My Strong Dad!

Prolog

"Ayah...," Luke memanggil dengan lemah lembut, membuat kenikmatan intens yang menembus disetiap serat tubuhnya.

Persetan. Sulit untuk fokus saat Macy memberi sang Ayah blowjob.

Gambaran kamar tidur yang membentuk seperti habis ada angin puyuh ada di benaknya. Tapi Ayahnya tetap menjadi satu-satunya titik fokus, terlihat berkeringat deras.

Sementara Macy memberi suaminya blowjob, Ayah Luke meregangkan vaginanya dengan keahlian yang luar biasa. Dia bersyukur penis suaminya tidak memakan banyak ruang seperti peralatan yang dikemas Ayahnya, membuatnya lebih mudah untuk mengeluarkan erangan kesenangan.

"Ayah," Luke mencoba lagi, suaranya sekarang meninggi di atas rintihan yang tidak disengaja dari Macy dan gerutuan kasar dari Ayahnya.

Ayahnya sepertinya masih tidak mendengarnya. Mungkin ekstasi jelas terukir di wajahnya saat dia mengacaukan penaklukan terakhirnya yang benar-benar mendominasi pikirannya.

Luke fokus pada tubuh Ayahnya lagi. Efeknya tidak salah lagi kali ini. Dia harus memberitahunya.

Melalui bau badan dan seks ia mencoba melakukan kontak mata dengan Ayahnya. Dia bisa melihat mata cokelatnya bersinar saat tatapan mereka bertemu, di sisi berlawanan dari wanita yang sama, istrinya. Ayahnya hanya menyeringai, dengan sombong mengangkat lengan kanannya mengeraskan otot bisepnya.

Tentu saja, Luke tidak perlu memberitahunya. Dia mungkin sudah memikirkannya sendiri pada saat ini. Luke terpesona oleh bicep flex, dia bisa melihatnya dengan sangat jelas di sana. Dengan suara erangan berat Ayahnya yang menampar tubuh Macy sebagai suara latar, kedua pria itu menyaksikan puncak yang sudah tertekuk perlahan naik lebih tinggi dan lebih tinggi, beberapa inci otot secara ajaib mengalir ke otot Ayah setiap menit.

Efeknya melambat saat punuk dominan Ayah Luke meruncing. Anak dan Ayah melakukan kontak mata lagi.

"I'm fucking growing!" Ayahnya berkata di antara napas berat dengan seringai penuh percaya diri.

Lukas mencapai klimaksnya.

-----------