Bab 01

12.5K 980 484
                                    

"Christ, ini Gabriella. Dia baru nyampe kesini tadi sore. Seterusnya kalian harus lebih dekat sekarang karena Billa udah jadi adik kamu." ujar Selin, Ibunda Christian.

Christian meletakkan seragam sekolahnya ke punggung kursi yang akan segera dia duduki. Dia memandangi wanita yang di kenalkan Selin padanya, dan langsung duduk lagi acuh tak acuh.

"Kan Christ pun udah kenal sama Billa." jawab Anton, Ayah Christian.

"Tapi kan itu udah lama banget, Pa. Udah dari berapa kalian nggak pernah ketemu lagi? 12 tahun yang lalu. Waktu itu mereka umurnya 6 tahun. Jadi bisa jadi udah saling lupa sama wajah masing-masing." jelas Selin menyiapkan lauk-laukan untuk piring suaminya.

Anton terkekeh renyah. "Yang waktu Christ sering jahatin Billa dulu? Christ sering ngajak Billa main tapi habis itu di tinggalin sendirian di pinggir sungai?"

Christ yang mendengarnya hanya memainkan sendok dan garpu di tangannya. Dia memandangi gadis di depannya saat ini, menunggu Billa membalas tatapannya sedari tadi tapi tidak pernah terjadi. Billa hanya menurunkan pandangannya dengan sopan dan mengambil makanannya.

Ucapan Anton mengingatkannya ke kejadian masa kecilnya dulu, saat masih hidup bersama dengan keluarga Billa dan mendiang Oma mereka. Christ memang sangat membenci Billa. Benci bukan hanya sekadar jahil atau ingin bergelut sesama bocah kala itu, tapi memang muak padanya. Billa hanyalah gadis lugu yang tidak seru, tidak pernah mau di ajak bermain, hobi Christ dari dulu adalah membuatnya menangis, tapi setelahnya Billa selalu mudah memaafkannya. Christ benci saat Billa tidak pernah mau di ajak perang olehnya.

"Billa, mau makan lauk yang mana, Sayang?" tanya Selin yang barulah membuat Billa menengadahkan wajahnya.

"Ehm, aku ini aja, Tan. Udah cukup." gadis itu mengangguk canggung dan tersenyum tipis.

Christ yang melihat itu lalu menggigit bibir bawahnya. Dia pun tidak menyangka jika gadis yang dia benci, yang sering dia jahati, yang tidak pernah dia pikirkan lagi sebelumnya, sekarang tumbuh menjadi gadis cantik dan penuh aura positif dalam dirinya.

"Christ!" Selin menyadarkan lamunannya yang membuat ia sedikit terkejut. "Ya ampun, nak."

"Kenapa, Ma?"

"Ngapain segitunya liatin Billa? Sampe-sampe Mama manggil dari tadi nggak nyadar?"

Billa yang merasa namanya di sebut melihat ke kedua Ibu dan anak itu.

"Oh, nggak. Jijik aja ada cewek kampung di sini. Jadi nggak selera makan." ucap Christ dengan wajah datarnya seperti tidak bersalah apapun.

Selin yang mendengar itu menatap Billa sangat tak enak hati, anaknya ini!

"Coba ngomong sekali lagi, Christ??" Anton berkata sinis tidak terima keponakannya di perlakukan seperti itu. "BILLA INI ANAK ABANG MAMAMU. ARTINYA ANAK KAMI JUGA!! Jangan sesekali kamu coba-coba nyakitin Billa dengan omongan sampah kamu tadi!! Sampai Billa nggak betah di rumah ini, kamu pun harus pergi dari rumah ini!"

"Paman." Billa memanggilnya. "Aku, nggak tersinggung sama sekali."

"Halah penjilat."

Anton langsung menatap Christ dengan tajam membuat cowok itu pun kesal. Dia menarik lagi tas dan seragam sekolahnya lalu pergi meninggalkan meja makan. Dia jadi tidak ada mood untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan. Ini semua gara-gara gadis kampung itu.

"Bill, maafin Christ ya. Dia memang kayak gitu ke semua orang, ke tetangga, ke temen SMA nya, nggak cuman ke kamu aja." ucap Selin lantas merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, Tan. Aku terbiasa dari sikap Christ waktu kecil dulu."

———

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Christian & GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang