snipping

97 14 5
                                    

Sesuai keinginan Sean hari ini aku pergi dengan nya entah ke mana, pria itu juga tak mengatakan apapun selama perjalanan berlangsung.

Aku ingin bertanya tapi seperti nya Sean tidak ingin di gangu jadi aku membiarkan nya fokus menyetir selama perjalanan.

"Hari ini anda pendiam sekali."

"Aku hanya tidak ingin mengangu mu."

Lalu kembali hening setelah nya, cangung sekali. Aku menatap ke samping mobil melewati jajaran pertokoan semua orang menjalani kehidupan mereka dengan normal.

Beberapa gadis duduk di bangku Cafe, mereka tampak tetawa riang saling melempar guyonan. Sepasang kekasih juga memadu kemesraan mereka berjalan di atas terotoar saling mengengam tangan satu sama lain.

Aku sudah lupa seperti apa rasa itu setelah masuk ke dunia entertainment, kalau saja saat itu mendengarkan perkataan ayah sebelum pergi apa yang akan ku lakukan sekarang?

"Kita sampai." Sean berucap saat ku sadari, aku terlalu larut dalam lamunan ku bahwa kami saat ini tengah berada di pingiran kota.

Bangunan di sekitar tak begitu tinggi, tak ada gedung pencakar langit hanya bangunan kecil dan beberapa rumah susun, anak-anak berlarian dengan ceria kesana kemari. Semua nya terasa normal, tak ada yang jangal.

Beberapa wanita dengan pakaian berwarna hitam dan putih yang menutup tubuh dari atas kepala hingga kaki berdiri di depan pintu, seperti nya mereka seorang biarawati yang memiliki wewenang dan tangung jawab untuk mengurus anak-anak di panti asuhan.

"Saya dulu tinggal di sini."

Oh tak ku sangka dia akan menceritakan hal ini pada ku, kenapa tiba-tiba sekali? Ternyata ini yang ingin dia tunjukan kemarin?

"Lalu aku kabur dari panti." Sambung Sean membuat ku melirik ke arah nya sesaat, yah ekspresi nya tetap datar seperti biasa. Sean itu seperti manusia tanpa emosi.

"Kenapa?"

"Tempat itu seperti neraka untuk ku."

Menghela nafas berat pria itu membuat suasana dalam mobil terasa ikut memberat memberi rasa sesak, aku tak berani bertanya lebih lanjut Sean tampak tertekan jadi aku memberanikan diri mengengam tangan nya. Mencoba menenangkan, merasa prihatin pasti dia melewati masa-masa yang sulit di umur nya yang masih sangat kecil.

Tatapan kami bertemu, saling mendalami iris masing-masing, Sean berdeham membuat gengaman ku pada tangan nya melepas, kemudia Sean menarik persenenling nya, berbalik arah.

Kami berhenti di pemberhentian berikut nya, tempat ini sedikit lebih gelap dari sebelum nya. Kumuh, sampah berserakan di mana benar-benar bukan tepat yang layak huni untuk mahluk hidup, jalanan berlubang dan penuh akan air kotor yang bau.

Aku tidak tahu apa tujuan nya kemari dan bodoh nya aku tak bertanya saat itu.

Sean turun dan mengatakan kalau dia akan segera kembali, meminta ku untuk tetap menunggu dan tidak keluar dari dalam mobil. Sebelum pergi Sean memasangkan cincin berwarna emas di jari tengah ku, bentuk nya sama saja seperti cincin pada umum nya, hanya pola di tengah cicin ini cukup mencolok seperti bentuk kepala cyberus, mahluk mitologi yang di percayai sebagai anjing peliharaan hades, berkepala tiga penjaga pintu neraka.

Yang jelas cincin itu tak terpasang baik di jari ku, tentu saja tangan Sean kan besar.

Satu jam sudah berlalu tapi Sean tak muncul lagi setelah itu, padahal dia mengatakan pergi hanya sebentar. Aku memberanikan diri keluar dari mobil, di sekitar sini cukup sepi, memudahkan seseorang untuk melakukan tindakan kriminal. Kaki ku terus melangkah lurus mengikuti jalan yang di ambil Sean sebelum akhir nya mengilang diantara gang sempit.

Aku merasa seseorang mengikuti ku dari belakang, jadi aku mempercepat pergerakan, mengambil langkah ke sembarang arah saat merasa bukan hanya satu orang saja di belakang.

Kaki ku tersandung, aku jatuh dress berwarna violet selutut yang ku gunakan ikut kotor, benar ada tiga pria mengerubungi ku. Menatap ku dengan tatapan yang menjijikan, mereka terlihat seperti sekelompok gengster.

Aku ingin berlari tapi seperti nya kaki ku terkilir, aku bernar-benar takut tak bisa melakukan apapun. Tubuh ku terasa membeku. Mereka juga membawa senjata, tidak aku tidak sebanding dengan mereka mau sekuat apapun aku melawan.

"Wow lihat ini, kita mendapatkan barang bagus kali ini. Jika kita jual berapa harga yang akan mereka berikan?"

Salah satu dari mereka berucap lalu tertawa, menyentuh dagu ku dengan tangan nya yang kotor, gadis seperti ku terlalu lemah untuk menghadapi mereka. Mereka terus melemparkan candaan dengan bahasa yang kotor, memberi rasa tak nyaman salah satu dari mereka melirik ke arah jari-jari di tangan ku saat salah satu dari mereka berusaha menyentuh ku lebih jauh.

"Tunggu lihat tangan kanan nya."

Memang ada apa dengan cincin ini? apa yang sepesial, aku tidak tahu dan tidak mengerti. Aku berfikir bahwa mereka menginginkan nya untuk di jual lalu mendapat uang, atau semacam nya.

Tapi satu persatu dari mereka memilih kabur, membuat ku lega sekaligus bingung di saat yang bersamaan. Sebuah jas berwarna hitam jatuh menutup kepala, ternyata itu milik Sean.

Pria itu berjongkok menatap ku dengan tatapan tajamnya "Aku sudah mengatakan pada mu untuk tetap di dalam mobil, ada yang sakit?"

"Maaf, kaki ku terkilir."

Dengan raut muka yang kesal, Sean menarik ku kedalam rengkuhan nya. Mendudukan ku setelah sampai di dalam mobil, hari ini aura Sean yang mendominasi sangat terasa, biasanya pria itu cenderung pasif dan kaku. Entah apa yang terjadi tapi seperti yang ku katakan Sean itu penuh akan kejutan.

tbc.

hallo😋
aku kembali semoga bisa mengobati rasa rindu kalian di book ini, ada yang kangen? seperti yang aku katakan cerita Our Esacape ini bakalan lebih compleks dibanding cerita sebelah, konflik nya sedikit-sedikit mulai terasa ya man-teman, Chapter ini juga lebih panjang dari sebelum nya dan semoga suka dengan chapter kali ini, see you soon

hallo😋aku kembali semoga bisa mengobati rasa rindu kalian di book ini, ada yang kangen? seperti yang aku katakan cerita Our Esacape ini bakalan lebih compleks dibanding cerita sebelah, konflik nya sedikit-sedikit mulai terasa ya man-teman, Chapte...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(cincin Sean)

(lambang kepala Cyberus)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(lambang kepala Cyberus)

Our EscapeWhere stories live. Discover now