Dua Belas

247 59 4
                                    

Keesokan harinya.

Itu adalah mata pelajaran Olahraga.

Teman-teman satu kelasku cukup senang dengan mata pelajaran ini terutama kaum laki-laki. Banyak hal lain pula yang disuka dari mata pelajaran Olahraga karena tidak perlu memeras otak. Tidak seperti matematika yang bisa membuat pusing tujuh keliling, Olahraga hanya perlu praktek menyenangkan untuk melakukannya.

Namun meski begitu,

Aku tetap membenci Olahraga.

Mengelilingi lapangan agak mengesalkan, dan aku selalu mendapat nilai C karena aku tidak dapat berolahraga sepandai teman-temanku yang lain.

Selain itu, fisikku juga tidak terlalu kuat.

Aku mudah pingsan.

Dan sialnya, agenda hari ini adalah berlari secepat mungkin mengelilingi lintasan lari yang sudah dipersiapkan.

Aku tidak senang.

"Hinata-san."

Dan kemudian, mood-ku bertambah tidak senang dengan kehadiran Sakura yang tiba-tiba muncul di sebelahku.

"Oh, Sakura-san."

Sakura berdiri tepat di sebelahku sembari menunggu giliran berlari. Rambut merah mudanya yang pendek dikuncir rendah dengan bando berwarna merah menghiasi rambutnya. Mata hijaunya yang bersinar tampak indah diterpa sinar matahari dan wajahnya sangat cantik.

Tidak salah memang jika Sasuke pada akhirnya jatuh hati kepadanya.

Tidak salah pula jika mereka nantinya bersama dengan secara resmi menjalin kasih.

Semuanya, tidak salah.

Tapi, meski Sasuke menyukainya seperti itu.

Aku tetap tidak bisa menyukai Sakura.

Benar-benar tidak bisa. Itu sedikit sulit dan menyesakkan.

"Dimana Sasuke?"

"Hmm? Mengapa bertanya kepadaku masalah itu?"

"Oh, kupikir kau tahu segalanya karena kau adalah teman dekatnya."

Aku tahu jelas bahwa Sakura dengan sengaja menekankan kata teman pada kalimatnya. Kemudian, meski ia mengatakan itu dengan senyuman lembut, aku tahu benar bahwa itu hanyalah bentuk sarkastik.

Sakura membenciku, dan aku tahu itu.

"Aku tidak mengerti, kau kan orang yang dekat dengannya sekarang. Mengapa malah bertanya kepadaku?"

Sakura adalah orang yang berada disisinya sejak berbulan-bulan yang lalu, dan aku kemudian dijadikan nomor dua teman perempuan terdekatnya sekarang.

Sakura adalah orang yang dia suka. Orang yang kemungkinan menjadi kekasihnya di masa depan.

Sedangkan aku adalah temannya. Orang yang tidak Sasuke suka secara romansa, dan tidak memiliki kemungkinan untuk menjalin kasih dengannya.

Ah, lagipula aku tidak berharap lebih.

Sasuke kan tidak menyukaiku.

Bahkan sejak aku mengatakan perasaanku padanya, Sasuke tetap diam tidak memberi balasan apa-apa. Ia bahkan tidak menyapaku pagi tadi saat ia masuk sekolah. Kami putus kontak sejak aku mengatakan aku menyukainya. Ia barangkali risih kepadaku sejak itu. Ia mungkin membenciku karena perasaan aneh itu muncul diantara kita berdua.

Rasanya, pernyataan suka yang aku sebutkan kepadanya terasa salah.

"Hinata-san."

"....."

Break!Where stories live. Discover now