Takut

402 46 2
                                    

Suasana terasa begitu hening, walaupun tekanan atmosfer tidak terlihat tapi hal itu cukup membuat suasana begitu mencekam bagi beberapa orang yang ada.

Tadi Yuta baru saja menyampaikan beberapa tuntutan. Dia harus bisa menjerat orang itu dengan hukuman seberat-beratnya.

Dan sekarang mereka sedang mendengarkan pembelaan dari kuasa hukum tersangka yang masih saja ngotot bila kliennya tidak bersalah. Bila pun nanti dinyatakan bersalah mereka akan mengajukan banding dan menuntut keadilan.

Hal yang membuat Yuta ingin tertawa terbahak-bahak rasanya.

Yuta penasaran, berapa imbalan yang akan mereka terima hingga bisa berpikiran dapat membebaskan seseorang seperti Park Min Hwan?

"Saksi di persilahkan memasuki ruangan persidangan!" hakim ketua berkata lantang dengan suara yang begitu tegas sehingga membuat semua pasang mata yang ada di sana tertuju pada pintu khusus yang kembali terbuka dari dalam.

Tak berselang lama munculah seseorang dengan kemeja baby blue serta celana hitam berbahan satin. Itu Jaehyun. Lelaki itu menyisir rambutnya kesamping dan berjalan pasti dengan tegap dan tatapan tajam.

Sekilas netra onyxnya bersirobok dengan cokelat gelap milik terdakwa yang kebetulan saat itu sedang mengangkat wajah dan melihat kearahnya. Tetapi lelaki muda itu kembali menundukan wajahnya dan hanya diam setelah itu.

"Saudara Jung Jaehyun, silahkan duduk di tempat yang sudah disediakan."

"Terimakasih tuan hakim ketua." ia menundukan tubuhnya sebagai rasa hormat lalu duduk pada sebuah kursi lipat yang berada tidak jauh dari posisi podium milik Yuta dan seorang jaksa junior yang ditugaskan untuk membantu Yuta dalam kasus Jeno kali ini.

Karena biasanya lelaki berambut cokelat kemerahan itu akan selalu berduet dengan Jaehyun dalam setiap kasus yang mereka tangani.

"Sebelum saksi ahli membacakan nota nya, di persilahkan terdakwa untuk berdiri dari duduknya."

DOK!

Hakim ketua kembali mengetuk palu kayunya satu kali menandakan bila ia sudah memberikan titah mutlak.

Dan kembalilah Park Min Hwan menegakkan tubuhnya namun dengan kepala yang tetap menunduk dan tak mau menatap hakim ketua ataupun hakim anggota yang duduk di balik meja kebesarannya.

"Dan untuk saksi ahli silahkan berdiri dan bacakan nota anda."

"Terimakasih sebelumnya tuan hakim ketua." Jaehyun mengambil beberapa lebar kertas lalu mulai membacanya dalam hati.

Dia harus bisa membuat lelaki yang sudah menyengsarakan anaknya itu mendapatkan hukuman yang sangat berat. Harus!

"Ini semua berawal saat saya masih berstatus sebagai jaksa muda di kota. Dia-tersangka menemui saya pada suatu malam di pertengahan musim dingin, lalu..."

.
.
.
.

Taeyong langsung mematikan televisinya saat di dengarnya suara daun pintu yang bergerak pelan. Saat ia menoleh, di jumpainya Jeno yang sedang berjalan keluar kamar dengan gerakan sedikit sempoyongan serta wajah bantalnya.

Taeyong bangkit lalu berjalan menghampiri sang anak yang tengah mengelus tengkuknya. Dia mencoba untuk tersenyum dan meraih bahu itu dengan pelan.

"Jeno, bagaimana perasaanmu? Apa masih pusing?"

Jeno terlihat mengernyitkan wajahnya seraya menatap sang ibu. Agaknya dia sedikit bingung saat ini, karena seingatnya semalam dia masih berada di rumah sakit dan mendapatkan satu suntikan ditangan yang terasa begitu panas lalu setelah itu dia lupa apa yang sudah terjadi.

Wake Me Up || Sekuel SAVEМесто, где живут истории. Откройте их для себя