5. Ayah!

334 37 53
                                    

"kan gue udah minta maaf? Tinggal Maafin aja repot" Reza bicara dgn entengnya.

Nathan melotot. "What? Lo ngomong kayak ga punya dosa monyet." Tentu saja Nathan tidak terima dong.

"Gue manusia" singkat padat dan tak jelas. Itulah reza

"Lo tau ga? Gue hampir mati tadi! Dan itu gara gara Lo tau."

"Tapi Lo ga mati kan?" Reza berucap lagi. Ucapan yg benar benar membuat emosi jiwa.

"Boleh ga sih, gue nampol kepala Lo sekali aja.. kesel gue sumpah." Nathan berucap frustasi. Sedangkan si Reza? Ia malah terkekeh ria. Parah si.

***
Bel sekolah berbunyi. jam yg ditunggu tunggu oleh para siswa dan siswi se-Indonesia.

Reza kini sedang melajukan motornya sendirian, karena nathan enggan dibonceng 'trauma' katanya, soalnya dia belum mau 'mati' kalo dibonceng oleh Reza sering sering besok besok udah tinggal 'nama'.

Dan alhasil nathan pulang naik ojek.
***
"Gue pergi dulu, Lo jangan kemana mana! Inget lagi sakit."

"Iya, emangnya Lo mau kemana?"

"Biasa, ada urusan."

"Ooh.."

"Bosen bgt" gumam nathan, pasalnya ia sendiri sekarang dan acara tv ga ada yg bagus.

Tok tok tok.

"Siapa?"tanya Nathan dibalik pintu

"Ini rayyanza"

"Bentar rayyanza siapa?" Nathan berusaha mengingat.

"Ck,ini rayyanza sahabat Abang Lo"

"Oh, rayyan" akhirnya Nathan ingat juga.

"masuk masuk"Nathan membukakan pintu.

"Assalamualaikum" salam rayyan

"Waalaikumussalam, tumben kesini kenapa?"

"Gue di suruh Reza buat nemenin Lo ambil motor di bengkel."

"Jadi motor gue udah sehat?" Tanya nathan memastikan.

"Hm" dehem rayyanza singkat padat dan jelas

***
"Rayyan, seingat gue bengkel motor nya ga di arah sini deh" Nathan protes karena menurut nya disini bukan arah menuju ke bengkel motor itu.

"Udah ikut aja, ini kita lewat jalan pintas, sekalian ngambil barang di rumah Tante gue."

"O-oh, y-ya udh" sebenarnya nathan curiga,namun karena rayyanza adalah sahabatnya Reza ya sudah ia percaya saja.

***
"Udh sampe dirumah Tante gue, turun"

"I-ini bener Lo g-ga salah a-alamatkan?"

"Ya enggaklah, yaudah ayok masuk."

Nathan melangkahkan kakinya masuk kedalam saat ia masuk tiba tiba ada yg menutup pintu dari luar dan menguncinya.

***
"Hai Reza!"panggil seseorang. Dia adalah clara, masih ingat Clara? Kalo lupa dibaca ulang aja ya part 1 nya.

"O-oh, elu clara. Kirain siapa,"

"Emangnya lo kira gue ni siape? Orgil?"

"Hahah,iya"

"Eh, iya Reza gimana soal rencana kita kemarin, jadi ga?" Tanya Clara.

"Iya, pokoknya lakuin sesuai rencana. Jangan sampe gagal, gue pengen dia sampe nangis."jelas Reza.

"Siap! Tapi Lo udah diskusi Ama bokap?"

"Udah, gue Sama bokap udah sepakat."

"Okay, oh ya. Share lock tempat kita sekap Nathan."

"Udah tu"

"Jalan Raya indah permata?" Tanya Clara.

"Iya"

"Oke sip"

"Yaudah, gue berangkat Dulu, assalamualaikum" ucap Clara.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

***
Nathan menggedor pintu tersebut dgn kencang berharap ada yg mendengar. "Bukaa! Bukain pintunya!!" Hampir setengah jam Nathan menggedor pintu dan ia lemas sekarang, mengingat kondisinya yg memang kurang baik tadi.

"Hiks" menangis dalam diam itulah yg saat ini Nathan lakukan.

Tubuhnya merosot ke lantai ia terduduk lemas, ia menggedor-gedor pintu tersebut dgn perlahan karena ia sudah lemas. "Buka... Buka pintunya... Hiks"lirih Nathan
***
Clara menghubungi Reza.

"Assalamualaikum Reza."

"Waalaikumussalam, kenapa lara"

"Gue udah sampe ke tempat kita sekap dia."

"Oke sip, gue sama bokap otw sekarang."

"Cepet! Ga pake lama, gue dah ga sabar haha"

"Oke dah."
***
Gubrak.

seseorang membuka pintu dengan kencang, sehingga suara yg ditimbulkan sangat keras sehingga membuat seorang anak yg tergeletak lemah perlahan lahan membuka matanya.

"A-ayah..."lirih anak itu.

"Ayah... Kenapa ayah tega..."lirih Nathan

"Diam! Kamu yg jahat karena sudah membunuh istri saya!"bentak revan.

Plak. Satu tamparan mengenai pipi yg halus itu.

"Bukan aku yg bunuh bunda yah"

"Dasar pembawa sial!"

Bersambung..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang