fargan toxic || LATY 5

16 17 1
                                    

Sekarang gue udah di rumah, gue -fargan dan gue- lagi jalan masuk kedalam rumah.

Gue menendang tekukan lutut fargan dari belakang.

"Anjing lu" maki fargan.

"Apasih lu?" Tanyanya.

"Gue kesel"

"Sama gue?"

"Sama setan"

"Ohh"

"Elu setannya."

"Kenapa sih? Ngomong ga jelas." Ucap fargan sambil mengejek.

"KENAPA LU JEMPUT GUE ANJING" Teriak gue.

"GUE DI MARAHIN MAMA SIALAN!" Teriaknya balik.

"Jahat, mau refreshing padahal" ucap gue lesuh.

"Refreshing apa ke mini market?"

Gue menatap dia tajam.

"Eh sorry lah, tadi mama marahi gue karna lu belum pulang, jadi gue jemput lu biar lu aja yang dimarahin" ucapnya panjang lebar. Fargan setan emang.

"Fuck you" mulut gue melafalkan kata kata itu sambil mengeluarkan jari tengah.

"Nara, tangan kamu" papa gue tiba tiba turun bersama Nafa.

"Liat Nafa, dia gak pernah kasar ke fargan atau ke orang lain." Ucap papa gue. Apanya gak kasar? Dia munafik pa.

"Masak sih kidzz" ucap gue sebelum pergi menuju lantai dua.

Papa gue menggelengkan kepalanya. "Jaga adikmu fargan, tingkahnya gak bagus" ucap papa gue menatap fargan.

"Anak gadis mana yang keluar malam malam?"

"Dia cuma beli susu pa" jawab fargan.

"Dan kamu percaya?"

"Jelas, dia adik aku, gak mungkin aku gak percaya sama dia. Emang aku kayak papa? Gapercaya sama anak sendiri?" Ucap fargan sebelum pergi ke lantai dua dan memanggil gue.

"Pa, mereka selalu hina aku, katanya mereka aku anak pelakor" ucap Nafa dengan nada sedih.

"Kalau mereka mengejek lagi bilang ke papa" ucap papa gue sambil mengelus rambut Nafa. Nafa hanya mengangguk.

"Pa, kirim uang lagi dong ke rekening aku, yang kemaren habis untuk jalan-jalan sama temen" ucap Nafa tanpa dosa.

"Perusahaan papa lagi banyak masalah, Nafa. Kamu harus hemat" ucap papa gue.

"Entahlah pa" ucap Nafa dan mengambil tas lalu pergi.

Papa gue menghela nafas dan pergi ke dapur untuk minum.

"Anak gadis kok keluar malam malam" ucap gue mengintip dari lantai dua.

"Tau Tu, mana mintak uang kaya minta tai, lagi tinggal ngeluarin." Ucap fargan. Gue natap fargan.

"Ngeluarin tai juga butuh usaha tau gan" ucap gue. " ada tau yang keras" sambung gue.

"Iyasih, eh lu suka WC duduk atau jongkok dah?" Tanya fargan.

"Gue?"

"Enggak nar, setan"

"Ohh"

"Yah elu lah anjing, lu kan setan, gimana sih?" Ungkap fargan.

"Setan teriak setan" ucap gue.

"Gue gak teriak"

"Setan ngomong setan" ralat gue.

"Nah itu bener"

"Berarti bener lu setan?" Ucap gue.

"Engga lah gila, jawab aja kenapa sih?" Kesal fargan.

Gue tertawa kecil. " Gue sih suka WC duduk" jawab gue.

"Dih, mana keluar tai nya kalo duduk"

Gue melotot ke arah fargan. "Dari pada jongkok, ngakak" ucap gue sambil tertawa kecil.

"Paok, jongkok Tu enak, tapi pegel" ucap fargan.

"Btw lu kok suka WC jongkok? Emng di rumah kita ada WC jongkok?" Tanya gue.

"Gue ngasal jawab betewe" ucapnya. Gue menoleh dan memukul bahunya pelan tapi bunyi.

"ANJING" maki fargan dan langsung menutup mulutnya. "Eh anjing, ada papa bodo" ucap fargan pelan.

Gue tertawa kencang. Lucu aja anjir.

Gue bertemu Papa gue pas naik ke lantai dua. "Pa, anak emas papa keluar malem tu, padahal anak gadis" ucap gue.

"Ada keperluan katanya, kerumau temen" ucap papa gue dan ingin beranjak pergi.

"Temen apa temen" ucap fargan membuat langkah papa gue berhenti.

"Fargan, Nara, Nafa itu saudara kalian, kandung." Ucap papa gue. "Kenapa kalian selalu bersikap kasar sama dia?".

Karna dia kasar deluan pa, yatuhan. kalo papa gatau mending diam.

"Emang aku sama Nara nganggap dia sodara?" Ucap fargan sebelum pergi dari lantai dua kekamar gue, jangan lupakan dia menarik tangan gue.

"Dasar anak anak" papa gue memijat pangkal hidungnya dan pergi kekamar Jihan.

.
.
.
.
.
.
Capt 6

LATY Where stories live. Discover now