prolog

12 3 1
                                    

Mengisahkan seorang gadis yang mudah naksir pada seseorang, sekalipun itu orang asing yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.

Naksir, naksir, ilang, lupa.

Siklus itu terus berulang. Sampai pada suatu ketika, orang yang dulu sempat ia taksir muncul kembali dengan tampilan yang sangat-sangat berubah.

Apakah ini pertanda?

###

Awan kelabu itu menggantung di atas sana, enggan meluapkan apa yang ada di dalamnya, padahal rakyat di bawah sudah harap-harap cemas agar hujan tidak segera turun. Jika hujan turun maka lalu lintas akan ramai padat, saluran air akan meluap, dan tentu saja Tari akan bolos kuliah.

Awal bulan September. Itu berarti perkuliahan sementer ganjil telah di mulai. Tari melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu gerbang timur kampusnya. Tangannya terangkat ke atas untuk menutupi bagian kepala yang sudah di tetesi rintik-rintik hujan.

Tidak sampai satu menit rintik hujan itu berganti hujan deras. Mau tidak mau akhirnya Tari melipir ke pinggiran gedung FISIP.

"Kenapa gak tunggu lagi 5 menit sih hujannya!" Gerutunya pada hujan.

Saat itu, tiba-tiba cahaya kilat terlihat dan disusul bunyi petir yang sangat keras. Refleks, Tari menutup kedua telinganya dan berjongkok. Perlahan suara isak tangis terdengar, teredam oleh berisiknya suara hujan.

Tari dan kelemahannya. Ia paling tidak menyukai suara petir, maka dari itu ketika hujan tiba, Tari akan bolos kuliah. Daripada ia harus mendengarkan suara petir dan kilatannya sambil menangis di dalam kelas.

Kilatan cahaya muncul kembali. Sambil terisak Tari bersiap untuk menutup kedua telinganya lagi, tapi satu benda menutupi kepalanya dari atas, seseorang menaruh jaket di atas kepalanya. Tari tidak langsung merespon, ia langsung memejamkan matanya saat bunyi petir terdengar.

Tari merasakan seseorang ikut berjongkok di sebelahnya. Dengan sisa energi yang ia punya, Tari bergeser ke kanan, menjauhi orang tersebut sebagai bentuk kewaspadaan. Ia tidak bisa melihat orang itu karena jaket yang menutupi kepalanya.

Orang itu tergelak. "Gue bukan orang jahat."

Tari diam. Otaknya tiba-tiba membeku.

"Tapi, gue kenal seseorang yang kayak lo. Nggak suka hujan dan suara petir," sambungnya.

"Hope you will get better soon."

Setelah itu, orang itu berdiri dan pergi dari samping Tari.

***


Holaaaa, bawa satu cerita lagi. Semoga suka yah maaci<3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dunia MentariWhere stories live. Discover now