♯ 🌧 Visitor (Gizan-Ara)

273 7 7
                                    


Author notes: Maaf hibernasi beberapa hari, lagi sibuk jadi panitia lomba. Ini storynya agak gak jelas karena lagi mentok jadi semoga tetap enjoy akwowkwkwk.

AU: Royalty

Ship: Gizan-Ara

Enjoy!

.

.

.

Gizan sangat kesepian. Ayahnya tidak membiarkannya keluar, jika pun dibiarkan keluar pasti harus didampingi pengawalnya Dazan padahal Gizan sudah tidak memerlukan itu! Kasihan sekali dia harus menemani Gizan setiap keluar rumah.

Sebenarnya dia tidak sepenuhnya sendirian! Ada rival, sepupu, sekaligus temannya.. Akari yang berkunjung dan menemaninya bermain atau pun belajar karena dia mau menjadi ratu, dia orang yang tidak mudah menyerah.

Ayahnya terus menyuruhnya untuk belajar dan belajar terus supaya menjadi raja yang bijaksana, tetapi Gizan tidak mau menjadi Raja!

Terkadang dia berpikir kalau Akari lebih cocok menjadi Penguasa daripada dirinya karena punya ambisi belajar tetapi entah karena alasan apa Akari akan susah untuk menjadi Ratu hanya karena dia perempuan, memang susah ya hidup di negeri ini.

-

Entah kenapa hari ini cuaca tidak secerah seperti biasanya.

Gizan melihat Akari yang terlihat cemas melihat langit lalu dengan cepat dia beralih dari jendela ke jam yang ada di dinding.

"Cuacanya gelap.. Maaf Zan tapi aku harus segera pulang, aku tidak mau sampai kuda dari kereta kuda terpeleset! Sampai jumpa Zan!" Pamit Akari sebelum berlari keluar dan melewati koridor.

Lalu dia melirik ke jendela dan melihat temannya sudah bersiap siap menaiki kereta kudanya sambil melambai kepadanya lewat jendela walau tidak tahu kalau Akari melihat atau tidak.

Bagi orang baru ini terlihat membingungkan karena Akari bisa cepat sekali ke bawah tapi bagi yang sudah sering melihatnya seperti ini, hal ini adalah hal yang normal.

Yaa! Sekarang ia bisa ke kamarnya dan istirahat!

-

Sendirian sangat amat membosankan.

Istana ini juga sangat amat sepi dan memuakkan.

Saat ini dan detik ini, aku berharap ada seseorang yang membawanya pergi dari istana ini.

Tuhan, dewa, dewi, apapun itu tolong kabul kan lah permintaan ku! bukankah ini hal mudah yang bisa dikabulkan dengan cepa-

Seketika itu juga ada suara kaca pecah dari ruang depan, apakah itu hanya angin? Burung?? Pencuri??? Atau harapanku terkabul??!?! Jika iya, terimakasih sudah mengabulkannya!

Gizan beranjak dari kasur dengan semangat dan segera berlari ke asal suara, berharap keinginannya terkabul.

Saat sampai ke depan pintu ruang depan, ia langsung mendobraknya dan melihat ada seorang perempuan yang berdarah di lantai karena terkena pecahan kaca yang membuat Gizan panik! Dia memang ingin ada seseorang yang menemaninya tetapi tidak begini juga.

"ACK!" Jerit gadis itu saat Gizan mencoba menawarkan bantuan sambil mencoba berdiri, "Eh? Mau membantuku ya? Tidak perlu membantu, ini bisa sembuh sendiri tenang saja."

Tunggu sebentar... KENAPA ORANG INI BICARA DENGAN TENANG SETELAH MASUK DARI JENDELA ISTANA TANPA SEPENGETAHUAN ORANG LAIN?!?!?!

 "Sudah dulu ya, aku ada urusan disini." Gadis itu berjalan dengan santai padahal di depannya itu ada pangeran dari istana ini, bisa-bisanya!! Tapi gadis itu cantik jadi mungkin bisa dimaafkan, kata Akari yang kayak gini namanya 'Girlboss behaviour' Sambil berlagak kalau dia itu 'Girlboss' padahal dia setiap waktu tidak berhenti membicarakan laki-laki yang dia sukai.

"H-HEY! Tunggu dulu!" Teriakan Gizan membuat gadis itu berbalik lagi.

"Ada urusan apa kau kemari? JANGAN JANGAN KAU PENCURI!!" Tuduh Gizan padanya sambil menunjuknya dengan jari telunjuknya itu yang membuatnya diam seketika tertawa.

"Wah! Wah! Tenang dong! Aku kesini hanya untuk mengambil barang yang ketinggalan," Nada orang itu seperti mengejek padahal suaranya halus sekali.

"Barang ketinggalan? Kesini saja aku belum pernah melihatmu, jangan sampai aku memanggil pengawal!" Jawab Gizan yang sedang mengintrogasinya, jangan sampai tertipu hanya karena dia perempuan cantik!

"Pertama, maaf sudah tidak sopan karena masuk ke dalam istana tidak masuk gerbang depan dan memecahkan kaca," Akhirnya dia meminta maaf.

"Kedua! Namaku Ara! Aku adalah tangan kanan nona Akari yang diperintahkan mengambil kalungnya yang ketinggalan karena kecerobohannya dan kemalasannya." Jelas Ara yang agak mengejek majikannya, apakah itu diperbolehkan? Tapi Gizan setuju dengannya.

"Kalung? Oh ya! Tadi dia melepas kalungnya saat sesi pelajaran memanah bersamaku, kau hanya perlu mengambilnya di kotak yang ada di dekat rak di lorong." Gizan mencoba membantu Ara supaya urusannya cepat.

"Wah terima kasih atas bantuannya! Aku izin mengambil dahulu ya," Orang itu segera keluar lalu dengan cepat mengambil kotak yang dimaksud dan kembali dengan cepat, apakah ini yang dimaksud bawahan cerminan majikan?

"Aku balik dulu ya pangeran! Maaf tadi tidak salam dan memperkenalkan diri terlebih dahulu, aku malas," Sepertinya pepatah tadi benar kalau orang ini cerminan orang yang dilayaninya.

"Tunggu dulu!" Gizan menghentikan Ara dan dia berbalik, sepertinya suaranya mulai habis karena sedari tadi meneriakinya.

"Kalau Akari datang kesini lagi, bisa kau minta padanya untuk kau ikut? Ini adalah perintah!" Gizan ingin menemuinya lagi, Ara adalah gadis yang menarik baginya.

Ara hanya bisa tersenyum lalu menjawab "Baik." dan pergi hanya dengan melompat dari jendela lagi, tapi Gizan yakin dia akan baik-baik saja karena dia mempercayainya.

Ah.

Sekarang dia sendirian lagi.

Tapi tidak apa! Dazan pasti bisa menemaninya walau tidak bisa berbicara dan selalu ada lain waktu!

Semoga lain waktu yang ku maksud itu datang secepatnya.

YTMCI OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang