PART 1

743 61 15
                                    







Kami ini dua yang menjadi satu.
Satu yang terdiri dari dua.
Aku tak tega membiarkanmu mencintaiku, karena dengan begitu, kau harus bisa mencintai sisi jahatku. Dan sisi jahatku ini, sangat sulit untuk dicintai.












~ From The Darkest Side ~

Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaan Prem sekarang selain rasa takut dan kegugupan yang menyesakkan dada.

Ketika mobil mereka memasuki pintu gerbang yang megah itu, rasa gugup dan takutnya makin memuncak. Ibunya, yang menyetir disebelahnya tampak tenang dan bahagia, tentu saja, kemewahan ini akan menjadi kehidupan barunya, hal yang dulu diimpi-impikannya sejak dulu. Lagipula ibunya tidak perlu mencemaskan penampilannya, ia selalu terlihat cantik, muda dan wangi, tidak pernah berubah sampai sekarang.

Ibunya melahirkan Prem saat berusia sangat muda, 16 tahun. Dan sekarang di usia Prem yang sudah 20 tahun, selisih usia itu sama sekali tidak kelihatan, mereka terlihat seumuran. Apalagi Prem selalu mengenakan pakaian seadanya yang cenderung kusam tapi nyaman digunakan, sedangkan ibunya memilih berpakaian sexy dan penuh gaya.

Yah, penampilannya sekarang tidak bisa dibilang baik, Prem menarik napas sambil mengamati dirinya sendiri. Dia tadi berdiri lama di depan lemari pakaiannya mencoba menemukan kemeja yang terbaik, tetapi ternyata dia tidak punya satupun kemeja yang setidaknya nyaman dipandang mata. Gajinya sebagai pelayan salah satu café di Bangkok sama sekali tidak memungkinkannya membeli banyak pakaian. Dan ibunya selalu sibuk dengan karirnya sehingga ibunya tak mau repot-repot memikirkan tentang cara berpakaian anaknya atau pergaulannya sekalipun. Davika, ibunya melahirkannya karena kesalahan remaja masa lalu, jadi dia tidak punya ayah yang mengakuinya.

Davika lalu meninggalkannya begitu saja, menitipkannya ke kedua orang tuanya, lalu pergi merantau keluar kota untuk melupakan masa lalu dan melanjutkan sekolah. Sejak saat itu Prem dan Davika hanya bertemu saat Davika pulang liburan ke rumah, biarpun Davika benar-benar tidak masuk dalam kategori ibu, tapi Prem selalu menyayangi dan menganggap Davika sebagai ibunya, walaupun Davika tidak mau dipanggil ibu, tapi tetap bagi pemuda itu, Davika-lah yang telah melahirkannya ke dunia ini walau bagi Prem orang tua sejatinya adalah kakek dan neneknya yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang sejak ia lahir sampai dia beranjak dewasa.

Lalu setelah dua tahun lalu, kakeknya meninggal dunia, disusul neneknya setahun kemudian, namun Prem tetap tidak menggantungkan diri kepada ibunya, toh Davika juga tidak peduli.

Prem menghidupi dirinya sendiri dan sama sekali tidak ingin terlibat dalam kehidupan ibunya yang saat itu sudah menjadi aktris ternama.

Sampai suatu ketika Davika menghubunginya, mengatakan bahwa dia akan menikah dengan salah satu konglomerat paling kaya dan ternama, seorang lelaki berusia 4 tahun lebih muda darinya, dan mengundang Prem untuk turut serta dalam persiapan acara pernikahannya.

"Bagaimanapun juga, meski kau adalah sebuah kesalahan akibat kebodohanku di masa lalu, kau adalah anakku." gumam Davika dengan logat seksinya sambil mengoleskan lipstick berwarna merah gelap pada bibirnya yang indah, sehingga warna bibirnya terlihat begitu kontras dengan kulitnya yang begitu mulus dan bersih. Dan hari ini adalah pertemuan makan siang pertama mereka setelah dua tahun lamanya tidak berjumpa.

"Lagipula, aku terlanjur menceritakan tentangmu pada Boun, tidak sengaja tentunya, tapi siapa yang bisa membohongi Boun? Dia tahu segalanya..." Davika tersenyum menerawang seperti orang dimabuk kepayang, "Dan Boun ingin melihatmu."

Jadi karena calon suaminya yang kaya itu ingin melihatku? bukan karena dia ingin bersamaku di saat-saat bahagianya? Prem menyimpulkan dalam hati, dan seberkas rasa nyeri mengalir didadanya.

FROM THE DARKEST SIDE (BOUNPREM VER)Where stories live. Discover now