TIGA BELAS🌻

691 49 3
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Waktu berputar tanpa henti dan berlalu begitu saja, setelah pembelajaran selesai seluruh santri dan santriwati kembali ke kobong untuk beristirahat sejenak. Dhira termenung dan berdiam diri di mesjid, ntah mengapa dirinya sangat nyaman jika berada di sini. Banyak orang yang berlalu lelang keluar masuk mesjid pesantren, kini dirinya hanya sendiri. Ketiga temannya itu pun tidak tau keberadaan Dhira, hari ini dia sangat merindukan Ummi dan Abahnya.

Tak terasa cairan menetes di kedua mata Dhira, gadis itu sudah berkaca-kaca. Biasanya dia akan bertemu dengan Ummi dan Abahnya setiap hari, tetapi kali ini hanya setiap bulan atau minggu saja.

Suara langkah kaki berjalan menghampiri Dhira, gadis itu segera menepis air matanya itu. Dia mendongak untuk mencari tau siapa wanita itu? Saat Dhira tatap, itu adalah Ning Syariffah. Ning Syariffah menatap Dhira sambil tersenyum.

"Assalamualaikum Dhira."

"Wa'alaikumussalam Ning Syariffah."

"Oiya Dhira, ummi menyuruh kamu untuk ke ndalem sekarang. Ada beberapa hal yang ingin ummi katakan kepada kamu," jelasnya.

"Baik Ning, nanti Dhira ke ndalem."

Ning Syarifah mengangguk dan dia permisi untuk kembali ke ndalem.

Tumben sekali Dhira di panggil ke ndalem, ada apa?

•🌻•

Setelah selesai menyimpan sajadah dan mukena ke dalam kobong, dirinya langsung bergegas pergi ke ndalem. Ketiga temannya sedang tidak berada di kobong, jadi Dhira tidak memberi tau kepada mereka bahwa dirinya akan ke ndalem.

Selama di perjalanan akan ke ndalem, Dhira memperhatikan seorang pria yang kini sedang berada di depan mesjid. Itu adalah Gus Ibnu dan Gus Akbar, mereka berdua sedang asik mengobrol. Tatapan Dhira tak lepas dari seseorang yang kini sedang memakai peci hitam dan gamis berwarna abu-abu, itu adalah Gus Akbar. Jika jujur meskipun pria itu dingin dan cuek, tetapi kenapa hatinya selalu berdebar-debar saat melihat kehadiran Gus Ibnu.

Gus Ibnu yang melihat sosok wanita yang kini sedang berjalan di lapangan pun langsung beralih kepada gadis itu, tatapan yang dingin dan mata elang yang tajam mengintimidasi mengapa gadis itu terus saja menatap dirinya.

"Ya Allah jantung gue hampir copot kalau lihat tuh orang," batin Dhira.

Brukk

Karena berjalan tak melihat kedepan, tiba-tiba Dhira menabrak pagar pembatas. Alhasil dirinya kaget dan langsung jatuh.

"Aduh siapa sih yang hadang jalan gue," murka Dhira.

Gus Ibnu dan Gus Akbar yang sedang asik mengobrol mendengar orang yang jatuh, untung saja hanya mereka berdua yang melihat kalau tidak auto malu tuh Dhira. Gus Ibnu yang memperhatikan Dhira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tak menghiraukan tatapan gadis itu dan keduanya langsung menghampiri Dhira.

"Innalillahi Dhira, kenapa bisa jatuh begini?" tanya Gus Akbar.

"Lain kali kalau jalan hati-hati, untung saja kamu tidak jatuh ke dalam lobang itu," ledek Gus Ibnu sambil menahan tawanya.

"Ishh diem kamu, orang lagi jatuh juga bukannya tolongin malah di ketawain."

"Tolong gimana? Bukan mahram kan, biarkan saja dia bangun sendiri."

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Where stories live. Discover now