Chapter 4 - Jalan Menjadi Kuat (Bagian 2)

0 0 0
                                    

Petarungan yang sangat sengit antara Schild dan Ten melawan 2 ekor Ratta, setelah perjuangan yang cukup keras akhirnya Ten berhasil mengalahkan 1 ekor Ratta, namun karena hal itu Ten mengalami luka yang cukup parah, dan bagian buruknya 2 ekor Ratta lain muncul dan terlibat dalam pertarungan tersebut.

"Kak Ten, ini sangat gawat, apa yang harus kita lakukan?!"

"Tenanglah, Schild. Aku masih punya jurus pamungkas, tapi aku perlu waktu."

"Baiklah, aku akan berusaha."

Kami tadinya berdiri saling membelakangi untuk menjaga, sekarang kami bertukar posisi. Aku berhadapan dengan 2 Ratta, lalu kak Ten berhadapan dengan 1 Ratta.

"Pedang Zeira sudah mengumpulkan tenaga, perlu beberapa saat sebelum bisa menggunakan jurusnya. Bertahanlah sampai aku beri tanda."

"Baiklah."

Kak Ten bertarung dengan 1 ekor Ratta, mencoba menebas namun gerakan Ratta cukup lincah sehingga bisa menghindar. Serangan dari Ratta pun bisa ditahan dengan pedangnya, tapi cukup kesulitan karena tangan kirinya yang terluka.

Disisi sini pertarungan cukup sulit juga, aku kesulitan untuk terus menerus bertahan dari serangan 2 ekor Ratta. Gerakan mereka juga sangat cepat, aku tak boleh kehilangan fokus.

Tapi pertarungan panjang sebelumnya membuat Schild cukup kelelahan, ditambah dengan sekarang nafasnya menjadi tak beraturan.

"Belum, kak Ten?"

"Sedikit lagi, bertahanlah."

Serangan Ratta datang bertubi tubi menyerang Schild, walau menggunakan perisai tapi tangannya mulai gemetaran karena hantaman terus menerus.

Schild tak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya dan tergelincir dalam bergerak.

'Gawat..'

Serangan datang dari Ratta di sebelah kiri, aku berhasil menangkisnya namun Ratta yang lainnya juga ikut menyerang.

'Terlambat, perisaiku tak bisa menghalau serangan ini.'

Sebuah cakaran dari Ratta merobek dahi sebelah kananku, itu terasa sangat pedih dan mulai mencucurkan darah. Sekarang penglihatanku jadi terbatas di sebelah kanan, karena darah mengalir ke arah mataku.

"Tukar posisi, Schild."

"Ya!"

Aku segera berguling ke belakang dan mengangkat perisaiku berhadapan dengan 1 ekor Ratta, kak Ten berbalik lalu menebas kearah 2 ekor Ratta.

"Water Slash!"

Dari pedangnya meluncur sebuah bilah air, dengan meluncur tepat kearah 2 Ratta dan membelah mereka. Di posisiku, Ratta tersebut menyerang namun berhasil aku tangkis.

"Kak Ten!"

"Ya.."

Setelah memberikan kearah 2 ekor Ratta, kak Ten segera berbalik lagi lalu menebas Ratta yang terpental itu.

Kami pun jatuh tersungkur di tanah.

"Hah hah hah.. berhasil."

"Hah hah hah.. ya.. kita selamat."

Pertarungan yang sangat melelahkan, aku membersihkan darah di sekitar mataku, kak Ten juga mengatur lain yang mengikat luka pada tangannya.

Saat ini kami memutuskan untuk mengakhiri perburuan kami, karena keadaan kami sangat tidak memungkinkan melanjutkan perburuan. Terluka dan kelelahan, kami harus beristirahat.

Singkat cerita, kami tiba di penginapan yang akhirnya membuat sedikit keributan kecil.

"Oy oy, apa yang terjadi pada kalian? Kalian sampai babak belur begini."

SummonerWhere stories live. Discover now