6. Dilema

7.8K 570 13
                                    

Sudah beberapa hari ini Farid dan Anjas tak saling berhubungan. Ya, semenjak malam itu, malam di tengah hujan saat Farid mengungkapkan perasaannya. Ada kecanggungan di antara mereka berdua walaupun itu hanya saling menyapa melalui sebuah sms. Semua sudah berbeda, tak lagi sama.

Anjas masih terperangkap dalam dilema dimana hatinya ingin menjerit memanggil nama seseorang. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Sebuah janji sudah terlontar melalui mulutnya di hadapan Mama-nya dan juga Rosa.

Anjas kembali memandang sebuah photo dua bocah berseragam putih abu-abu yang saling merangkul. Sebuah Photo yang selalu terselip di bagian paling dalam dompetnya. Dia menyesali kebodohannya yang melewati begitu banyak waktu dan kesempatan untuk bisa menyatukan dua hati yang 'sama'.

Anjas kembali mengingat memory saat photo mereka berdua itu diambil beberapa tahun lalu. Di sebuah taman yang berada di tengah kota saat kelulusan sekolah mereka berdua. Ya, seragam putih yang sudah tercoret-coret penuh tanda tangan teman-teman mereka. Anjas meneliti dan memperhatikan sebuah tulisan yang tidak begitu jelas di bagian dada sebelah kiri seragam sekolahnya.

Deg!

Dada Anjas berdetak kencang saat dia melihat sesuatu yang menarik di sana. Anjas segera mengacak-ngacak lemari pakaiannya untuk mencari seragam sekolahnya itu.

Seragam putih sekolahnya tersimpan di bagian bawah lemarinya, terlipat rapih, tersimpan di dalam sebuah kotak dus bersama barang-barang yang lain sepeninggalan masa SMA-nya.

Diambilnya seragam putih itu. Dengan jantung yang masih berdebar-debar, Anjas perlahan membuka lipatan seragamnya. Dengan teliti, Anjas memperhatikan bagian dada sebelah kiri dari seragamnya.

Deg!

'F. ai A.'

Kecil sekali tulisan itu yang terletak di bawah tanda tangan Farid. Tulisan itu tak akan jelas kalau tidak diperhatikan secara seksama. Dan Anjas tak pernah memperhatikannya selama ini.

Ya, bukankah 'ai' dalam bahasa Jepang berarti cinta? Mungkinkah 'F. ai A.' berarti 'Farid cinta Anjas'?

Ah! Kalau saja dia menyadarinya, sebuah 'kode' yang diberikan Farid!

Masih adakah kesempatan itu? Masih bisakah dia membatalkan sebuah jalinan yang sudah disepakati dua keluarga? Bisakah Mama-nya mengerti akan hal itu? Mengerti hatinya yang mungkin saja dianggap tidak normal dan menyalahi qodrat?

Setetes air mata mengalir lagi terjatuh dari kelopak matanya. Dihapusnya cepat air mata itu. Dia memaki dirinya sendiri yang begitu cengeng!

"Kamu udah pulang kantor?" Sapaan Reza mengalihkan perhatiannya. Cepat-cepat Anjas menyembunyikan photo itu di dalam dompetnya lagi.

Reza adalah kakak kedua dari Anjas. Sudah lebih tiga tahun mereka tak bertemu. Anjas memang tak begitu dekat dengan Reza. Semenjak lulus SMA, Reza sudah tinggal di luar kota dan jarang sekali pulang ke rumah. Mereka tak begitu dekat, sehingga untuk sekedar menanyakan kabar masing-masing saja, mereka berdua hampir tidak pernah.

Saat ini mereka masih berada di rumah sakit untuk menunggui Mama-nya yang masih dirawat. Reza yang mendapat kabar tentang penyakit Mama-nya dari Andre, langsung pulang ke esokan harinya untuk menemui Mama-nya.

"Udah Bang. Abang cuti sampai kapan?" Tanya Anjas berbasa-basi.

Anjas memperhatikan Abangnya yang kini jauh terlihat berbeda dari terakhir mereka bertemu. Reza masih tampan dan gagah seperti dulu. Tapi kini dia terlihat lebih dewasa bukan hanya dari penampilannya, tetapi juga dari sikapnya. Aura dingin dan sikap cuek Reza seperti memudar berganti dengan sebuah kehangatan. Kehangatan sebuah keluarga yang tak pernah Reza berikan dulu.

Cinta Dalam HatiWhere stories live. Discover now