Prolog

5 1 0
                                    

Arlana Sarasvati Santoso, seorang gadis cantik yang memiliki mata sipit dan kulit putih seperti keturunan orang Jepang. Dia anak kedua dari keluarga Santoso. Ayahnya, Abraham Simon Santoso seorang pengusaha sukses yang sangat disegani.

Bundanya, Karina Sarasvati pemilik butik yang cukup terkenal di kotanya. Kedua orang tua Arlina seorang pebisnis hebat, mereka selalu hidup bahagia dan harmonis. Kakaknya Arkana Alvarez Santoso seorang dokter beda di rumah sakit melati.

Namun, beberapa bulan terakhir Arlana sulit untuk menemui kedua orang tua nya. Karena, kesibukan mereka masing-masing.

Terlebih lagi setelah lulus SMA, Arlana menginginkan untuk bekerja sambil kuliah. Ia, ingin membebani kedua orang tuanya. Sempat terjadi perdebatan karena, Arlana yang memilih bekerja diluar perusahaan kedua orang tuanya itu. Tetapi, dengan penuh semangat dan terus berusaha menyakinkan mereka, akhirnya Arlana di izinkan untuk bekerja sambil kuliah.

Arlina sudah mulai kuliahnya sejak dua bulan lalu, ia sengaja mengambil kelas malam agar paginya bisa bekerja. Ia mahasiswa baru, semester satu dan menggambil jurusan manajemen bisnis.

.____________________________________________.

"Selamat pagi Ayah" sapa Arlina dengan senyuman khas nya.

"Pagi, sayang" balas sang ayah.

Arlina menghampiri ayahnya di meja makan, kemudian ia duduk bersebelahan dengan ayahnya.

"Bunda, sama Abang mana yah?" Tanyanya.

Tidak lama kemudian, bunda Karina datang dari arah dapur dengan membawa semangkuk sup ayam. Lalu menghampiri ayah dan anak itu.

"Bunda disini sayang" Karina meletakan supnya di meja makan. Kemudian duduk di sebelah suaminya.

"Eh, bunda hehe" ujar Arlian dengan senyuman khas nya. "Aku kira udah berangkat ke butik Bun" lanjutnya sambil mengambil sup yang masih hangat itu.

"Hari ini bunda berangkat bareng ayah. Abang kamu pagi tadi, sudah berangkat karena ada jadwal operasi katanya" Karina menjawab semua pertanyaan putrinya.

Arlana mengangguk saat mendengar jawaban sang bundanya, itu berarti hari ini ia yang terakhir pergi meninggalkan rumah. Mereka melanjutkan sarapan paginya tanpa berbicara lagi, hanya terdengar alat makan yang saling beradu.

Setelah selesai, kembali bunda Karina menatap putri satu satunya itu. Kemudian berpesan, untuk hari ini. Sambil membersihkan meja makan di bantu dengan Arlana.

"Kegiatan kamu sampai jam berapa hari ini?" Tanya Karina

"Seperti biasanya Bun, sampai jam 9. Aku pulang kerja jam 4, habis itu langsung ke kampus." Ucap Arlana dan membawakan piring kotor ke wastafel. "Sini Bun aku aja yang cuci piring"

Arlana mengambil alih untuk mencuci piring, sedangkan Karina membiarkan anaknya sambil memperlihatkan. Ada sedikit yang ingin ia tanyakan. "Eumm, sayang Hubungan kamu sama Reza bagaimana?"

"Baik mah, seperti biasa" Arlana matikan keran air dan menjawab pertanyaannya. "Tumben, mamah tanya hubungan aku sama Reza?" Heran Arlana.

Karina  menatap dalam sang anak "Gapapa sayang, mamah penasaran soalnya kamu sudah jarang cerita tentang Reza, mama kira kamu udah selesai sama dia"

"Ya, enggalah ma. Aku sama Reza tuh baik baik aja, iya cuma jarang komunikasi aja sekarang. Kita sibuk masing masing." Jelas Arlana dengan yakin.

Karina menghela nafas, entah kenapa ia takut putri satu satunya itu terluka oleh laki-laki yang bernama Reza. Tak lain adalah pacarnya Arlana. Hubungan keduanya sudah berjalan hampir 5 tahun, sedari awal kelas 1 SMA. Tak jarang Arlana menceritakan tentang hubungan ke duanya dan membanggakan Reza di depan keluarganya.

Namun, akhir akhir ini mereka terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Terlebih lagi, sudah jarang ketemu dan berkomunikasi dengan baik. Jarak dan waktu menjadi titik permasalahan untuk mereka berdua.

"Heumm, ya sudah kalau terjadi sesuatu cerita ya," Karina memeluknya erat "Mama berangkat dulu." Arlana Salim ke sang mama.

"Siapp, ma.. Oia, kalau jadi hari ini aku mau ketemuan sama Reza ya. Pulang telat gapapa ma?" Tanya Arlana.

"Kamu di jemput Reza? Silahkan, jangan sampai lewat jam 12 malam ya." Ucap Karina sambil berjalan ke meja makan mengambil berkas dan tasnya.

"Iya ma, okee mam." Sahut Arlana sambil mengacungkan jempol nya.

***

Hari, cepat berlalu tak terasa sudah sore dan menjelang malam. Arlana kini sedang sibuk merapikan pekerjaannya, karena lima menit lagi akan segera pulang. Setelah selesai dengan kegiatannya, Arlana mengabari kekasihnya untuk segera menjemputnya.

Tak menunggu waktu lama, Reza sudah sampai didepan tempat kerja Arlana. Mereka berdua sepakat untuk berjalan santai menikmati udara segar malam hari, dan berakhir dengan mampir disebuah tempat makan favorit mereka berdua.

Galana'sWhere stories live. Discover now