This your want

308 12 0
                                    

Mendengar jawaban istrinya, Levi langsung menambah jarinya. Rhea semakin tak karuan di buatnya. Tangannya mencengkram bahu Levi. Ia melirik ke bawah melihat aktifitas suaminya yang semakin gencar memporak-porandakan rahimnya.

Rhea mendongak dadanya membusung ketika ia merasa sesuatu akan datang darinya. "Ahh, ahh, ahh, L-levih!" Desah Rhea makin jadi, tahu apa yang Rhea rasakan, tangannya menambah kecepatan.

"Levi, hhh, Ahhh, ahhh, ahhh!"

" You want coming?"

"Levi, ahh!"

Levi segera melepas tangannya dari sana, tak membiarkan Rhea mengeluarkannya. Nafas Rhea tak beraturan. Ia merasa ada yang hilang ketika gejolak dalam dirinya semakin besar namun tak bisa tersampaikan.

"Ahh! Kau sialan!" Maki Rhea pada suaminya.

Levi mensejajarkan wajahnya dengan inti Rhea."Tidak juga, rasakan ini."

Rhea terkejut saat merasakan sesuatu yang lembut dan basah masuk ke dalam dirinya. Rhea kembali di buat tak karuan, rasanya jauh lebih nikmat. Rhea sampai memejamkan matanya.

"Levi~ to much! Aahh!" Desah Rhea otomatis merapatkan pahanya. Rhea mengintip apa sesuatu yang nikmat itu sebenarnya. Dan ia menemukan suaminya di sana tengah bermain dengan lidahnya.

"Aahh Levi, itu menjijikan. Stop!"

Levi mendongak menatap istrinya yang semakin seksi tanpa mengehentikan lidahnya. Bahkan ia semakin meraup rakus vagina istrinya. Rhea terbang tinggi dengan aksi Levi yang bermain di intinya dengan lidah. Ia kembali merasakan gejolak besar akan datang. Desahannya bertambah panjang dan terus menerus tanpa henti.

Levi menambahkan jaringa masuk bersama lidahnya. Rhea semakin kalut akan gejolak yang akan datang. Permainan macam apa ini, Jari, lidah, hidung, membuatnya hilang akal.

"Levihhh!!"

Levi tak berpindah tempat ketika cairan percum Rhea datang. Ia malah semakin ganas menyedotnya. Rhea semakin gila.

Levi dengan tergesah gesah, melepaskan celananya hingga tersisa cdnya di sana. Tangannya menarik Rhea agar beranjak dari tiduran.

Tangannya menangkup sisi wajah Rhea yang merah padam dengan mata sayu. Levi mengajak Rhea kembali berciuman dengan lembut dan hangat.

Hati Rhea di buat leleh akibat ciuman lembut itu. Bersama dengan tangan Levi yang menyentuhnya sana sini. Ciuman bertambah panas di sana. Levi sengaja menekan bokong Rhea agar tubuhnya semakin menempel.

Levi mulai tak tahan ketika Rhea inisiatif  membelit satu kakinya pada pinggang Levi. Gadis nakal itu bergerak maju mundur menggodanya. Tidak, bukan itu maksud Rhea. Dia juga sama tersiksanya menahan gejolak dalam dirinya. Tapi ketika intinya bersentuhan dengan sesuatu yang keras milik suaminya ia merasa kenikmatan.

Levi melepas tautan bibirnya. "This good, darling?"

Rhea menunduk lalu mengangguk. Levi mengikuti apa yang Rhea lakukan dengan berlawanan arah. Rhea mendesah hanya dengan sentuhan yang masih sama-sama terhalang oleh kain itu. Tangan Rhea mengalung pada leher Levi, keduanya masih gencar mencari kenikmatan dari menabrakan kelamin mereka.

"if you are naughty like this how can i hold myself back?" Bisik Levi lalu menjilat telinga Rhea.

"Don't hold back anymore, I'm crazy." Jawab Rhea lirih.

Levi tersenyum mendengarnya. Cintanya semakin bertambah pada Rhea. Ia kecup pelipis istrinya sebelum tangannya ikut mengambil alih pergerakan pinggang Rhea.

Pinggulnya juga ikut brutal-nya mempertemukan apa yang ada di bawah sana. Desahan Rhea semakin mengalun ketika kaki satunya mulau lemas. Levi sigap menangkapnya dan membawanya ke pinggangnya juga. Levi yang berlutut itu mempercepat gerakan pada dirinya dan Rhea.

Gejolak mulai menghampiri keduanya. Semakin cepat dan nikmat. Levi bahkan ikut mengerang tertahan. Ini gila, tak bisa dibiarkan lagi.

Levi menidurkan Rhea dan menarik kain terakhir yang masih tersisa pada tubuh Rhea. Levi juga melepas celana dalamnya.

Levi membawa tangan Rhea untuk memeluknya lagi lalu ia mengarahkan penisnya yang sudah berdiri.

Rhea tak melihatnya, hanya merasakan sesuatu yang keras dan besar tengah bergaul dengan vaginanya. Kegiatan menggesek secara langsung tak luput dari desahan Rhea.

"Aku akan memasukannya sekali hentak, jika perlahan hanya memperlama rasa sakitmu saja." Ucap Levi lalu mengambil ancang-ancang.

Pria itu mendorongnya kuat. "AKH! LEVI!"
Keduanya telah menyatu. Levi menatap Rhea lekat-lekat. Tangannya mengusap pelupuk air mata yang ada di sudut mata Rhea.

"Maafkan aku, aku tak akan bergerak sampai kamu yang mengaba-aba." Ucapnya lembut lalu mencium pipi Rhea sayang.

Levi dapat merasakan jepitan yang nikmat di bawah sana. Lalu ia merasa Rhea mulai bergerak dengan ragu-ragu namun mendesah.

Levi juga mulai menggerakan pinggulnya perlahan. "Don't worry." Ucap Rhea lirih semakin memperjelas bahwa ia sudah siap di hujam.

Levi mulai menggerakkan pinggulnya dengan jelas. Rhea kembali mendesah. Jepitan demi jepitan yang sang pria dapatkan membuatnya seakan-akan gila.

Levi ingin sekali bergerak lebih dari ini, tapi ia tak tega melakukannya kepada Rhea. Dan hal itu di sadari oleh Rhea. " Jangan menahan diri Levi." Ucap Rhea menahan pinggul Levi untuk berhenti.

"Aku takut menyakitimu, obat ini terlalu banyak." Ucap Levi.

"Lakukan saja, toh ini ulahku. Bukankah sudah seharusnya kita seperti ini. Jangan jadi seperti orang lain, kamu membuatku khawatir."

Sial! Kau Rhea. Kata-kata manis dengan suara parau-mu malah membuat sesuatu di sana berkedut. "Like you wish." Levi melepaskan penisnya.

Tangannya mencekik Rhea. Jelas istrinya terkejut. Tapi Rhea malah senang di perlakukan demikian. Levi mengajak Rhea bangun lalu membalikkan tubuhnya itu. Rhea tang tak tahu apa yang terjadi di belakang semakin berdebar. Levi mendorong Rhea agar berpegangan pada bahu ranjang.

Levi memasukan penisnya lagi. Pria itu bergerak normal hingga ke cepat. Rhea tak menyesal menyuruh Levi untuk berhenti menahan diri, karena ia merasa nikmat luar biasa.

" This your want?"

Rhea mengangguk bahkan tersenyum seksi. Ia mendongak, Levi menghajarnya dari belakang. "Aahh! Ahh! Ahh! J-janganhh melambathh, Levihh, Ahhh!

"Membungkuk."

Rhea menurut, lalu merasa penis Levi semakin dalam pada dirinya.

"Aaahh!!! To deep!!"

Levi mencengkram leher Rhea dan menarik kepalanya. "Nikmat sayang?" Tanya Levi terus menghujam Rhea.

"Sshhhh yeahh, faster!"

Tidak Rhea harus merasakan yang ini dahulu. Levi melambat namun menghujamnya dengan tajam. Lolongan desah Rhea memanjang sering dengan hantaman yang ja dapat sampai dinding rahimnya.

"Aaaahhhhh! Aaaaaaaahhh!! You stupid! Aahh! This god!"

"Aaahh! I know, i feel too, Aah! Rhea!"

Lalu Levi terus menghujam dengan tajam sampai pelepasan mendatangi keduanya. Rhea meraup nafas dengan rakus. Levi menariknya untuk turun dari ranjang.

Pria itu mendorong Rhea ke arah pintu. Kembali memasukan penisnya, dan menggerakkan pinggulnya dengan sangat cepat.

Rhea menahan desahannya. Tangan Levi menekan nipple Rhea. Hingga akhirnya wanita itu memekik.

"Jangan di tahan Rhea, biarkan yang menguping ikut termakan nafsu mereka." Ucap Levi di turuti oleh Rhea. Rhea tahu maksud Levi adalah anggota keluarganya yang usil menguping bercinta mereka.

"Apa kita ketahuan?" Tanya Edna.

" Iya, ayok kita semua pergi." Ajak Erwin.

"Cicitku laki-laki." Gumam kakek.


















S T I L L   Y O U









LA The Series : Still youWhere stories live. Discover now