03: kolam renang ?

402 45 0
                                    

Warning! Semi-smut⚠️🔞

···

Sudah dua bulan Jisung tinggal di mansion Minho. Dan ia sudah mulai terbiasa ditinggal minho kuliah atau bekerja. Ia juga sudah tahu pekerjaan kedua Minho yang sama dengan sang ayah, bahkan kedudukannya lebih tinggi dari sang ayah.

Terkadang ia berpikir, apakah keputusannya mengikuti Minho adalah benar ? Meski ia diberi kebebasan oleh pria itu. Tapi tetap saja, bergelut di dunia kotor itu, apakah ia akan ikut terjun juga pada akhirnya ?

Padahal ia sudah membulatkan tekat untuk tidak ikut kehidupan malam seperti itu lagi. Tapi posisinya sekarang sedikit terancam, ayahnya sudah tahu dia berada dipihak orang yang seharusnya menjadi musuh ayahnya didunia mafia.

Kalau sudah begini, bukankah hal lumrah jika sang ayah berbalik ingin membunuhnya. Memikirkannya saja membuatnya pusing sendiri, apa lebih baik bunuh diri saja sebelum dibunuh ?

Pikiran bodoh, semakin malam bukannya berpikir jernih malah semakin melantur saja. Lebih bodoh lagi dia yang berendam dikolam renang mansion milik Minho di jam delapan malam. Ia pikir membiarkan seluruh tubuhnya terkena air yang dingin itu akan menyegarkan pikirannya, ternyata tidak sama sekali.

"Ngapain malam-malam disitu ?"

"Aish, kamjjagiya! Kak Minho!" Jisung refleks berbalik dengan cepat karena kaget, ia memakai kembali baju kaos hitam tanpa lengannya yang sempat ia lepas.

"Naik, atau aku yang turun kesana ?" Tanya Minho.

"Mau ngapain ?" Balas Jisung bertanya.

"Oke, aku yang turun." Minho melepaskan Jam tangannya dan meletakkannya di atas meja disana beserta ponselnya.

Jisung panik bukan main, ia ingin naik keatas tetapi Minho sudah lebih dulu menggapainya. Mengukungnya disudut kolam renang.

"K-kak Minho ?" Panggil Jisung gugup, demi apapun, posisinya terlalu intim menurutnya. Jantungnya sampai berdetak begitu cepat.

"Kamu mikirin apa malam-malam berendam di kolam renang ?" Tanya Minho dengan suara rendahnya yang lembut. Jisung seketika merinding, ditambah lagi tangan kanan Minho yang memegangi pinggangnya.

"Ng-nggak ada kak." Cicit Jisung dengan pelan, man, dia sangat gugup. Tak biasanya Minho seperti ini.

Wajah Jisung yang dipalingkan ke arah kanan ditarik pelan oleh Minho dengan tangan kirinya yang memegangi dagu Jisung, obsidian keduanya bertemu tatap. Saling menyelami keindahan binar dimata masing-masing.

Tatapan Minho perlahan turun keranum merah Jisung yang sedikit terbuka. Kemudian Ia tatap kembali mata Jisung sebelum akhirnya menempelkan kedua bibir mereka. Jisung tentu saja terkejut, kedua tangannya refleks terangkat menahan dada Minho.

Keduanya saling tatap dalam kecupan itu, dan Minho lah yang lebih dulu menggerakkan bibirnya melumat bibir Jisung lembut dengan mata yang perlahan tertutup. Jantung Jisung begitu ribut, ia yakin jika Minho dapat mendengarnya karena ia sendiri dapat mendengar detaknya yang sekencang alarm digitalnya, seperti habis lari marathon.

Semakin lama ciumannya semakin dalam, Jisung terbuai dengan perlakuan lembut Minho, dan tanpa sadar kedua tangannya mengalung dileher Minho, menariknya lebih dekat. Minho yang mendapatkan respon itu semakin merengkuh pinggang Jisung untuk menempel pada tubuhnya.

Keduanya larut dalam ciuman selembut kapas itu, sesekali memiringkan kepala kekiri dan kekanan mencari posisi ternyaman.

Bunyi kecupan nyaring terdengar saat Minho melepaskan tautan bibir keduanya kemudian kembali bergerak mencium dagu hingga turun keleher Jisung, menyesapnya dengan dalam. Jisung yang sudah begitu terbuai tanpa sadar mendesah pelan, tubuhnya begitu lemas, tatapannya menyayu.

[02] In The Middle Of The Night | MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang