- IV -

1K 98 4
                                    

Keesokan harinya.

"SANJI! MAKANAN!" Teriakan yang dapat didengar seluruh penjuru sekolah berasal dari anak berambut gelap, berbekas luka di bawah mata bagian kirinya, tak lupa topi jerami yang terkalung ke belakang tubuhnya, "Berisik! Gak usah ngerusuh!" Sahut Usopp yang mulai mendekati Luffy, anak dengan topi jerami tadi, "Mana Sanji? SANJI~" Teriakan bernada kembali berlanjut karena yang dipanggil tak kunjung juga datang, "Dia lagi kumpul ekskul soal persiapan festival budaya bulan depan" jelas Usopp, Luffy menghembuskan nafasnya kasar, lemah lesu seketika meradang mendengar Sanji yang sedang sibuk, "Sop, Laper" rengek Luffy dengan lengan yang sudah terkalung di leher Usopp, "Iya tau, Sanji udah nitipin ke gua. Tuh bekalnya di atas mej-"

"YAHOOO BEKALL SANJI! HARUMNYA! CANTIKNYA! LEZAT TAMPAKNYA! HMMM" pekik Luffy dengan saliva yang mulai deras mengalir di ujung bibirnya. Luffy sudah tak tahan dengan godaan masakan Sanji yang sedari dulu menjadi favoritnya.

"Sanji lagi aneh tau" gumam Usopp, Luffy yang terkejut seketika tersedak, "SANJI KENAPA?!" teriaknya seakan meminta kejelasan dari pernyataan Usopp barusan, "Dia jadi pendiem gitu, kalo ditanya jawaban singkat, padat, jelas, gak biasanya gitu. Malah kadang ga ngejawab, bikin kesel jadinya" Luffy menyuap makanan sembari menyimak penjelasan Usopp tentang gelagat Sanji beberapa hari itu, "Masa, Nami dianggurin? Biasanya juga dia berubah jadi cacing kepanasan kan kalo ketemu Nami atau cewe-cewe lain?" Luffy menghentikan kunyahannya seakan menyadari keanehan temannya yang satu itu memang patut dikhawatirkan, "Kenapa yak? Waktu mau ke kantin juga dia gamau duduk bareng gua ama si Zor-" Luffy berjalan keluar meninggalkan Usopp yang sedang berbicara, tak lupa membawa kotak bekal Sanji. "Tinggal aja terus, bangke banget punya temen" Usopp semakin merasakan frustrasi.

Sorenya pada hari itu.

Zoro tengah latihan keterampilan Kendonya. Sebenarnya, kegiatan ekskul sudah bubar sejak 30 menit yang lalu. Namun, Zoro meminta latihan mandiri saat itu. Walau pelatih memintanya untuk pulang dan kembali istirahat tetapi rasa tak puas dan tak sabaran kembali berkunjung ke dalam hidup Zoro hingga yang berada di pikirannya saat ini adalah, "Latihan! gua perlu peningkatan"

Cklek. Suara pintu ruang olahraga terbuka. Zoro tidak mengindahkan orang yang masuk dan mulai berjalan mendekatinya itu. Sebuah botol disodorkan ke depan wajahnya. Botol berisi susu coklat menghalangi pemandangan Zoro sekarang, tetapi pemilik tangan yang menyodorkan botol itu bukanlah tangan yang ia tunggu. "Biar makin pol, latihannya sambil minum ini hihi" Seorang gadis asing tersenyum di sebelah Zoro, "Kemaren ada cup kertas besar yang isinya susu coklat, aku pikir itu bekas kamu. Jadi aku bikinin deh spesial buat kamu coklat hari ini" Dengan ramah gadis itu melanjutkan tuturannya, "Ga perlu, makasih" Jawab Zoro yang kembali mengayunkan shinainya dengan fokus. Tanpa di sadari, sepasang telinga tengah mendengar percakapan Zoro dengan gadis itu di balik pintu ruang olahraga. Tangannya menggenggam keras botol yang berisi jus jeruk. Tapi tenang, ga sampe tumpah-tumpah kok. Ga mungkin dia tega buang-buang makanan/minuman gitu aja. "Gausah malu-malu. Aku buatin bukan ada maksud lain kok. biar kamu semangat aja latihannya" Itu kalimat terakhir yang didengar orang di balik pintu sebelum melangkah menjauhi ruangan itu sambil menenggak habis jus jeruk itu dan berniat pulang.

"Gua bilang gak perlu"

Zoro tetap menolak penawaran gadis itu, "Kenapa? Kemaren kan kamu minum itu? Kok giliran aku yang bikin kamu ga mau?" Cemberut dengan kedua pipi dikembungkan, gadis itu berusaha berperan menjadi tupai yang tengah penuh mulutnya dengan kacang. Ceritanya ingin bersikap imut. "Gua ga perlu dari lu, ada orang lain yang gua tungguin. Jadi, itu minuman lu minum aja, gua ga perlu, makasih" Jelas Zoro agar gadis itu tidak perlu repot karena sebenarnya ia sedang menunggu seseorang.

Gadis itu terlihat lebih geram mendengar jawaban Zoro, "Capek-capek loh aku bikin. Gausah sok deh!" Zoro yang mendengar itu mulai kesal, "Siapa yang minta lo bikinin? Gua ga merasa nyuruh!" jelas Zoro yang tak kalah kesal, "Nungguin siapa sih? pacar kan Lu ga punya!" Bentak gadis itu, "Emang yang begituan harus dari pacar doang?" Pertanyaan itu berhasil membungkam bibir lemes gadis itu, "Kan bisa juga dari calon cemewew" Cengengesan, Zoro menampilkan senyuman aneh di wajahnya membuat gadis itu bergidik karena aneh melihat wajah Zoro yang tersenyum bahagia tetapi tidak meninggalkan kesan mengerikannya. Seperti preman yang baru saja mendapatkan uang melimpah dari mangsanya.

٩(ˊᗜˋ*)و

Jadi-jadian | zosan lokal AuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang