65. Sesuatu menyakitkan

6.6K 402 46
                                    


Jadi kalian adalah tim happy ending?

Baiklah, kita tunggu kelanjutannya.

Happy Reading!

***

_aku belajar banyak tentang kehidupan yang tidak selalu berada digenggaman. Kadangkala, kita harus kalah dan tersiksa_

***

"Sheila."

Sargas melihat adiknya yang menatap ke arahnya dengan tatapan kosong dan putus asa yang pernah ia lihat. Wajahnya sembab dan matanya memerah, tampak jelas air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.

Sargas tidak tau apa yang lebih menyesakkan dari ini. Ia langsung menarik adiknya ke dalam pelukan lalu mengelus punggungnya tanpa mengatakan apa-apa.

"Bang, Leon.."

"Abang tau."

Sheila menggigit bibir bawahnya menahan isakan.

"Jangan ditahan," kata Sargas yang peka lalu mengecup puncak kepala Sheila.

Tangis perempuan itu kembali terdengar kali ini dengan lebih pelan namun menyakitkan, hingga beberapa setelahnya, Sheila diam.

"Sheila?" panggil Sargas, ia melepaskan pelukannya dan melihat Sheila yang sudah tak sadarkan diri.

***

"Gimana keadaan kamu?" tanya Bunda sambil mengusap tangan Sheila.

"Aku sedikit pusing dan lemes, bunda," ucap Sheila pelan. Ia mengernyit karena cahaya dari jendela. Hari sudah berganti pagi.

Dan Sheila memang pingsan semalaman karena faktor syok dan lemah. Ia juga harus diinfus.

"Kamu gak luka sama sekali kan?"

Sheila mengangkat alis."Emang aku kenapa?"

Bunda menatap Sheila tak mengerti. Jelas Sheila habis terkena musibah dengan Leon.

"Kamu gak ingat?"

Sheila menggeleng, wajahnya terlihat bingung."Aku juga gak ngerti kenapa bisa ada disini."

"Sheila, kamu..."

***

"Gangguan amnesia disosiatif. Nona Sheila mengalami hilang ingatan pada sesuatu yang mengacu pada rasa trauma akibat bencana yang baru dialami."

"Tapi Sheila masih bisa mengenal saya, dok."

"Tentu saja. Anda bukan bagian dari bencana yang membuatnya trauma."

Bunda menahan nafas. Dadanya terasa sesak setelah mendengar penjelasan dari dokter pribadi Sheila.

"Jadi maksud dokter, Sheila tidak bisa mengingat Leon?"

Dokter wanita itu mengangguk dengan wajah prihatin.

"Lantas dok, apakah Sheila bisa kembali mengingat Leon?"

"Tentu saja bisa, tapi disarankan tidak dalam waktu dekat karena itu berpengaruh pada kesehatan nona Sheila."

Bunda memejamkan mata, ia mendongak dan menarik nafas. Ini terlalu berat untuk mereka. Membayangkan bagaimana kebingungan Sheila dan perjuangan menantunya membuat ia tidak bisa menahan sedih yang dirasa.

Bunda menghapus air matanya."Baik, Dok. Terimakasih."

***

Sementara Sheila sendiri duduk di bangku taman dengan pandangan merenung. Ia merasa kehilangan sesuatu yang juga ia tak mengerti itu apa. Ia merasa sesuatu yang teramat pedih namun tak tau sebabnya.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang