Chapter 2 : Mengasumsikan Peran Karakter Sampingan di Sekolah!

64 6 0
                                    


Aku sudah berusia lima belas tahun dan mulai bersekolah di Akademi Midgar Ksatria Sihir di ibukota kerajaan. Akademi ini dikenal sebagai yang terbaik dari sekolah-sekolah di dunia dan tempat berkumpulnya para ksatria berbakat tidak hanya dari negara ini tetapi juga dari seluruh dunia. Aku menjaga nilai-nilaiku pada tingkat yang biasa-biasa saja agar bisa berbaur dengan kerumunan dan mengincar protagonis impianku.

Salah satunya adalah Putri Alexia Midgar, orang paling penting dari segalanya.

Jujur saja, bahkan seekor simpanse pun akan tahu kalau dia berada di tingkat teratas.

Kudengar ada seorang ultra terkenal super kuat yang sangat terkenal bernama Putri Iris Midgar, tapi dia sudah lulus, aku kecewa.

Bagaimanapun, akanku pastikan diatahu kalau aku akan membuka event spesial dengan Putri Alexia...er, maksudku, hukumanku karena kalah dalam sebuah game. Iya, benar sekali. Aku harus menerima hukuman lama, yaitu menyatakan cinta pada seorang gadis.

Hal tersebut kemudian membawa kita ke atap sekolah. Aku menghadap Putri Alexia dari kejauhan.

Rambut platinumnya tergerai lurus di bahunya, dan mata merahnya berbentuk mirip almond dan, um, cantik? Lalu dia terlihat cuek banget dengan wajahnya yang sempurna. Dia udah kayak, ehm paham aku, Dia sangat menawan, terserahlah.

Aku benci mengatakan ini, tapi aku lelah dengan wanita cantik, makasih banget buat Alpha dan yang lainnya. Aku lebih suka sentuhan jelek sedikit. Itu membuatmu unik tahu.

Lagi pula, aku bukan satu-satunya penantang nekat yang mengincar Alexia. Sudah dua bulan sejak dimulainya sekolah, dan lebih dari seratus cecunguk tolol mencoba memenangkan hatinya.

Dan mereka semua dibalas dengan satu kalimat pahit: "Aku nggak tertarik."

Aku paham. Kurasa dia sudah punya pernikahan politik atau semacamnya yang sudah disiapkan untuknya ketika dia lulus. Aku yakin dia mencoba untuk bilang kalau dia tidak punya waktu untuk terlibat dalam permainan anak-anak.

Katanya, para siswa bangsawan yang jatuh cinta padanya punya nasib yang sama—pernikahan politik dan sebagainya. Tapi kupikir justru karena itulah mereka ingin bersenang-senang selagi masih bersekolah.

Yah, nggak penting juga sih. Pada akhirnya, itu hanyalah hiburan bagi mereka yang tidak tahu apa-apa tentang dunia bayangan.

Dan tugasku sebagai karakter mob untuk bergabung dalam sandiwara ini. Ditolak secara mentah-mentah oleh gadis paling populer di sekolah? Memang itulah peran yang pas untuk seorang mob seperti ku. Jika aku bisa melewati pertunjukan ini dan memainkan peran sebagai pecundang sejati, aku akan mencapai cita-citaku dan selangkah lagi untuk menjadi kekuatan dalam bayangan.

Aku begadang semalaman untuk mempersiapkan momen ini. Apa yang harus kukatakan? Bagaimana cara aku menyatakan cinta padanya...? Ini akan menjadi pengakuan terhebat oleh karakter mob sepanjang masa.

Memilih kata-kata yang tepat sudah pasti. Tapi aku melangkah lebih jauh dengan bereksperimen dengan irama, nada, dan vibrato. Akhirnya aku menguasai pengakuan yang paling utama.

Hari ini, tepat disini, aku berdiri di medan perang sekali seumur hidup.

Siap untuk bertarung.

Ini adalah pertarungan penting untuk karakter mob sepertiku.

Tentu saja, kekuatan dalam bayangan punya cara bertarungnya sendiri, tapi bertarung sebagai karakter mob menciptakan ciri khasnya sendiri.

Artinya, aku akan mengeluarkan semua kemampuanku sebagai karakter sampingan.

The Eminence In SHADOW [ LN ]Where stories live. Discover now