Aladin > 34

1.9K 247 22
                                    

~~ All About Andin ~~

"Jadi ada apa Al, Ndin? Kenapa kalian pulang cepat?" Tanya Mama Nuri sesaat setelah mereka masuk dan kini sedang duduk di ruang keluarga. Sementara Bu Ani dan beberapa pekerja lain membantu membawa masuk seluruh barang bawaan.

"Andin hamil Ma, Al kaget pas disana ketahuan hamilnya. Apalagi jarak pantai ke rumah sakit itu cukup jauh." Jelas Al dengan binar bahagia.

"Serius kamu Al? Mama bakalan punya cucu lagi?" Pertanyaan Mama Nuri terlihat seperti orang yang kaget.

"Betul Ma,semenjak kami tiba disana, aku terasa pusing sama mual. Lalu aku coba testpack di malam satu bulan pernikahan, Alhamdulillah hasilnya garis dua" kini Andin yang menjelaskan pada mertuanya.

Sontak saja Mama Nuri memeluk anak dan menantunya, mengucapkan banyak terimakasih karena Andin dan Al memberikan kebahagiaan di keluarga Jarvis.

"Selamat ya kalian, jangan lupa Ndin kamu perhatikan kesehatan, jangan terlalu diforsir juga pekerjaannya" saran Mama Nuri sambil mengelus perut Andin.

"Terimakasih Ma" kata Al.

"Udah diperiksa belum cucu Mama ini?"

"Sudah Ma,karena Mas Al nggak sabar, akhirnya kita periksa disana. Katanya dia baru masuk 3 minggu" Andin menyerahkan hasil pemeriksaannya pada Mama Nuri.

"Yaampun kalian sudah betul-betul siap menjadi orang tua ya" canda Mama Nuri.

××××××××××××

Setelah mengobrol banyak hal selama di Lombok, Al dan Andin pun masuk kamar tepat pukul lima sore.

Andin bergegas menuju kamar mandi untuk mengisi bathub dengan air hangat, entahlah ia ingin merasakan relaksasi setelah perjalanan panjang. Cuaca yang dingin dan hujan rintik-rintik yang masih turun membuatnya semangatnya untuk memanjakan tubuh.

Sementara Aldebaran sedang mengecek handphone yang ia abaikan beberapa hari ini, mungkin membuka pemberitahuan dari kantor.

"Mas, aku mandi dulu ya." Andin mengambil handuk dan kemudian kembali menuju kamar mandi.

"Iya Ndin, jangan lama-lama terus di dalamnya hati-hati ya" kata Al sedikit kencang.

Tak lama kepala Andin pun melongok keluar pintu, "kayaknya lama deh Mas, soalnya aku mau berendam"

Mendengar itu semua membuat Al ingin menghampiri istrinya. Ia menyimpan handphone dan masuk juga ke kamar mandi.

"Apa Mas?" Tanya Andin yang mulai masuk ke dalam bathub setelah mencepol rambutnya.

"Saya mau masuk juga ya Ndin, rasanya badan saya pegal-pegal" kata Al dengan ekspresi yang memperlihatkan rasa pegalnya.

Andin mendengus pelan sambil tersenyum gemas, "Yaudah sini masuk aja" jawabnya singkat.

Aldebaran yang diberi lampu hijau pun segera membuka pakaian yang melekat di tubuh kekarnya. Tak lama ia pun bergabung dengan istrinya dan memposisikan diri di belakang tubuh Andin. Wanita itu langsung menyenderkan kepalanya dan terpejam, menikmati aroma sabun yang ia suka.

"Aku suka banget kalau berendam gini,rasanya pikiranku kembali tenang sambil menikmati tubuh yang direlaksasi" ucap Andin dengan kepala yang masih menyandar pada dada bidang Al.

Andin kini seperti diberikan backhug oleh Al, dijaga dari belakang dan suaminya itu sesekali mencium rambut juga tengkuknya yang terekspos jelas.

"Saya juga, dulu sebelum menikah sama kamu dan nggak punya tempat buat berbagi ya seperti ini. Pulang ngantor berendam sampai malam dengan air hangat, rasanya setelah itu seluruh beban jadi terasa sedikit berkurang"

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang