Penculikan

163 26 5
                                    

"Mana bayaran saya?" ujar Lucas tanpa basa-basi, orang yang ada di hadapannya itu memberikan amplop coklat tebal kepadanya.

"Yakin udah kamu bunuh?" Orang itu menarik kembali amplop nya, saat tangan Lucas sudah ingin mengambilnya.

"Anda meragukan saya?"

Orang itu diam, tatapan Lucas benar-benar meyakini dan tentu saja ia percaya. Karena Lucas ini pembunuh bayaran yang terkenal dengan kesadisannya, Lucas tidak akan memberi ampun sampai targetnya mati. Dan semua yang pernah menyewa Lucas untuk membunuh musuh, atau koleganya dapat di pastikan mereka puas dengan cara kerja Lucas.

"Ambil, dan urusan kita sudah selesai." orang berbaju jas hitam itu pergi meninggalkan Lucas.

Lucas membuka amplop tebal itu, memastikan jika di dalamnya tidak kurang. Dan setelahnya ia juga pergi meninggalkan tempat itu.

Berjalan keluar dari gang sempit, Lucas bersiul kecil. Dengan tangan dimasukkan kedalam kantong celananya. Ia ingin pergi ke bar terdekat dari sini, untuk menghabiskan uang yang ia dapati ini.

Namun belum juga sempat berjalan jauh, tiba-tiba saja Lucas di bekap dari belakang. Yang tentu saja ia mencoba memberontak, dengan menojok perut orang dibelakangnya itu.

"Sialan siapa lu?!"

"Cepat bawa dia ke mobil." dapat Lucas dengar seseorang memerintah, dan ia semakin di seret untuk masuk kedalam mobil.

"Kalo berani tunjukin mukamm--!!"

Lama kelamaan kesadaran Lucas mulai menipis, dan pandangannya pun mengelap. Sehingga membuatnya pingsan dan berhasil untuk orang-orang itu membawanya.

"Akhirnya pingsan juga nih anak!"

"Lu yakin kan dia cuma pingsan?" salah satu dari mereka nampak khawatir, dengan tangan mengecek nadi Lucas.

"Gue yakin lah, lagian orang kayak dia ngak mungkin mati cuma karena obat tidur ini."

"Bagus deh, kalo gitu cepet kendarain mobilnya bos pasti udah nunggu."

..

Lucas yang masih belum sadar dibawa di tempat yang bisa di katakan cukup jauh dari perkotaan. Orang-orang itu tentu kalian bisa menebaknya, mereka adalah anak buah yang di perintahkan oleh Kai untuk menculik Lucas.

Orang-orang itu menaruh Lucas ke kasur, iya benar Lucas di bawa ke dalam kamar dan di tinggalkan begitu saja setelahnya. Tugas mereka sudah selesai, dan langsung meninggalkan rumah besar itu.

Tak lama pula Lucas tersadar, ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Menoleh kesamping dan benar saja ia menemukan sosok laki-laki berbalut jas. Dan Lucas jelas tau siapa orang ini.

"Kau?!"

"Hai bertemu lagi kita." ucap orang itu, dan kini mendekat padanya.

"Jadi lu yang nyulik gue?!"

"Haha apa kamu merasa begitu?" tawa pria itu sekilas, dan membuat Lucas semakin kesal.

"Ini dimana gue mau pulang." Lucas beranjak dari kasur, lalu keluar dari kamar.

"Tidak semudah itu." Kai, ya orang itu adalah Kai. dengan santainya mengikuti Lucas yang tengah mencari jalan keluar.

"Sialan! Cepat kasih tau, gue harus pulang!!"

"Kamu tidak akan pernah pulang." Kai meremehkan, dengan santainya menghedikan bahunya.

"Maksud lu apa, lu mau gue bunuh?!"

"Menurutmu kamu bisa membunuh harimau yang udah jelas kamu sedang ada di kawasannya?" ucap Kai meremehkan ucapan Lucas.

"Lagipula aku tidak sebodoh itu melepaskan seseorang yang kapan saja bisa membunuhku." Kai menggalakkan Lucas begitu aja.

"Argghh! Tau gitu gue gak tolongin elu sialan!"

..

"Gimana, mau lu apain bocah itu?"

"Masih belum tau, tapi yang jelas gue gak akan biarin dia lepas dari pandangan gue."

"Lu seyakin itu kalo dia nurut dan nggak akan kabur?"

"Kalo dia kabur kalian semua akan mati! Lagian apa gunanya punya banyak bodyguard kalo jagain satu anak nggak becus." Kai natap tajam orang yang diajak lawan bicaranya itu.

Oh Sehun dia hanya menyentir kuda. Bisa dibilang Sehun adalah satu-satunya orang yang menjadi kepercayaan keluarga Kim. Selain itu Sehun juga sudah menjadi sahabat Kai sejak kecil. Jadi hanya Sehun orang yang paling mengetahui jahat buruknya keluarga Kim.

"Kalo dilihat-lihat dia manis tau Kai"

"Manis? Ck dia hanya pria bajingan yang hampir membunuh gue."

"Tapi kalo dia benar-benar bajingan dan mau bunuh elu, kenapa dia malah nolongin elu waktu itu? Harusnya itu kesempatan emas dia bisa gunain buat bunuh elu. Tapi nyatanya dia milih buat nolongin elu." ucapan Sehun, yang entah mengapa membuat Kai berpikir.

"Bener juga."

"Atau mungkin aja dia suka sama elu?" ceplos Sehun dengan wajah mengejek.

"Omong kosong, bisa aja dia ngelakuin hal itu karena tau gue Hyung nya Ten."

Sehun kali ini hanya mengangguk-angguk, karena apa yang di katakan Kai masuk akal juga.

"Ngomong-ngomong soal adek lu, Mark kapan pulang?" tanya Sehun lagi, Kai mulai menghela nafasnya kasar.

Mark adalah anak yang paling terakhir dari keluarga Kim, anak itu dulunya sangat manja pada orang tua serta kakak-kakaknya. Namun sekarang dia lebih memilih bersekolah di luar negeri, yang lebih tepatnya di Kanada. awal mulanya karna sang Appa mereka meninggal dibunuh oleh musuh dari dunia hitamnya. Dan Mark tau semua itu, apalagi Kai sekarang menggantikan sang Appa dalam dunia hitam.

"Lu tau, bencinya Mark ke gue karena nerusin bokap di dunia hitam ini. Dia makin gak terima setelah tau kematian Ten, bahkan sekarang dia gak akan pulang sampe gue berhenti dari dunia hitam ini."

"Gue yakin Mark masih belum ngerti apa-apa, lu yang sabar aja pasti suatu saat ntar Mark ngerti kok kenapa lu harus ngelakuin semua ini." Sehun nepuk-nepuk pundak Kai.

"Gue harap juga gitu"

"WOI SIALAN LEPASIN GUE!!"

Baik Kai dengan Sehun dibuat kaget oleh teriakan itu, lalu dengan cepat mereka berdua menghampiri suara tersebut.

"Diam jangan buat keributan!!"

"Lepasin gue, biarin gue pergi dari sini gue mohon!"

"Jangan harap."

"Sialan! GUE BILANG LEPASIN GUE!!" Teriakan Lucas, berhasil membuat amarah Kai semakin naik.

"Bawa dia ke kamar, dan kunci." perintahnya pada para bodyguard.

"APA LU GILA YA??"

"Gue gak mau, Lepasinn!!"

Lucas di seret begitu saja oleh para bodyguard Kai, dirinya tidak bisa melawan mengingat jumlahnya yang jelas ia kalah.

"Woy sialan lu botak! Jangan pegang-pegang pantat gue!!" teriakan Lucas yang entah mengapa membuat gelak tawa Sehun pecah.

"Hahah gilak, ajab bener tuh anak"

Tak lama habis itu sebuah dering telfon membuat tawa Sehun berhenti, dan dari raut wajahnya ada sesuatu yang terjadi.

"Lu kenapa?" tanya Kai saat Sehun selesai menelfon.

"Gawat Kai! Ada orang yang membakar gudang penyimpanan kita."

"Apa lu serius?"

"Lu pikir gue becanda di saat situasi begini"

"Suruh supir sapin mobil, kita cek kesana sekarang!"  Perintah Kai berjalan cepat dan di ikuti Sehun.

Love you to dearh Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu