BAGIAN 02

842 131 12
                                    


"Baiklah, tapi biarkan aku ikut merawat si kembar denganmu." Ucap Rintarou.

Shinsuke mengangguk, lalu dia menceritakan dari awal si kembar memeluknya sampai polisi mengizinkannya untuk merawat dua anak itu.

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Beberapa orang pergi keluar rumah untuk mencari udara malam, ada juga yang lebih memilih tidur.

Tak jauh berbeda dari suasana apartemen yang ditinggali Shinsuke. Si kembar sudah tidur setelah ditemani Rintarou. Entah kenapa mereka ingin didampingi Rintarou sampai benar-benar tertidur. Yang lebih mengherankan adalah Rintarou menurutinya, padahal dia tak begitu suka dengan anak-anak.

"Ingin ikut bersama besok?" Tanya Shinsuke.

"Kemana?" Tanya balik Rintarou.

"Mall, membeli perlengkapan si kembar juga sekalian membeli bahan masakan yang hampir habis." Jelas Shinsuke.

Rintarou mengangguk, "Aku dengar juga, ada theme park yang baru dibuka minggu lalu. Bagaimana jika kita kesana?" Usulnya.

"Bukan masalah, malam hari bukan? Kebetulan besok malam minggu." Ucap Shinsuke.

"Siap, ke mall jam 1 siang saja. Lalu keliling sampai malam, baru ke theme park." Seru Rintarou.

"Kalau begitu, aku pulang dulu. Besok setengah 1 siang aku berangkat kesini." Ucap Rintarou.

"Kenapa tidak menginap saja?" Tawar Shinsuke.

"Kau ingin tidur denganku? Lalu aku akan memelukmu sampai matahari terbit menggantikan bulan?" Goda Rintarou.

Yang menawarkan diam tersipu, terlihat semburat merah yang muncul di pipi putihnya.

"Ya sudah sana pulang, daripada nanti ada setan yang ikut numpang." Acuh Shinsuke sembari membereskan pekerjaannya.

Rintarou tersenyum tipis, lalu dia pergi keluar apartemen. Dia yakin jika Shinsuke saat ini sedang salah tingkah dengan ucapannya.

.
.
.
.

Matahari sudah mulai menampakkan diri untuk menyinari dunia. Burung-burung berkicau pagi seperti biasa.

Si bungsu, Osamu bangun lebih dahulu. Melirik kembarannya yang masih nyaman berkelana di alam mimpi, Osamu juga tak berniat membangunkannya. Dia lebih memilih keluar kamar untuk mencari mama nya.

Osamu berfikiran jika Shinsuke sedang berada di dapur, dan benar saja, dia menemukan Shinsuke sedang berkutat dengan alat masaknya.

"Mama" Panggil Osamu.

Yang dipanggil menoleh kearah suara, lalu tersenyum. Shinsuke menyamakan tingginya dengan si bungsu lalu mengelus surai yang masih berantakan itu.

"Samu lapar?" Tanya Shinsuke.

Osamu menggeleng, dia memeluk leher Shinsuke. Lalu bergumam, "Akhirnya aku merasakan pelukan hangat selain dari Tsumu."

Shinsuke hanya terdiam, dia hanya membalas pelukan si bungsu. Tapi Shinsuke juga harus memasak, jadi dia menggendong Osamu sembari menyelesaikan kegiatan memasaknya.

Beruntung masakannya tinggal memindahkannya ke piring. Dan Osamu juga tidak banyak bergerak, juga tidak berat. Shinsuke berfikir dia harus memenuhi nutrisi si kembar.

"Samu, kenapa kau tidak membangunkanku" Rengeknya.

Shinsuke menoleh ke asal suara. Lalu dia menurunkan Osamu, membiarkan keduanya mengobrol sementara dirinya memindahkan makanan ke meja makan.

Happiness [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang