26

342 57 0
                                    

Tidak peduli seberapa muda Shuel, dia tidak semuda itu sehingga tidak bisa berpikir jernih.

Kupikir dia akan berubah pikiran nanti, tetapi itulah masa depan.

Shuel yang mengaku padaku, ada di masa sekarang.

Sulit untuk menerimanya karena dia masih kecil, jadi aku mengabaikannya dan menganggapnya enteng.

"Tidak. Bukan seperti itu......"

Kata-kata itu keluar sebelum aku sempat berpikir. Tapi aku tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Aku tidak boleh mengabaikan hati seseorang hanya karena mereka masih muda.

Itu salahku.

"Aku minta maaf karena menganggap enteng perasaanmu. Aku tidak bermaksud. Aku sangat menyesal."

Wajahku terbakar karena malu.

Sebagai seseorang yang selama ini dengan bangga mengaku sebagai orang yang sangat terbuka, sungguh memalukan untuk mengakui kesalahanku.

Mendengar kata-kataku, Shuel menatapku dengan mata terbuka lebar.

Dengan senyum pahit, aku mengulurkan tanganku untuk menghapus air matanya.

"Mengapa kau membenciku?"

Hatiku sakit mendengar kata-kata yang keluar dengan nada serak karena menangis.

"Kenapa aku harus membencimu?"

"Tapi, kamu tidak suka......"

Di akhir kalimatnya, isak tangis kembali terdengar. Sekarang, aku menyadari apa artinya 'Aku menyukaimu' yang selama ini diucapkannya.

Itu hanya berbeda dariku.

"Hei, Shu."

Shuel menganggukkan kepalanya pada panggilan tenangku. Aku mengusap matanya, merasa bersalah karena air matanya.

"Aku menyukaimu, tapi aku menyukaimu sama seperti aku menyukai Rieta, Derick, dan Marie."

"Aku tahu." Shuel berjuang untuk menjawab dengan suara yang stabil.

Dia mencoba untuk bertindak kuat, tetapi air mata kembali mengalir di mata merah mudanya.

"Bukan karena aku tidak menyukaimu. Aku ingin kamu tahu itu."

"Lalu? Kenapa?"

Begitu kata-kataku berakhir, Shuel bertanya dengan penuh semangat.

Melihat mata putus asa itu membuatku tertawa kecil. Bagaimana kamj bisa melalui cinta pertamamu begitu keras?

"Kamu masih muda dan ada begitu banyak peluang di luar sana."

Kamu sangat cantik. Bahwa aku hampir cemburu. Padahal, itu tetap indah.

"Aku mungkin satu-satunya orang yang kamu lihat sekarang, tetapi segalanya akan berubah saat kamu tumbuh dewasa. Kamu akan bertemu banyak orang cantik dan mungkin jatuh cinta dengan salah satu dari mereka."

Begitulah cerahnya masa depanmu. Aku bertanya-tanya betapa berharga dan indahnya itu?

Pikiran itu tiba-tiba terlintas di benakku.

"Ketika kamu bertambah tua sepertiku, aku tidak akan secantik kamu. Jadi itu sebabnya aku tidak bisa."

Pada saat aku selesai berbicara, air mata Shuel telah berhenti. Hanya matanya yang merah dan bengkak yang menjadi bukti bahwa dia menangis.

"Kalau begitu, Rwen."

Shuel yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu untuk sementara waktu, berjuang untuk membuka mulutnya dan bertanya.

Dia Terlalu Menyukaiku (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now