkuk ke 3mu."

"Sudahlah, lagipula Naruto sensei yang traktir kita. "

Ditempat lain atau lebih tepatnya di sebuah warung ramen kecil pinggiran kota Kuoh, terlihat seorang Naruto, bapak dengan2 anak angkat dan 2 istri cantik tengah menikmati semangkuk ramen bersama 2 gadis cantik yang dimana 1 berambut merah panjang sedangkan yang 1 lagi berambut orange.

(Author : Baru aja w mulai nulis ni orang udah dapet calon bini lagi).

"Oh ayolah Asuna, selagi kita tunggu bocah itu kembali dari mekai bersama pacarnya kita makan saja dulu, lagipula mungkin dengan makan lebih banyak punyamu mungkin akan sama besarnya dengan milik Erza tapi aku ragu sebab terakhir kali aku pegang milik Erza ukurannya jauh lebih besar mengalahkan milikmu."

Asuna, nama gadis berambut orange itu tampak tidak terima akan perkataan Naruto sedangkan Erza terlihat takut tapi bukan karena perkataan Naruto tadi, melainkan karena aura hitam yang tiba-tiba menguar di dekat mereka.

"Na~ru~to~kun."

"Oh Shuri! Aku kira kau lagi jalan-jalan sama... Oh shit. "

Naruto yang baru sadar akan situasinya sekarang langsung meletakan sumpit ramen miliknya lalu menangkupkan kedua telapak tangannya seperti berdoa.

'Bocah, Semoga Kau tidak dapat istri yandere kek ibu mu ini dan juga... Istri mu gak boleh lebih dari 4.'

Itulah doa terakhir Naruto yang terucap dari lubuk hatinya yang paling dalam sebelum sebuah suara pukulan keras terdengar disana.

.
.
.

"Harusnya kau ikut ke Mekai bersama Menma chan! Bukan makan ramen !."

Dengan pipi menggembung pertanda lagi ngambek, terlihat Shuri lagi menyeret Naruto yang babak belur di pinggir jalan kota Kuoh, di belakang mereka terlihat Erza dan Asuna yang cuman bisa melihat hal itu dengan keringat di dahi mereka.

"Oh ayolah !, dia bukan anak kecil lagi Shuri dan juga... Dia sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri."

Berhenti berjalan saat mendengar perkataan Naruto yang berusaha menyakinkannya kalau Menma akan baik-baik saja, Shuri tau kalau Menma sudah besar dan kuat namun sulit baginya untuk yakin kalau anaknya itu akan baik-baik saja.

"Kalau begitu, apa kalian berdua bisa cek keadaan Menma di Mekai ?."

Erza dan Asuna yang disuruh oleh Shuri langsung tersenyum, sedangkan Naruto cuman bisa menghela nafas pelan karena menurutnya Shuri terlalu khawatir.

The Fate is Continue.Where stories live. Discover now