01: Pertemuan ?

960 57 2
                                    

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar tentang dunia malam ? Apakah kalian memikirkan tentang bersenang-senang ?

Kalau begitu kita ganti pertanyaannya, apa yang kalian pikirkan ketika pertama kali mendengar tentang dunia gelap ?
Jika kalian masih memikirkan hal yang sama, well, kalian tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Dunia gelap dan malam yang dimaksudkan adalah kehidupan orang-orang di balik topeng yang mereka pasang pada siang dan malam hari adalah berbeda.

Maksudnya ? Aku sedang membicarakan kehidupan kedua yang ayahku tekuni dibalik imagenya yang baik dan berwibawa jika sedang memimpin perusahaannya.

Permainan senjata dengan nyawa sebagai taruhannya hanya untuk mendapatkan barang antik untuk dijual pada pelelangan tertutup yang biasa digelar di dunia gelapnya.

Dan aku terlalu tertekan oleh ayahku yang menuntutku untuk ikut terjun didunia malamnya. Tetapi aku menolak keras hal itu dan berakhir aku ditendang keluar dari rumah setelah kelulusanku di bangku sekolah menengah atas, semua fasilitas yang pernah ayah berikan padaku dicabut, termasuk kartu kredit dan ATMku.

Lebih baik seperti itu dibandingkan aku harus mengotori tanganku hanya untuk merampas nyawa orang lain demi mendapatkan apa yang ayahku inginkan.

aku pikir jika sudah lepas dari kehidupan ayah, hidupku akan tenang. Nyatanya tidak, aku selalu di buntuti oleh orang-orang suruhan ayah. Mereka akan selalu mengawasiku, dan sesekali menyuruhku untuk pulang dan memimpin markas komplotan mafianya. Nope, jangan berharap diriku akan pulang. Aku masih bisa mencari uang untuk menghidupi diriku sendiri.

Menyesal rasanya menghabiskan bertahun-tahun mengasah kemampuan bela diri dan penggunaan senjata tajam dan senjata api hanya untuk menyuruhku memimpin kelompok itu.

Aku hanya ingin hidup normal, dan sekarang aku sudah mendapatkan kebebasan itu. Meski terkadang aku terpaksa ikut membantu secara diam-diam.

Ngomong-ngomong, perkenalkan, aku adalah Jisung. Lelaki biasa yang saat ini tengah bekerja di dua tempat berbeda hanya untuk meraup pundi-pundi uang demi menghidupi diri.

Umur ? Ah, sudahku bilang kan tadi kalau aku diusir setelah lulus sekolah menengah atas ? Aku delapan belas tahun, tahun ini akan berkurang menjadi sembilan belas tahun. Ia berkurang, berkurang masa hidupnya, bertambah angka usianya.

Seharusnya hari ini aku bekerja di pub sebagai bartender, tetapi aku meminta izin pulang awal karena merasa tubuhku sedang tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja, suhu panasnya terlalu tinggi, kupikir aku terserang demam.

···

"Maaf ya kak Jeanne, aku pulang duluan, terima kasih." Setelah memakai jaketnya, Jisung melambai kearah wanita pemilik pub tempatnya bekerja kemudian keluar dari sana.

"Hati-hati sayang, jangan terlibat hal yang tidak-tidak." Ujar Jeanne membalas lambaian tangan Jisung.

Setelah keluar dari pub dan berjalan menyusuri jalanan sepi di tengah malam. Dengan kepalanya yang sudah sedikit pusing, jadi ia memeluk tubuhnya sendiri karena dinginnya malam yang sangat menusuk baginya. Merapatkan jaket yang dirinya kenakan.

Sebenarnya bisa saja ia pulang ke ayahnya dan mengiyakan keinginan ayahnya itu. Tapi ia ingin bebas tanpa merasa harus waspada jika keluar rumah. Meski sekarang dirinya juga merasa antara hidup dan mati tidaklah penting lagi baginya. Sudah tak ada tujuan hidup. Bekerja juga hanya untuk bertahan semata-mata ia masih ingin hidup untuk dirinya sendiri.

Bunuh diri berdosa, terjun ke dunia malam juga berdosa. Padahal ia sendiri juga tak memeluk agama apapun, meski ia tetap percaya, tuhan itu ada.

Jisung sebenarnya ingin menulikan pendengarannya, tetapi suara berisik seseorang yang tengah menjerit dan suara pukulan serta dentingan senjata tajam membuatnya menoleh kearah ruko tua yang memang sudah tak terpakai.

[02] In The Middle Of The Night | MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang