15

1.7K 142 2
                                    

Lima tahun yg lalu....

Seorang gadis kecil dengan pipi merahnya yg menggemaskan berjalan mengendap di antara kedua kaki nya yg pendek.

Kedua pipi nya merona di bawah sinar matahari yg menyengat. Wajahnya tetap ceria walaupun cuaca nya tidak sedikitpun mendukung untuk terus berjalan membuntuti seorang di depan nya .

"Berhenti mengikuti ku anak Manja!"

Gadis dengan bandana merah muda nya itu terkesiap. Boneka yg berada di pelukan nya jatuh saat teriakan itu datang dari bibir seorang anak lelaki yg tengah ia ikuti tersebut.

"Pergi dan jauh-jauh dariku" ucap nya dengan suara dingin sambil memutar topi nya ke belakang, hingga matanya yg berwarna abu-abu Tampak menyala di bawah terik matahari.

Tongkat baseball di tangan nya berkali-kali anak itu ayunkan dengan tatapan mata nya yg menakutkan.

"Hae...haechan mau main sama kamu..." Ucap gadis itu terbata-bata.

"Aku nggak mau main sama anak manja dan cengeng kayak kamu"

Mendengar hal itu, haechan kecil berlari meninggalkan boneka nya yg masih jatuh ke atas tanah.

Haechan menangis sambil mengusap wajahnya dengan punggung tangan.

Haechan berlari dengan air mata berlinang tanpa tahu bahwa jalan yg ia lalui bukanlah rute jalan menuju ke rumah nya.

Haechan kecil terlalu hanyut dengan tangisan nya hingga ia jatuh terperosok dalam sebuah lubang yg dalam.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAHH!"

haechan berteriak dan tubuh nya yg mungil jatuh ke dalam lubang bekas proyek pembangunan yg telah lama kosong tanpa penghuni.

"HIKS!!" haechan semakin keras menangis saat kaki nya tidak dapat di gerakkan.

Kakinya terkilir dengan luka gores yg begitu dalam menghiasi lutut.

"Mama tolong haechan....hiks....
tolong"  haechan menangis dan berusaha untuk duduk.

Ia melihat ke sekeliling dengan wajah nya telah berlumuran tanah dan air mata.

Kakinya yg lemah dan tangan nya yg kecil tak mampu meraih langit-langit lubang.

Haechan tidak bisa memanjat dan ia menangis semakin kencang karenanya.

"Hiks..." Haechan menangis tersedu-sedu saat langit telah mulai gelap.

Haechan terus menerus berdoa di antara ratapan nya yg kian melemah.

Di antara ratapan lirihnya itu, haechan merasa sedih mengingat ucapan anak lelaki itu kepada nya.

"Nggak ada yg mau main sama haechan" suara isakannya terdengar begitu sedih.

Haechan tidak dapat menahan rasa lelah di tubuh nya. Seketika itu pula, haechan jatuh dan berbaring jatuh ke tanah. Berharap akan ada yg menolong nya dan membawa nya naik ke atas.

"Haechan!"

Di antara kesadaran nya yg kian memudar, haechan mendengar suara seseorang tengah memanggilnya.

"Haechan! Kamu di mana, sayang?!"

Haechan merasakan dirinya untuk bangun saat suara milik ayahnya datang.

"Papa..."haechan ingin berteriak namun yg keluar hanya sebuah Isak kecil miliknya.

Haechan kembali mengeluarkan suaranya dan lagi-lagi ia hanya bisa menangis karena yg keluar tak lebih hanya sebuah isakan lemah.

Haechan benci kenapa ia begitu lemah?!

Bahkan panggilan itu perlahan mulai hilang dan telah berubah sunyi.

Making LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang