prolog

1K 52 2
                                    

"hiks...hiks.. tega kamu Sa!" Seorang gadis yang bernama Livia Arsya menangis terisak di kamarnya sendirian, ia menangisi suaminya yang tega bermain di belakangnya.

memangnya ia kurang apa? padahal ia sudah melakukan banyak hal untuk suaminya, ia merubah semua yang ia suka menjadi tipe ideal suaminya demi mendapatkan perhatian dan respon dari suaminya. bahkan ia rela menjadi murahan di depan suaminya agar mendapatkan perhatian dari suaminya, tapi apa respon suaminya? malah memaki makinya dan menamparnya. Livia juga sudah cinta mati dengan suaminya.

umur pernikahan nya yang lumayan, 5 tahun menjadi sia sia begitu saja. apa gunanya? hanya Livia yang mempertahankan pernikahannya, sementara lelaki itu hanya acuh dan tidak memperdulikannya, bahkan Livia selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, Yaitu Arsatya Pratama. lelaki tempramental dan arogan yang berasal dari keluarga terpandang, memimpin perusahaan besar dan raksasa milik keluarga Pratama. Satya dijodohkan oleh orangtua nya sendiri karena permintaan kedua orangtua Livia sebelum orangtua Livia meninggal, lantas mereka pun menikah dan hidup bersama. Livia sudah merasakan ketidaksukaan dan kebencian Satya terhadapnya, cowok itu terlalu dingin dan cuek untuk didekati.

bahkan untuk malam pertama saja laki laki itu langsung pergi ke kantor tanpa mempedulikan Livia disana. setiap hari Satya jarang pulang bahkan tidak pernah pulang, sepertinya laki laki itu lebih memilih menghabiskan waktunya dengan pekerjaannya dibandingkan istrinya dirumah.

tapi Livia pantang menyerah, ia tetap berusaha mendekati laki laki itu walaupun berujung mendapat caci makian tak pantas dan tamparan, bahkan pukulan.

berbulan bulan berganti, tiap malam dan siang telah dilewati, namun rumah tangga Livia masih seperti itu saja, hambar dan tidak ada keharmonisan sama sekali. tapi Livia berusaha menghidupkan suasana rumah tangga ini menjadi hangat dan harmonis, ia kira mudah, ternyata Tak Segampang Itu.

flashback...

Tok!
Tok!

"Arsa, boleh aku masuk??" Panggil Livia diluar kamar Satya, namun tidak ada sahutan.

Tok!
Tok!
Tok!

"Arsa??? halooo??" Panggilnya lagi, tidak disahut juga. akhirnya Livia membuka knop pintu kamar Satya perlahan, eh?? tidak dikunci ternyata
Livia masuk kedalam kamar laki laki itu, dan betapa terkejutnya ia. melihat banyak kertas berserakan, botol alkohol dan wine berserakan juga, begitu pula dengan kasurnya (?)
Livia pun menghela nafasnya pelan, ia segera membersihkan kamar yang berantakan dan kotor itu. tapi disaat ia mengambil kertas yang sudah remuk remuk itu, ia melihat tulisan yang sepertinya bersangkut paut dengannya. ia pun membuka kertas itu dan-

deg!

jantung Livia terasa berhenti seketika, ia tak percaya ini. tulisan di sebuah lembaran kalender bulan dimana hari pernikahannya yang ke 6, yaitu bulan September. apalagi kalender itu di gabung dengan foto dirinya yang sudah di coret coret dengan spidol warna merah gelap. tulisan itu banyak mengandung kata kata tak senonoh yang Satya tuliskan untuk Livia.=

"DI TANGGAL INI, BULAN INI, GUE BAKAL CERAI IN  DIA DI HIDUP GUE ! GUE GAAKAN BIARIN JALANG INI TERUS TINGGAL DIRUMAH GUE! DIA CUMA HAMA DI KELUARGA GUE! PENGGANGGU! PENGHANCUR HUBUNGAN GUE SAMA REINA! BANGSATT"

Livia melihat album foto kecil yang menarik perhatian nya dari tadi, ia pun segera mengambil album foto itu dan membukanya, ternyata album foto itu adalah kumpulan foto Satya bersama Reina itu, mereka makan bersama, liburan bersama, merayakan ulangtahun Satya maupun Reina sendiri. bahkan mereka.. berciuman dan melakukan skinship.

airmata Livia luruh begitu saja, perasaan sesak dan sakit di dadanya hinggap, semurahan itu kah ia di mata Satya? selama 5 tahun perjuangannya di remehkan begitu saja oleh Satya, dan Satya malah sibuk memadu kasih dengan wanitanya. bukan ia, tapi Reina. dengan lemas ia segera membersihkan kamar Satya, dan pergi meninggalkan kamar Satya yang sudah rapih dan bersih itu.
flashback off..

Livia meremas lembaran kalender itu kuat, matanya yang menatap tajam foto pernikahannya dengan airmata yang turun terus, perjuangan 5 tahun ini ia hanya mendapatkan caci maki, ketidakpedulian, dendam, kekerasan fisik, dan perselingkuhan dari suaminya itu.

'aku capek Sa, mertahanin rumah tangga di atas kertas begini. aku mau nyerah, aku udah ga tahan lagi sama kamu, aku mau jadi diri aku lagi, aku mau berubah seperti aku yang dulu.'

lalu ia bangkit dari duduk nya dan menghampiri foto pernikahan itu yang terpajang di kamarnya. ya, kamar Satya dan Livia terpisah. laki laki itu yang memberinya peraturan disaat hari pernikahannya.
Livia mengelus foto itu perlahan, lalu mengingat di sesi foto pernikahannya, hanya ia saja yang tersenyum, sedangkan Satya hanya menunjukkan raut wajah datarnya.

"makasih untuk 5 tahun ini, aku janji bakal tepatin janji kamu dan menjauh dari kamu. maaf telah menjadi pengganggu hubungan kalian." Livia mencopot foto pernikahannya dari dinding, lalu menyimpannya di lemarinya.

asal kalian tahu, di rumah ini tidak boleh ada foto pernikahan sama sekali, baik dipajang maupun di letakkan di meja. Livia pernah memasangnya beberapa kali, tapi Satya selalu membanting figura itu dan merobek fotonya, ia membentak marah ke Livia. jadi, foto yang terpajang di kamar Livia adalah foto terakhir dan foto satu satunya yang ada. sang kameramen yang memotret mereka telah menghapus file foto itu karna paksaan Satya.

Livia menarik nafasnya, lalu membuangnya dengan pelan. "kali ini aku ingin egois, aku hanya mau kebahagiaan. dan lepas dari semua kesengsaraan yang dia ciptakan untukku. aku mohon padamu Tuhan.." Livia pun merebahkan tubuhnya di kasur, lalu memilih menutup matanya untuk melepas lelah.

entah apa yang Tuhan berikan untuk Livia esok, mungkin gadis itu akan diberi jalan keluar oleh seseorang?

💋💋💋

Fake Married [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang