Penginapan

110 12 18
                                    

Cecilion menahan nafas, ia takut hembusan nafasnya akan mengenai tengkuk Xavier.

Kini kedua insan tersebut berada dalam perpustakaan. Sepi. Ya, karna bagi sebagian orang lebih senang menghabiskan waktu liburnya untuk bersenang-senang.

Terlalu dekat.
Pikir Cecilion. Waktu terasa berjalan sangat lama, sampai akhirnya Xavier mengambil buku yang ingin ia baca.

Xavier memperhatikan Cecilion yang berada di hadapannya, terlihat semburat kemerahan di pipi Cecilion. Xavier tersenyum kemudian beranjak dari tempatnya berdiri menuju tempat duduk untuk lanjut membaca. Cecilion yang menyadari ledekan tersebut merasa kesal, ia kemudian mengikuti Xavier dan duduk di sebelahnya.

Waktu terus berlalu bersamaan dengan dentingan jam dinding yang menemani mereka belajar di kesunyian perpustakaan. Setelah selesai, Xavier mengajak Cecilion untuk makan malam bersama.

Sesampainya mereka di restoran, Xavier dan Cecilion memesan makanan. Sembari menunggu, mereka berbincang mengenai kegiatan mereka. Mata Xavier teralihkan oleh sepasang kekasih yang baru datang duduk di sebelah meja mereka. Tepat saat itu juga, makanan mereka sudah datang. Pelayan meletakkan makanan mereka di atas meja kemudian pergi sembari melontarkan senyum ramah.

Hening. Tak ada satupun dari mereka yang berbica ketika makan. Mereka menyantap makanan dengan tenang.

"Hei," ucap Xavier memecahkan keheningan "Nanti malam menginaplah di tempatku."

Cecilion seketika menghentikan aktifitasnya.

"Menginap? Aku tidak punya keperluan apapun." Jawab Cecilion

"Ada hal yang inginku tanyakan padamu,"

"Kalau begitu tanyakan saja langsung disini"

"Tidak bisa, ini mengenai soal yang kita bahas tadi di perpustakaan."

Cecilion mengernyit. "Yang mana?"

"Nanti akanku beritau sewaktu di penginapanku. Lagi pula besok aku masih libur, dan kau pun tadi bilang tidak ada kelas, kau juga tinggal sendiri jadi tidak akan ada yang mencemaskanmu pulang larut, benar begitu, kak?" Xavier mencoba untuk menggoda Cecilion dengan nada yang menjengkelkan.

"Sudah kuberitau jangan panggil aku dengan sebutan 'kak'." Keluh Cecilion

Xavier tertawa melihat reaksi dari Cecilion. "Kalau begitu mau, ya?" Xavier memohon dengan nada memaksa.

"..Baiklah.." Cecilion menghembuskan nafas, pasrah akan ajakan adik tingkatnya tersebut. Lagi pula sebagai kakak tingkat yang baik, Cecilion sangat senang membantu adik tingkat kesayangannya.

.

Sesampainya mereka di penginapan Xavier, Xavier membuka pintu kemudian masuk, diikuti oleh langkah Cecilion yang mengintilinya dari belakang. Sebelum mulai, Xavier hendak izin untuk mandi terlebih dahulu.

Sembari menunggu, Cecilion melihat sekeliling penginapan yang ditinggali Xavier. Tempatnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sangat pas untuk anak merantau seperti Xavier. Dan yang membuatnya terkesan bahwa penginapannya cukup rapih.

Beberapa menit berlalu, Xavier keluar dari kamar mandi dan menampakkan diri. Cecilion terkejut karna Xavier keluar hanya dengan sehelai handuk yang masih terpasang di tempat yang memang seharusnya.

Xavier yang menyadari ini melirik Cecilion dan tersenyum, "Kenapa jadi canggung gitu, Kak? 'kan kita sesama jenis" ledek Xavier kepada Cecilion.

Kini semburat kemerahan keluar di pipi Cecilion. "A- Sudah ku bilang jangan panggil 'kak'." Cecilion mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Between UsWhere stories live. Discover now