Yoshi ☂ Ho

86 29 6
                                    

—Kanemoto Yoshinori & Takata Mashiho—

Bahasa Baku

Pov :

Mashiho merasa sendiri saat orang tuanya pergi jauh, melupakan seseorang yang sebenarnya tidak pernah dia anggap, tapi....









➖➖➖








"Sayang, jangan berlari!"

"Tidak Mama, bus akan segera tiba! Aku akan terlambat!"

"Aduh kau ini, maka dari itu jangan tidur lagi saat Mama bangunkan."

"Mama, Mashi berangkat sekolah dulu ya!" Pemuda manis itu melambaikan tangan saat berhasil masuk ke dalam bis dan mendapatkan tempat duduk.

Setelah berhasil membantu memeringati anaknya untuk berhati-hati, kalau pernah sekali, Mashiho sudah kembali ke rumah dipagi hari, mungkin guru rapat maka dari itu sekolah pulangkan lebih awal, namun ternyata pemuda manis itu baru tersandung oleh kakinya sendiri saat berlari.

Alhasil, dia tidak jadi ke sekolah karena lututnya tergores.










.
.
.








"Shiho, kau sudah mengerjakan tugas matematika?" tanya teman sebangkunya yang baru saja datang.

"Memangnya ada?" Mashiho malah balik bertanya, perasaannya dia tidak ada tugas, maka dari itu kemarin dia bisa tidur larut karena sibuk maraton film kesukaannya.

"Ada! Coba lihat bukumu."

Mashiho menggeleng. "Tidak ada tugas, kau ini jangan mengada-ada." Dirinya takut kalau ternyata memang ada dan tidak mengerjakan. Kakinya akan pegal jika harus dihukum berdiri dengan satu kaki di depan kelas.

"Heh, jangan asal buka tasku!" Mashiho menarik tasnya yang hampir saja dibuka. "Kau ini, aku bilang tidak ya tidak, jangan membuatku parno ya!" Tempat duduknya digeser, sekarang dia menjadi sebal dan tidak ingin duduk terlalu dekat dengan temannya yang sekarang mengerucutkan bibir.

"Maaf," lirih temannya.

"Huh." Mashiho menarik dagunya, seakan-akan tidak ingin mendengar ucapan temannya untuk beberapa saat.










.
.
.








Pemuda manis yang terkadang suka mengganti warna surainya itu telah menginjak masa sekolah menengah akhir dengan peraturan yang lebih ketat sehingga mau tidak mau, terpaksa harus mengubah surai merah jambunya menjadi hitam.

Kedua orang tuanya yang melihat anaknya terus menggerutu karena sebal hanya bisa menggelengkan kepala. Dari dulu tidak pernah berubah, tetap menjadi bayi besar Takata.

Selalu disayang dan dimanja, membuat tingkahnya seakan lupa sudah memasuki umur belasan. Tak jarang pula, Mashiho menjadi tempat cubit-mencibit pipi karena gemas. Namun, pemuda manis itu tidak suka. Sehingga beberapa tidak lagi secara terang-terangan melakukannya. Walaupun manis, ternyata dia juga galak.

Sampai dimana, Mama dan Papa Takata pulang ke rumah bersama dengan seseorang yang begitu asing dimatanya.

Mashiho berjalan mendekat, menarik tangan Mamanya untuk menjauh dari orang asing itu. Dia mulai berbisik kepada Mamanya.

Mockingbird ❀ Treasure Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang