Chapter 15

2.3K 253 72
                                    

💌
Warning: lemon squash🍋💦
Mature explicit content
Diharap kebijakan pembaca dalam memilih bacaan, khusus 21++
Di bawah 21+ please skip

.
.
.

Hinata merasakan panas yang tidak terkira di sekujur tubuhnya yang sedari tadi tak berhenti menggeliat, menahan rasa sakit yang baru pertama kali ia rasakan. Hinata merasa tersiksa, tubuhnya sangat aneh. Ini berbeda dengan rasa sakit yang ia terima saat menjadi objek eksperimen.

Mata safir Naruto berkabut oleh gairah yang menggebu. Ia mendekati Hinata yang menahan sakitnya.
"Na--Naru tubuhku, rasanya panas. Perutku sa-kit." Naruto membelai surai halus gadisnya.

"Aku tahu. Tenang saja aku akan meredakan rasa sakit mu, aku di sini untukmu Hinata." Heat yang menyiksa Hinata, dengan senang hati Naruto akan meredakannya. Naruto mulai menjilati telinga Hinata. Gadis itu mengerang tertahan. Tubuhnya sangat sensitif oleh sentuhan kecil yang diberikan lelaki pirang itu.

Naruto mencium pipi putih Hinata sambil menjilatinya. Ia mengecup bibir merah Hinata yang sudah basah.
Naruto memperhatikan wajah Hinata yang berada di bawah kungkungannya. Mata sayu Hinata seolah menahan derita karena gelisah. Ia menggigit bibir basahnya menahan gejolak aneh yang terus merayapi setiap inci dari tubuhnya. Naruto menyeringai mesum.

Tangannya mulai menelusuri dada Hinata yang membusung, melewatinya hingga perut rata gadis itu. Hinata menggelinjang, merasakan geli dan rasa nikmat. Ia membutuhkan banyak sentuhan di tubuhnya. Sentuhan lembut Naruto meninggalkan jejak panas, membuat tubuhnya semakin sakit.

Sebenarnya Naruto ingin menyiksa Hinata lebih lama dengan sentuhan lembutnya, akan tetapi hasrat yang ia miliki rasanya tak bisa dibendung lebih lama. Dengan cekatan Naruto merobek gaun tidur Hinata dalam sekali sentak. Tatapannya nanar menyaksikan kemolekan tubuh Hinata yang terpampang nyata.

Ia menyingkirkan dalaman yang menutupi gundukan sekal di dada Hinata. Naruto lagi-lagi dibuat terpana, buah dada berisi yang sangat ranum itu meruntuhkan akal sehatnya. Dengan tergesa dan liar Naruto menangkup kedua buah dada ranum milik Hinata, ia meremasnya dengan gemas. Terlihat daging seputih susu itu menggembung di sela jari-jarinya yang besar.

Hinata menggelinjang hebat, "ugh Naru." Suara desahan Hinata mengalun merdu bagai melodi yang semakin membangkitkan gairah terliar dalam tubuh sang Alpha.

Naruto seakan mabuk kepayang, ia menenggelamkan kepalanya di antara buah dada segar kenyal Hinata. Gadis itu merintih merasakan kenikmatan yang ingin dia dapatkan.

Tubuhnya bergerak gelisah merasakan remasan serta lidah basah Naruto yang terus bergerilya di puncak ranum miliknya, memutari puncak kemerahan itu kemudian mengulumnya di dalam mulut hangat Naruto. Sembari lidah Naruto menari lihai, mengirimkan sengatan pada tubuh indah Hinata yang tiada henti bergerak gelisah meminta lebih.

"Naruuu. Uuhhmm." Hinata merintih lirih sambil meremas surai pirang di dadanya. Lumatan Naruto, serta gesekan surai halus lelaki itu pada kulitnya menambah sensasi geli yang membuatnya seolah lupa daratan.

Mendengar desahan Hinata yang terus memanggil namanya, Naruto semakin gila. Ia mendongak dan segera memagut bibir tipis gadis itu. Keduanya beradu lidah saling membelit saling mengecap madu di antara dua bibir yang bertaut menjadi satu.

Sementara bibir Naruto menginvasi mulut Hinata, tangan kokohnya tidak berhenti menjamah kelembutan buah dadanya. Seiring gerakan Naruto yang semakin liar menggila, nafas Hinata semakin memburu. Ia tak bisa menanggung rangsangan yang ia terima di setiap inci tubuhnya.

Naruto melepaskan bibir merekah milik Hinata yang sudah sangat membengkak akibat ulahnya. Naruto turun menyisir kelembutan kulit Hinata dengan bibir kecoklatannya. Melewati perut licin rata menuju liang surga yang akan memberikan dia kenikmatan berkali-kali lipat dari apa yang ia rasakan sekarang.

Alpha's Nightmare ✔️Where stories live. Discover now