Prolog

15 2 0
                                    

Langit Jakarta diliputi awan hitam semenjak beberapa hari ini. Bahkan,siang ini hujan masih meneteskan airnya. Membuat cuaca menjadi lebih menusuk dibandingkan biasanya. Banyak dari siswa SMA kencana yang mengenakan jaket sekedar untuk menahan suhu tubuh agar tetap hangat.

Tak terkecuali Hotaru Marpaung, siswi pindahan sekolah dari Jepang sejak dua bulan yang lalu disebabkan ayahnya ditugaskan di Indonesia oleh perusahaan. Ayah Hotaru memang orang Indonesia asli, karena itulah Hotaru bisa mendapatkan marga Batak yaitu Marpaung

Tiga bulan yang lalu, sebelum mereka berpindah ke Indonesia. Hotaru sudah menolak perpindahannya ke Indonesia. Karena sepengetahuannya Indonesia adalah negara yang mengerikan karena polusi dan berjuta masalah lainnya, terlebih lagi Indonesia bukanlah negara yang bisa dibilang maju dari segi teknologi dibandingkan dengan Jepang. Tapi siapakah Hotaru yang hanya seorang anak. Pada akhirnya mereka tetap pindah ke Indonesia

###

Teeet,

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas dan mulai meninggalkan sekolah. Hotaru masih berada di ruang kelas membereskan seluruh alat tulisnya sebelum dia menyadari pulpennya ada yang absen dari tempat pensilnya. Ia melongok ke laci meja dan mengecek ke bawah kursinya, siapa tau terselip disana. Ia terus mencari hingga tak menyadari Indira berdiri di sebelahnya sambil menyodorkan pulpen miliknya

"Maaf ya tdi aku sempet minjem,"kata Indira

Hotaru menoleh, tersenyum, lalu menerima pulpen dari tangan Indira

"Arigato(terimakasih),"jawab Hotaru,"Indira-chan jadi ke rumah aku?"

Indira mengangguk. Mereka berduapun mulai melangkahkan kakinya meninggalkan sekolah.

Rumah Hotaru kebetulan tak terlalu jauh dari SMA mereka, SMA Kencana. Hanya menempuh lima belas menit dengan berjalan kaki. Ayah Hotaru yang asli Indonesia tak membuat rumahnya tak bernuansa Jepang sama sekali. Rumah yang ditinggali Hotaru sekarang sangat kental suasana Jepang-nya. Indira-pun masih saja terpukau tiap datang ke rumah Hotaru walau bukan yang pertama kali 

Kamar Hotaru yang cukup luas dengan jendela menghadap ke arah kolam belakang dan rak yang dipenuhi dengan koleksi buku menjadi tempat mereka bermain. Hotaru berbaring diatas kasurnya sambil berkutat dengan ponselnya, sementara Indira bermain komputer milik Hotaru

Biasanya, bila Indira berkunjung ke rumah Hotaru, mereka akan berenang. Tapi, karena cuaca yang sedang dingin, mereka hanya bermain di dalam kamar

"Indira-chan,"panggil Hotaru,"Kamu tau ramen?"

Indira hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer

"Kayanya enak makan ramen cuaca dingin kaya gini,"gumam Hotaru

Hotaru langsung turun dari kasurnya dan keluar dari kamar. Indira hanya fokus menonton drama Korea dan tidak menghiraukan Hotaru sama sekali

Tak lama kemudian, Hotaru datang dengan wajah murung lalu membaringkan tubuhnya dikasur. Indira mengalihkan wajahnya pada Hotaru

"Ramennya gak ada,"keluh Hotaru

"Kalo gak ada ramen, kenapa gak bikin mie aja?"usul Indira

Hotaru langsung merubah posisi tubhnya dari berbaring menjadi duduk

"Nani(apa)? mie?" tana hotaru

Indira mengangguk, ia berdiri memakai jaket dan memasukkan dompet ke sakunya, lalu beranja pergi

"Mau kemana?"tanya Hotaru

"Mau beli mie dan segala perintilannya itu,"jawab Indira," Mau ikut?"tanyanya

Hotaru mengangguk dan memakai jaket serta membawa ponsel. Setelah itu, ia langsung mengejar Indira yang sepertinya sudah di pintu depan

###

Jalanan masih sedikit becek akibat diguyur hujan yang baru saja berhenti. Baru saja Hotaru dan Indira sampai di warung terdekat, mereka seperti diusir dan melangkah lebih jauh untuk mencari warung lain yang buka. Setelah cukup lelah berjalan, merekapun sampai di warung yang buka. Indira langsung melesat menyisir semua rak dan mengambil beberapa barang. Sementara Hotaru, hanya mengekor dibelakang Indira.

Setelah dirasa cukup, Indira segera beranjak ke kasir untuk membayar semua yang akan dibelinya.

"Totalnya 70.000 ya kak,"kata kasir

Indira membuka dompetnya dan hanya mendapati selembar 50.000 disana.

"Ru, kamu ada 20.000 gak?"tanya Indira tanpa memalingkan pandangan dari dompetnya

Hening, tak ada jawaban atas pertanyaan Indira. Ia memutar badannya tanpa mendapati Hotaru di sisinya. Segera ia berjalan dan mencari Hotaru. Tak lama mencari, Indira menemukan Hotaru sedang berada di depan warung dengan nafas tersenggal-senggal dan wajah panik.

"Kamu kenapa Ru?"

"Aku...aku mau p...pulang,"

Mendengar jawaban temannya, Indira segera menyelesaikan transaksi dan membawa Hotaru pulang

###

"Kamu kenapa Ru?"tanya Indira sembari sibuk memasak mie

Hotaru hanya diam tanpa menghiraukan sedikitpun pertanyaan tersebut. Indira hanya menghembuskan nafas panjang sambil tangannya memasukkan mie kedalam panci berisi air panas. Dan setelah beberapa menit kemudian dua mangkuk berisi mie spesial dengan paket komplit berisi korne,keju,dan sawi serta riasan cabai merah diatasnya telah terhidang, aromanya segera menyeruak ke dalam hidung Hotaru. Matanya langsung membulat dan mengikuti tangan Indira yang meletakkan dua mangkok mie diatas meja

"Neee...ichi,"kata Hotaru sambil mengacungkan telunjuknya pada Indira

"Ya satunya lagi buat gue lah,"Balas Indira dengan nada ketus

Hotaru hanya membalasnya dengan cengiran.

Mereka berdua-pun mulai menyantap mie masing-masing. Mata Hotaru membulat sempurna saat suapan pertama mendarat di lidahnya

"Oishiiiiii,"ucapnya histeris

Indira tersenyum sempurna melihatnya, Hotaru terlihat sangat lahap menyantap mie buatannya, bahkan ia menghabiskannya sebelum Indira. Satu mangkok tandas dalam beberapa menit saja. Indira terkikik melihatnya.

Tiba-tiba Indira teringat kejadian di warung, "Tadi kamu di warung kenapa?"

Hotaru menatap wajah Indira dengan semu merah di pipinya,"Aku suka sama senpai penjaga toko tadi,"ucapnya malu-malu

Indira langsung tersedak mie yang masih  berada di atas lidahnya sementara Hotaru segera mengambilkan air minum untuk Indira

###

Masih prolog ya

Jumat.16-12-22

thx buat semua yang udah baca

Hanyut [Baru mulai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang