3. Big bro (2)

1.1K 86 2
                                    

Jaemin sungguh menyayangi Jisung. Tentu saja, mereka bersaudara. Dan Jaemin juga yakin, Jisung pun memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

Terlepas dari semua perubahan aneh yang terjadi, Jisung pasti masih menyayanginya, sama besarnya seperti dulu. Ini hanya persoalan keadaan. Jisung yang sudah beranjak remaja, mungkin saja dia sudah memiliki perempuan yang dia suka, sehingga perasaan 'tidak mau dianggap anak kecil' mulai muncul.

Na Jaemin sendiri juga sedang sibuk dengan urusan tugas perkuliahannya yang semakin tidak masuk akal. Ya, benar. Jadi dia harus mengerti.

"Ji, Ayah bilang akan pulang bulan depan." Jaemin berkata sembari ikut duduk di sofa, di samping Jisung yang sedang berkutat dengan MacBook miliknya. Sepertinya sedang mengerjakan tugas sekolah.

"Ngerjain tugas apa?" tanya Jaemin kemudian.

"Ilmu Sosial, tentang hubungan sosial kemasyarakatan."

Jaemin meng-oh paham. "Terus, tugasnya suruh ngapain?"

"Kasih contoh hubungan sosial dalam masyarakat. Kayak keluarga, teman bermain, juga lingkungan masyarakat. Kita disuruh buat contoh konfliknya, untuk didiskusikan di kelas tentang bagaimana cara penyelesaian yang baik," papar Jisung dengan tetap fokus mengetik.

Ah, Jaemin ingat dulu dia juga pernah mendapat tugas itu. "Wah, aku jadi inget dulu deh."

Jisung nampak tertarik, dia menggulir netranya ke arah sang kakak. "Terus, kakak kasih contoh konflik apa untuk adik dan kakak?" tanyanya.

Jaemin memutar bola matanya ke atas, tengah berusaha mengingat kembali saat itu. Mulutnya membuka. Kebiasaan Na Jaemin ketika sedang berpikir atau berusaha mengingat sesuatu. Sangat menggemaskan di mata Jisung, hingga tanpa sadar dia tertawa gemas.

Jaemin menoleh, "kenapa ketawa?" katanya.

Jisung semakin tertawa gemas sebab raut wajah menggemaskan kakaknya masih terpatri dalam bayang ingatannya.

"Ih! Kok malah makin ketawa?" Jaemin sedikitnya merasa sebal karena merasa sedang ditertawakan. "Apa sih? Ada yang lucu?"

Jisung mengangguk berulang kali sembari terus tertawa. "Kakak yang lucu. Gemes banget kalo lagi mikir gitu," lontarnya.

Aneh. Itu hanya pernyataan biasa bukan? Tapi kenapa Jaemin merasa tersipu? Apa-apaan ini? Apa yang terjadi? Bahkan kini detak jantungnya semakin tak beraturan.

"Aku jadi pengen banget nyubit pipi gemes kakak."

Lagi, perkataan Jisung kembali membuat wajah Jaemin terasa panas.

"Ih! Apaan sih! Udah ah, kerjain lagi sana tugasnya." Jaemin segera berlari menuju kamarnya.

.

.

Malam berikutnya.

Jisung sadar betul bahwa perasaannya pada sang kakak ialah sebuah kesalahan. Dia tidak seharusnya memiliki perasaan seperti itu. Awalnya pun dia mengira jika dirinya mencintai Jaemin layaknya seorang kakak. Tapi persepsinya berubah ketika dia tahu kakaknya menyukai seseorang. Katanya seorang perempuan, teman kuliahnya.

Sungguh, hatinya merasakan luka. Tidak bisa terima kakaknya menyukai orang lain selain dirinya.

Sudah cukup Lee Jeno yang membuatnya cemburu karena kakaknya membagi kasih, kini Jisung dihadapkan dengan orang baru.

Untuk itu, Jisung rasa sekarang sudah saatnya memberi kode pada Jaemin tentang perasaannya. Jisung ingin egois, mencoba mengabaikan bahwa mereka dua bersaudara.

Finally : SungJaem [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang