5| INJURY TIME

1.6K 408 247
                                    

Tahu korelasi Rashad sama Profesor Snape di HarPot?
Sama-sama menyebalkan tingkahnya
-ephemeral-

Anak-anak tim kreatif sudah tidak asing lagi dengan nama Marsha Ravena. Influencer top Surabaya sekaligus kekasih bos yang sering dibawa ke ruangan divisi kreatif saat Rashad sedang meeting di luar kantor. Semua sampai hapal dengan kehadiran Marsha. Terutama divisi tempat Bita bertahan.

Cantik sih. Maju-mundur cantik malah, enggak kalah sama Princes Syarini. Namun, kadang-kala si cantik ini nir-adab-nya subhanallah. Suka semena-mena sama anak-anak kreatif. Dari Yola yang suka disuruh nemenin ngopi - itu cuma alibi, padahal menurut Yola dia lebih sering dijadikan kacung oleh si Marsha ini. Bang Emil atau Candra yang suka disuruh cosplay jadi sopir dadakan, sampai Bita yang suka diminta membelikan makan siang atau camilan buat si Marsha-Marsha ini.

"Flat mules lo itu kawe berapa, Ta? Pasti belinya di PTC ya? Mirip kayak  aslinya. Gue punya tuh, persis kayak yang Lo pake itu, cuma beda warna aja."

Itu adalah kalimat Marsha mengomentari -- saat Bita kebagian tugas mengantar si Mbak Selebgram ke gedung sebelah untuk beli camilan dan kopi. Bita hanya meringis menanggapi statement Marsha tanpa berniat adu mekanik. Meski flat mules shoes yang dia pakai itu merupakan original seharga 13 juta keluaran brand  MACH & MACH - hadiah dari Sagara saat ulang tahun Bita yang ke dua puluh.

Apa Marsha pikir Bita dan semua karyawan di sini terlihat miskin sekali di matanya?  Sampai enggak bisa sesekali beli barang branded gitu? Yola bahkan rela menguras sebagian tabungannya karena ingin memiliki backpacker limited edition dari Alexander McQueen. Dan, yang pasti Bita serta teman-temannya memperoleh barang keinginan dengan perjuangan, bukan semata didapat dari nodong pacar. Eh!

Biasanya Rashad akan meminta Yola menemani Marsha untuk ngopi di kafe sebelah gedung jika kerjaan sedang longgar. Yola tidak bisa menolak, meskipun sebenarnya enggan jika ditilik dari ekspresinya yang kurang antusias. Dia kurang suka dengan pacar Pak Bos yang satu itu. Tingkahnya sangat bossy dan suka memandang rendah pada karyawan - seolah di matanya tak lebih dari sekadar kacung yang bisa disuruh ini itu.

Bita merasa beruntung karena selama menduduki kursi kubikelnya sangat jarang  bersinggungan dengan Pak Bos ataupun pacarnya, paling hanya sesekali. Mungkin karena dianggap anak junior, yang keberadaannya tak lebih dari seekor kurcaci. Namun ketenangan Bita harus terkubur mulai sekarang - sejak Yola menyodorkan deadline padanya - pemicu dia harus bersinggungan dengan Bapak Direktur Kreatif.

Siang terasa menyengat. Oh tentu saja, kapan sih Surabaya tidak panas? Peluh menetes di dahi Bita yang tertutup pasmina sifon cokelatnya. Istirahat siang agak molor karena mengerjakan deadline. Lagi. Yola dan yang lain telah lebih dulu beranjak ke kantin tepat di jam istirahat makan siang.

Bita masih merasa dongkol bukan main gara-gara dipermalukan di ruang meeting tadi pagi. Si Rashad itu, berhasil dengan sangat baik mengjungkir-balikkan mood Bita sampai ke titik terendah. Ibarat sebuah benda yang dilempar dari atas gedung sampai jatuh mendarat di basemant. Luluh lantak enggak tuh?!

"Ta, kenapa sih muka ditekuk terus dari tadi?" Candra iseng bertanya. Rekannya itu baru bubar meeting dengan orang marketing mewakili divisi kreatif. Bita tak sengaja bertemu dengan Candra di depan lift saat akan turun ke kantin.

"Ga usah bawel, deh, Cand. Gue lagi enggak mood ngomong," sahut Bita. Tangannya bergerak ingin memencet tombol lift, tapi tertahan saat sebuah suara menginterupsi gerakannya.

"Tunggu!"

Bita berdecak. Dia rasa gedung perkantoran dengan lantai 32 ini lebarnya hanya seluas daun kelor. Kenapa di manapun sekarang dia harus bertemu dengan Bapak Direktur Kreatif yang maha sempurna. Lelaki itu masih sama seperti tadi saat di meeting room ; wajah tegas tanpa senyum, mata berkilat seolah anak panah yang siap dilesatkan pada dada musuh. Rashad masuk ke dalam lift, bergabung dengan Bita dan Candra. Lelaki itu berdiri di belakang Bita dan Candra.

EPHEMERAL [TERBIT-KAROS PUBLISHER]Where stories live. Discover now