00. Prolog

2.6K 187 0
                                    

Terimakasih yang sudah memberi bintang

Vote kamu sangat amat berarti untuk saya. :)

Jalanan masih lengang, sebab hari memang masih pagi. Apalagi di awal musim hujan seperti ini rintik hujan suka bertandang malam-malam dan menyisakan bau air yang lembab keesokan harinya.

Aroma roti yang harum menguar dari sebuah toko kecil, bercat coklat dan putih kebiruan di ujung jalan. Di dalamnya, seorang lelaki manis tampak sibuk membuat adonan, menambahkan ini dan itu, menimbang bahan satu kemudian lainnya. Beberapa jenis roti yang sudah jadi itulah yang menguarkan aroma manis, sementara beberapa lainnya masih dipanggang dalam oven, atau masih terjajar rapi di atas meja menunggu giliran masuk perapian.

"Hari ini produksi banyak ya, ge?" tanya seorang gadis muda yang baru saja masuk area dapur.

"..." tidak ada jawaban.

"Xiao Zhan, zhan-ge, hei! Kebiasaan kalau sedang serius indera pendengaranmu sering tidak berfungsi!" ujar gadis itu lagi, kali ini sambil mengayunkan telapak tangannya di depan xiao zhan.

Xiao zhan, yang sedang sibuk menata kismis di atas sebuah adonan, menoleh kaget.

"Oh Xuanyi, maaf aku tidak dengar, iya banyak stok roti yang sudah kosong dan aku juga mau mencoba beberapa resep baru. kamu sudah datang? Tumben pagi-pagi sekali."

Xuanyi berdecak, kemudian mengangguk.

"Iya ge, aku mau memeriksa stok biji kopi di pantry. Sepertinya beberapa jenis biji kopi juga sudah hampir habis." jawabnya.

"Baiklah, kamu benar-benar pegawai andalanku!" Xiao Zhan tersenyum cerah, sambil memberikan jempolnya pada Xuanyi.

Mendengar pujian itu, gadis remaja yang tampak berusia baru belasan tahun itu sedikit merona.

"Ini kan karena aku memang pecinta kopi, aku mau memastikan kopi di toko kita tetap jadi yang terbaik." alihnya malu-malu.

"Haola haola...", Xiao Zhan terkikik, Xuanyi tampak menggemaskan saat malu-malu.

"Aku pergi dulu, jangan lupa siapkan roti paling enak untuk sarapan nanti, ya!" lanjut Xuanyi sebelum berbalik begitu saja ke arah minibar di bagian depan toko. Meski usianya jauh lebih muda dari Xiao Zhan, namun Xuanyi nyaman bersikap akrab pada bosnya itu karena Xiao Zhan memang sangat ramah.

###

Xuanyi sudah pergi setengah jam yang lalu, menemui beberapa supplier kopi. Tapi dari arah teras toko Xiao Zhan bisa mendengar suara-suara berisik seperti benda bergesekan, atau kursi yang diseret?

Apa Xuanyi sudah pulang? Sepertinya tidak mungkin, atau jika dia meninggalkan sesuatu dan kembali untuk apa berisik di teras?

Xiao Zhan mendekat, karena penasaran, hari masih pagi dan toko masih tutup jadi dia kuatir mungkin ada anjing atau orang mabuk yang mengacau di depan. Lewat tirai dia mengintip hati-hati, dia tidak bodoh untuk langsung membuka pintu begitu saja.

Di depan toko, ternyata, didapatinya seorang Anak remaja duduk disana, kepalanya menunduk namun jelas anak itu memakai seragam sekolah. Suara berisik tadi pasti karena anak itu menata sendiri kursi dan meja yang semula masih tertumpuk di depan toko.

Awalnya Xiao Zhan tidak ingin peduli, namun bahu yang bergetar membuatnya tinggal. Sepertinya anak itu sedang menangis. Ada suara isak, meski pelan.

Xiao Zhan menghela nafas, sebelum memutuskan untuk kembali ke dapur. Tak lama kemudian langkahnya berbalik lagi ke pintu depan, bukan dengan tangan kosong. Tampak dibawanya segelas susu hangat dan sepiring roti kecil yang tampak masih mengepul menguarkan bau manis.

"Jangan terlalu lama menangis di depan tokoku, nanti orang mengira aku melakukan hal tidak baik padamu." katanya sambil meletakkan susu dan roti itu di atas meja.

"Kamu sudah makan?" lanjutnya.

___

That Fluffy Little Bun (✓)Where stories live. Discover now