5

698 81 5
                                    

Happy Reading.

+

"Dingin?" Aliya hanya mengangguk kaku mendengar suara parau Jimin, entah sial atau bagaimana mereka tidak tau. Hari yang awalnya terang tiba-tiba hujan deras mengguyur dan sialnya mobil mereka mogok karena kehabisan bahan bakar.

Sebenernya mereka akan pulang kerumah tapi belum sempet sampai rumah mobil sudah kehabisan bahan bakar dan ponsel Jimin mati karena lupa di Charger tadi pagi. Jimin sibuk bermain game sampai lupa. Hari ini Jimin bawa mobil sendiri karena Paman Song sedang sakit. Jelas dengan ijin ibunya, tentu saja dengan Aliya juga.

Aliya tidak bisa menghindar karena ada Bibi Sela yang mengantar mereka sampai gerbang rumah.

Keduanya terlihat canggung karena tidak ada yang dibahas, mereka belum berbaikan sampai sekarang. Aliya hanya sibuk berlalu dan Jimin tidak tau harus mulai dari mana.

Penghangat mati karena mobil tidak menyala dan Jimin bingung harus melakukan apa. Menunggu hujan reda. Itu satu-satunya cara. Melihat Aliya yang semakin kedinginan Jimin melepaskan jasnya dan memakaikan pada Aliya.

"Kau bisa hipotermia jika terus kedinginan" Jimin meraih tangan Aliya dan menggosok perlahan. Berharap ada sedikit kehangatan.

"Eh tidak..."

"Jangan menolak, aku akan jadi penjahat jika membiarkan mu kedinginan"

Wow setelah sekian lama ini adalah ucapan terpanjang Jimin padanya. Apa ini memang Jimin yang sebenarnya.

"Terima kasih" ujar Aliya tulus.

"Ya. Setidaknya kau tidak akan menolak aku lagi seperti waktu itu?"

"Hah menolak? Kapan?" Tanya Aliya kaget. Jimin bergumam tapi Aliya masih mendengar.

"Waktu aku mencarimu dan kau dipapah temanmu saat aku akan membantu kau menolak" Aliya menganga. Itu sudah sangat lama sekali dan Jimin masih mengingatnya.

"Apa gara-gara itu kakak terus ketus padaku?" Tanya Aliya yang sadar.

"Uhm ya" jawab Jimin kikuk.

"Huh dasar. Jika bukan karena pacar kakak yang mengancam waktu itu mungkin aku tidak menolak" ketus Aliya.

"Ya pacar. Siapa?"

"Ryuha siapa lagi? Memang kakak punya berapa teman kencan?" Ketus Aliya lagi.

"Astaga dia bukan pacarku" kata Jimin memekik.

"Oh ya. Aku sering melihat kalian bersama, dia menyebalkan sekali mana selalu mengancam lagi"

"Dia mengancam mu?"

"Eh apa?" Astaga bagaimana bisa Aliya keceplosan.

"Aliya jawab" tekan Jimin serius.

"Uhm ya. Dia meminta aku jauh-jauh dari kakak..."

"Kau menuruti dia?"

"Bagiamana tidak. Kakak juga ketus sekali padaku padahal aku hanya ingin berteman" Jimin menepuk jidatnya kesal. Gara-gara Ryuha ternyata.

"Aku ketus juga karena kau yang menolak waktu itu"

"Kan aku tidak tau. Waktu itu aku murid baru dan aku tidak tau, ternyata dia semenyebalkan itu. Kenapa kakak mengencani wanita gila seperti dia" dumel Aliya jengkel.

Bastrad Lawyer And Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang