23. Pada Setiap Musim Panas di Dermaga

7 2 0
                                    

Pada setiap musim panas di dermaga
Biru matanya justru terlihat lebih memesona
Lebih menyejukkan dari pada seluruh samudera
Lalu, senyumnya yang lebar seolah menyentuh kedalaman jiwa
Jiwaku yang menghitam ratusan tahun lamanya

Pada setiap musim panas di dermaga
Kunanti dia rindu membara
Wajah bersisikku barangkali merona
Jiwa kelamku untuk pertama kalinya disentuh cahaya
Oleh pemuda bernetra sebiru segara
Meski senyumnya terkesan jumawa
Tetapi, hatinya baik tiada Tara

Pada setiap musim panas di dermaga
Di permukaan laut kuperhatikan dia dengan seksama
Memahaminya meski tanpa kata
Tanpa sapa
Tanpa saling bertukar bahasa
Aku memahaminya melalui setiap gerak tertata
Dari setiap tutur lembutnya pada siapa saja
Dari setiap senyum luhurnya
Dan, tahu-tahu ia telah mencuri jiwa  penuh nestapa
Dan, tahu-tahu ia telah memenuhi benak kelamku lewat memori parasnya

Pada setiap musim panas di dermaga
Aku jatuh cinta
Pada manusia berkulit merah merona
Pada tawa tanpa pamrih yang membahana
Pada mata seindah samudera
Diam-diam, aku jatuh cinta
Pada manusia fana dengan segala kelemahannya
Pada semua ketidaksempurnaan fisiknya
Pada kemudahan takluknya pada suaraku yang berbahaya
Betapa nyata, jika dunia kami berbeda

Pada setiap musim panas di dermaga
Kusadari hatiku telap patah menjadi dua
Sang pemuda jelas-jelas tak tergapai asa










Pontianak, 24 Agustus 2022, pukul 20.36 WIb

Spooctober RhymesWhere stories live. Discover now