Chapter 5

3.2K 346 3
                                    

Kematian menghantui Taeyong, dia tidak mau menemui kematian secepatnya saat ini. Dia bahagia dengan keluarga barunya ini maka dari itu dia akan mempertahankannya apapun cara yang harus dia lalui. Taeyong sedang memikirkan beragam skenario yang bisa dia pakai untuk bertahan, setidaknya sampai usia dewasa nanti. Namun tidak ada satupun yang muncul diotaknya, yang ada hanya mati, mati dan mati.

Baekhyun yang melihat putranya melamun segera memeluk Taeyong dan mengelus pipi chubby anaknya, "Jangan berpikiran aneh Yongie, tidak akan ada yang meninggalkan siapapun disini selagi Papa dan Jaejoong masih hidup. Karena itu papa membawamu kesini karena hanya Jaejoong yang bisa menahan ledakan Mana itu sayang."

Taeyong menatap Jaejoong penuh harap dan Jaejoong mengangguk menyetujuinya. "Dua hari lagi datanglah kembali karena kita akan memulai pelatihannya." Taeyong mengangguk semangat dan segera menyetujuinya, sebelum dia lupa bahwa itu tandanya dia akan sering bertemu Jaehyun.

" Taeyong mengangguk semangat dan segera menyetujuinya, sebelum dia lupa bahwa itu tandanya dia akan sering bertemu Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ditempat lain Yunho dan Jaehyun duduk berhadapan dengan secangkir teh dimasing-masing tangan mereka. Yunho yang menatap indahnya taman yang dirawat suami mungilnya dan Jaehyun yang menatap kosong udara.

"Kapan kau berniat naik ke posisi ini Jae? Ayah juga ingin istirahat dan menikmati masa tua yang indah dengan papamu." Ujar Yunho sembari menghela nafas, diumur Jaehyun yang sekarang sudah sewajarnya dia mengambil posisi ayahnya. Disaat anak-anak lain sedang sibuk melakukan perebutan kekuasaan hanya Jaehyun yang tidak tertarik dengan posisi itu.

"Jangan banyak mengeluh ayah, bahkan Guru Chanyeol masih menjadi Marquess saat ini."

"Itu karena dia tidak ingin membebani anaknya dan juga atasan anaknya yang sangat kurang ajar hingga dia jarang cuti." Ucap Yunho menyindir anaknya.

"Dia lambat wajar kalau saya keras."

"Apa ini karena Excaliburmu yang belum bangkit?" Jaehyun yang sedang menyeruput tehnya menghentikannya dan menatap ayahnya bengis.

"Tidak usah diperpanjang." Ketus Jaehyun.

"Ayah tidak mempermasalahkan itu Jae, kekuatanmu yang sekarang bahkan bisa menghancurkan satu negeri. Apa karena tetua sialan itu?"

"Terima kasih untuk tehnya ayah, saya kembali ke kamar dahulu." Jaehyun bangkit dari duduknya dan menunduk pada ayahnya lalu pergi dari taman itu sebelum ucapan ayahnya menghentikan dirinya.

"Pikirkan lagi ucapan ayah Jae, sebelum semuanya terlambat." Jaehyun tidak memperdulikannya dan meneruskan langkahnya, sedangkan Yunho sedang memikirkan kapan anaknya keluar dari kubangan tidak berguna itu.

---

Saat ini Taeyong sedang berada dikamarnya, sedang memilah surat-surat yang datang untuknya. Kebanyakan adalah surat lamaran dan sisanya undangan minum teh untuk menjalin pertemanan lebih dalam lagi. Yang membuat Taeyong malas adalah pengirim undangan ini mayoritas orang-orang berumur 30 tahun sedangkan dia baru berusia 15 tahun, dasar lelaki hidung belang.

"Yongie apa kau sibuk?" itu Johnny yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya dibalik pintu.

"Tidak kak, silahkan masuk." Johnny tersenyum dan mendekati adiknya lalu duduk diseberang adiknya. Melihat adiknya yang sedang bingung dengan surat-surat didepannya membuat dia ikut melihat surat itu.

"Surat lamaran? Tidak ini keluarga yang akan bangkrut sudah jelas dia hanya memanfaatkan koneksi Ayah nantinya." Ucap Johnny seraya membakar surat itu.

"Pria ini pernah tetangkap memiliki hutang yang sangat besar, tidak." Dia membakarnya kembali.

"Dia tukang judi, Dia mata-mata negeri seberang yang besok akan ku tangkap, dia pemabuk dan tidak terkira lagi berapa wanita dan sub-missive yang dikencaninya tentu saja tidak." Johnny langsung saja membakar semua surat-surat itu sambil tersenyum sedangkan Taeyong sang pemilik surat hanya bisa terbengong melihat tingkah kakaknya.

"Kak itu bahkan belum ku baca dan ku buka!" Protes Taeyong.

"Tidak perlu membuang tenaga untuk sesuatu yang tidak penting sayang."

"Tapi nanti jika aku melakukan pesta pendewasaan tidak akan ada yang menjadi pasanganku nanti!"

"Masih ada aku juga papa, atau Sir Kyuhyun kurasa tidak masalah. Kau terlalu cepat memikirkannya, bahkan pesta itu masih 2 tahun lagi. Untuk sekarang belajarlah dengan giat dan lakukan duel denganku." Johnny mengusak rambut adiknya sambil terkekeh melihat ekspresi merajuk adiknya, begitu menggemaskan sekali.

"Ya ya ya, jangan menangis jika nanti kau ku kalahkan kak!"

"Astaga adikku sedang merajuk, bagaimana kalau besok kita pergi ke kota mau? Aku dengar ada toko kue baru dibuka disana."

Taeyong membulatkan matanya, dan mengangguk dengan cepat. "Mau, mau! Tapi kakak tidak akan dipanggil Tuan Jaehyun lagikan?"

"Tidak, kakak sudah mengajukan cuti." Jawab Johnny dengan penuh senyum.

"Apa kakak juga mau menemaniku ke toko perhiasan? Saya mau memberi ayah hadiah."

"Tentu, kalau begitu istirahat sekarang dan abaikan semua surat surat tidak berguna itu Lay yang akan mengurusnya." Ucap Johnny sembari menggendong Taeyong menuju tempat tidurnya.

"Tidak kak, tugas dari Ayah saja sudah pasti menumpuk aku tidak ingin menambahkannya lagi."

Johnny terkekeh geli, "Itu sudah tugasnya Yongie, tidurlah manis tidak baik tidur terlalu larut apalagi kau masih bayi."

"Bayi? Apa kakak lupa aku sudah bisa mengalahkan sir Limji tadi?!"

"Kau tau mereka hanya mengalah padamu sayang. Sekarang tidurlah dan jangan bermimpi aneh."

"Ish iya! Selamat malam kak!"

"Malam adik cantikku." Johnny mengelus rambut adiknya dan berjalan keluar dari kamar Taeyong.

Sedangkan Jaehyun ditempat lain....

"Doyoung kemana Johnny? Kenapa laporan pemeriksaan distrik 8 belum ada dimejaku?"

"Tuan Johnny mengajukan cuti 3 hari tuan."

"Seret dia kemari."

"Maaf Tuan, Tuan Johnny mengancam akan membakar Pavilliun anda jika dia dipaksa masuk..."

"Johnny Devin Algeric akan ku skors kau masuk nanti!" sepertinya Doyoung bisa melihat kepulan asap dikepala Jaehyun. Mari kita dukung Tuan Muda kita ini agar bertahan terus.

TBC

Fam'Or Dictionary

Excalibur = Kekuatan Sword khas keluarga Dracvile.

Elixir = Kekuatan Healer khas keluarga Baixian.

Magis = Kekuatan elemen (Contoh: Magis Fire)

Mana = Energi Sihir.

----

Huhu maaf banget updatenya pendek, keenakan maraton manhwa ngehehe. Jangan lupa vote dan komen ya! Makasih sayang-sayangku~

-jw1709

Fam'Or | Jaeyong ✔Where stories live. Discover now