B.P.Y.A 17.

10K 625 10
                                    

Maaf baru nongol hehe..

Happy Reading..!!

Warning tidak di edit!!.

*****

Dalam perjalanan pulang aku dan Bayu tidak ada yang memulai pembicaraan, seakan kami sedang sendirian, begitu pun saat kami sampai di rumah, seakan Bayu tahu segalannya, karna aku tidak memberi tahukannya alamat rumah.

"Ya, tentu saja Bayu tahu dia adalah Tunangan Andrea", bisik batinku.

"Mantan tunangan Bodoh!!", tetiaknya lagi, aku menggeleng gelengkan kepalaku, menghapus semua pergolakan batinku itu.

"Astagfirullah.., ampunihah hambamu ini ya Allah..", mohonku, segera membuka pintu mobil Bayu, berjalan kearah pintu rumah.

Aku memencet bel rumah, karna aku belum pulang kerumah setelah kepulanganku, aku hanya pulang kehotel tempatku dan Rebeka  menginap, tadi.

"Assalamu alaikum Mbok Lia", sapaku setelah melihat siapa yang datang, membukakan pintu.

"Waalaikum salam.., subohanallah.., Non Zakila..!!", jawabnya kaget sekaligus senang melihatku, langsung memelukku dengan erat, aku membalas pelukan Mbok Lia sama eratnya, Ibu paruh Baya yang sudah aku anggap orang tuaku sendiri, dia yang mengasuhku sejak kecil, dia pula yang sering membantuku jika di jahili oleh Mom Jesika maupun Andrea.

"Zakila baik baik saja Mbok..", kataku melepas pelukannya, "Zakila ingin mengambil baju Ayah Mbok, sekalian Zakila ingin menyimpan barang barang Zakila", tambahku, memperlihatkan koper kecilku yang segera dia raih, tampa aku minta, membukakan ku pintu lebar lebar.

Aku melangka kedalam rumah dengan santai, dan  tercengan melihat keadaan rumah yang beruba derastis.

"Tuan Asmi yang mendekorasi rumah seperti semula Non, Tuan ingin saat Non pulang kerumah Non nggak merasa kehilangan Nyonya Aisyah..", tutur Mbok Lia, tampa aku minta.

Keadaan rumah berubah seperti semula, selera Bunda, terbukti dengan foto keluarga kami yang tergantung dengan gagah di tengah tengah ruang tamu, foto di mana aku di apit oleh Ayah dan Bunda, foto yang telah di singkirkan Jesika, beberapa tahun yang lalu.

"Zakila kekamar dulu Mbok..", kataku melangka kedapur, di mana kamarku berada, kamar yang di berikan Jesika dan Andrea, katanya akan memudahkanku untuk masuk keluar dapur.

"Kamar Non ada di lantai atas, dekat dengan kamar Tuan Asmi..", kata Mbok Lia lagi menghentikan langkahku.

"Terimah kasih Mbok, rasanya sudah lama sekali Zakila tidak pulang kerumah hehe..", jawabku berbelok kearah tangga, sedikit bercanda, tidak ingin mengingat masa lalu, masa lalu yang akan membuatku menangis.

"Den Bayu duduk dulu..", kata Mbok Lia menyadarkanku jika Bayu mengikutiku sampai kedalam rumah.

Setelah membersihkan diri dan mengambil beberapa pakaian Ayah, aku melangkah kearah Mushola di  taman belakang rumah karna sudah memasuki waktu Magrib.

"Assalamu alaalikum", sapaku, melihat beberapa orang yang sudah ada di dalam Mushola.

"Waalaikum salam..", jawab mereka kompak menoleh kearahku.

Aku melihat Bayu berada di paling depan barisan, menandakan dia sudah bersiap menjadi Imam, segera saja aku melangkah kebelakang, barisan kedua, di mana shap perempuan berada, menggelar sajadahku.

"Mbak Zakila?", pekik Aida histeris melihatku, membuat beberapa pekerja rumah menoleh kaget kearahku termaksud Bayu.

Aku tersenyum geli kearah Aida dan yang lainnya, mereka tidak berubah.

Berserah Padamu ya Allah {Story 5}.Where stories live. Discover now