3 - Miss You, Mom & Dad

78.7K 2.8K 28
                                    

Evans dan Kiara kini sedang berada di salah satu toko pakaian. Setelah perdebatan panjang, akhirnya Kiara menuruti permintaan Evans untuk membelikannya baju. Bagaimanapun, dia tidak mungkin hanya mengenakan satu pasang baju itu setiap hari. Ia tidak mungkin juga mengenakan baju Evans terus meskipun pria baik hati tidak mempermasalahkannya sama sekali.

"Ambil saja mana yang kau inginkan. Kali ini kakak akan membayarnya berapapun. Anggap saja ini bonus dari pekerjaanmu yang luar biasa," jelas Evans saat mereka memasuki toko pakaian itu.

Kiara melangkahkan kakinya ragu, tapi ia tepis kemudian keraguannya. Evans tidak akan memintanya membayar itu kembali. Ia sudah mengenak sosok bosnya itu. "Makasih, kak," balasnya dengan senyum.

Beruntung juga hari ini kuliah siang, dia bisa membeli baju dulu sebelum ke kampus. Ia memilih beberapa potong pakaian yang dia suka. Tetapi tetap saja dia melihat harganya terlebih dahulu. Jika baju itu mahal, ia tidak akan mengambilnya.

Terkumpul sudah beberapa potong pakaian pilihan Kiara. Kebanyakan pilihannya adalah kemeja agar bisa digunakan ke kampus. Hanya sedikit kaos yang diambilnya.

"Kenapa hanya sedikit? Kau yakin sudah cukup?" tanya Evans saat Kiara membawa semua baju pilihannya ke kasir untuk dibayar.

Kiara mengangguk. Sudah cukup menurutnya. Lima potong kemeja yang akan bisa dia gunakan bergantian selama seminggu untuk ke kampus, tiga potong kaos untuk dipakai di rumah, dua jeans dan tiga celana pendek. Beberapa pakaian dalam, itu yang penting.

Evans kembali menyeret Kiara menjauhi kasir setelah meminta wanita berseragam hitam itu untuk menunggu. "Ambil saja sebanyak yang kau mau, tidak perlu memikirkan harganya," perintahnya lagi.

"Sini kakak bantu," kata Evans menarik tangan gadis itu mendekati rak-rak pakaian tempatnya tadi memilih. Evans memilah-milah kemeja yang digantung. "Bagaimana dengan yang ini, sepertinya sangat pas untukmu," katanya menempelkan satu kemeja bermotif bunga-bunga di bagian depan tubuh Kiara. Kemudian memaksa tangan Kiara untuk memegangnya sebelum dia memilah kemeja lainnya.

Demikian juga yang dia lakukan ketika berada di rak kaos dan baju rumahan. Mengambil beberapa jeans lagi setelah menanyakan ukuran Kiara. Dan juga dua pasang flatshoes, saat Evans menyadari Kiara tidak mempunyai sepatu untuk digunakan ke kampus siang nanti. Saat ini dia hanya menggunakan sandal rumahan.

Keduanya kembali dengan tangan Kiara yang penuh dengan baju-baju pilihan Evans. Ketika pria ini berbaik hati, dia sama sekali tidak punya daya untuk menolaknya. Alhasil, jadilah belanjaannya menggunung seperti itu.

"Cepatlah berganti pakaian. Kau harus bekerja bukan pagi ini?" perintah Evans saat mereka tiba di cafe.

Kiara mengangguk, membawakan semua belanjaannya ke kamar tempat dia tidur. Turun dengan cepat ke loker dan mengganti seragamnya. Ini masih jam sebelas pagi, yang berarti dia masih punya waktu tiga jam untuk bekerja sebelum berangkat ke kampus.

Tadi pagi-pagi sekali, teman-temannya pelayan di cafe sudah mendengar cerita tentangnya yang kabur dari rumah. Ia terkpaksa menceritakannya karena semuanya pada ingin tahu saat melihat Kiara turun dari lantai dua yang mereka sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki ke sana dan tidak tau menau tentang apa yang ada di sana. Tebakan mereka itu hanya ruang kerja Evans, bos mereka saja.

Kiara mengambil satu kemeja yang dia beli tadi dan segera memakainya. Ia harus buru-buru jika tidak ingin terlambat.

"Hei, ada angin apa kau berubah penampilan? Kau baru memenangkan lotre? Dan kau juga lebih cepat sepuluh menit dari biasanya," goda Joanna saat melihat Kiara tiba dengan penampilan barunya. Eh, bukan. Dengan baju barunya. Karena gayanya masih sama seperti Kiara yang biasanya. No make up dan rambut dicepol.

Perfect Two (COMPLETED)Where stories live. Discover now