keduapuluhtujuh

322 73 4
                                    

Pertama kali dalam sejarah pertemanan yang mereka jalin, baru kali ini Anin memeluk Winna dan membenamkan wajahnya di bahu temannya itu. Padahal sedari tadi anak itu baik-baik aja, tapi ketika isi kelas mulai berkurang karena anak-anak udah pada pulang, Anin minta Winna buat jangan pulang dulu lalu memeluk Winna setelahnya.

"Winna, hati gue sakit banget. Disini.... sakit banget, Win." ujarnya sambil menepuk dadanya. 

Kata orang, cinta memang ga bisa dipaksakan. Katanya, kalau kamu jatuh cinta kamu harus siap sama resikonya, karena ga semua akan berjalan sesuai rencana. Katanya dan katanya, Anin tau dan Anin sangat mengerti soal itu tapi Anin ga bisa bohong ini sakit banget, terlebih saat Sekala memilih untuk minta maaf dan meminta agar mereka tetep temenan. 

"Nin, gue gatau ada apa sama lo tapi kalau lo mau, ayo nginep di rumah gue."

"Kenapa, Win?"

Winna mengelus surai panjang temannya itu, "Biar enak ceritanya, lo mau nangis sebanyak-banyaknya juga gapapa. Lo pasti butuh nangis yang banyak biar dada lo lega. Pasti sesak, kan?"

Anin mengangguk, "Mau, gue mau nginep Win."

---

"Nin, ga ada yang salah dari menyukai seseorang bahkan setelah lo tau dia udah punya tujuan karena perasaan jatuh untuk pertama kalinya datang secara alami tanpa bisa lo cegah, tinggal selanjutnya apakah lo akan membiarkan perasaan itu gitu aja atau lo melanjutkannya. Dalam kasus lo ternyata lo melanjutkannya, Nin. Itu ga salah jadi jangan ngerasa lo ga pantes gini. Ini juga berlaku buat Sekala, Nin. Dia ga salah suka sama sahabatnya sendiri apalagi mereka udah tumbuh besar sama-sama dan kemungkinan buat jatuh cinta memang lebih besar."

Winna melanjutkan, "Disini ga ada yang salah, lo dan Sekala ga salah soal perasaan kalian tapi... tapi gue ga membenarkan tindakan Sekala dimana dia nyuruh lo nunggu sebentar lagi seolah-olah dia ngasih lo titik terang bakal ada kemungkinan lo sama dia jadian di masa depan atau at least ada kemungkinan Sekala mau coba buat suka lo balik. Ini salah karena posisinya Sekala udah punya tujuan alias maksudnya apa? Kenapa playing around sama lo yang jelas jelas salah banget karena udah pasti bikin lo berharap."

Anin menunduk, sesekali dia ngusap air matanya sambil mendengarkan pendapat Winna tentang dia dan Sekala. Anin terkejut saat Winna memegang kedua bahunya, "Tapi... dengar bagaimana lo menyelesaikan pertemuan tadi gue kagum, Nin. Karena butuh keberanian dan ketegaran yang besar buat menyuarakan hal itu, lo bijaksana banget dengan tetap peduli sama diri lo, lo tau kalau lo semakin jatuh lo akan semakin terluka juga. Keputusan yang lo ambil udah tepat, Nin."

"Gue ga akan minta lo jadi sok tegar di depan Sekala tapi sebisa mungkin menghindar aja dari dia kalau lo ngerasa lo masih belum bisa ketemu dia, jangan memaksakan untuk terlihat baik-baik aja karena cowok lebih peka soal kaya gini, Nin. Gue jahat banget bilang ini tapi kadang mereka tetap diam walaupun mereka aslinya peka kita kenapa. Gue gamau lo sedih setiap liat Sekala jadi mending menghindar aja dulu sampai lo udah bener-bener ok."

"Iya, Win. Gue rasa gue bakal ngelakuin hal itu."

"Win," 

Winna menoleh, "Hmm?"

"Gue...gue sesuka itu sama Sekala, Win." sangat lirih namun Winna masih bisa mendengarnya, Winna tuh gabisa liat Anin kaya gini, tadi dia sedih aja liat Anin tapi sekarang Winna justru turut menangis bersama Anin. 

"Iya, Nin... Gue ngerti, gue ngerti banget bahkan lebih dari yang bisa lo ungkapkan."

"Kenapa ya, Win... Kenapa waktu itu gue bodoh banget nyanggupin tantangan di makrab, harusnya gue tetap mengagumi dia dari jauh aja biar gue ga sesakit ini."

Dengan terisak Anin melanjutkan, "Ini Sekalanya udah deket banget, Win... tapi tetep ga bisa gue raih."

"Iya Anin, iya.. gapapa mungkin belum jalannya, gapapa anak baik, lo pasti akan berakhir dengan yang terbaik nantinya ga harus Sekala."

"Winna gue mau minta maaf sama tuhan karena tuhan pasti bosan dengar doa gue biar Sekala balas perasaan gue."

"Nin, kenapa ngomongnya gitu... Heh, tuhan malah seneng lo ngadunya ke Dia. Udah gapapa lo nangis aja tapi jangan kemana-mana mikirnya, tuhan sayang lo pasti tuhan nyiapin rencana yang lebih baik buat lo, ok?"

Anin benci kata menyerah tapi untuk saat ini kayanya menyerah opsi paling tepat, kan?

*

*

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.



"Ka, malam ini gue akan mulai berdoa semoga lo berakhir bahagia dengan siapapun lo nantinya. Gue ga akan lagi memaksa tuhan membuka hati lo buat balas perasaan gue karena gue merasa jahat mengambil hak lo untuk mencintai orang yang lo suka. Gue juga akan menjemput kebahagiaan gue sendiri, Ka. Mungkin ga sekarang karena ga mungkin gue bisa semudah itu move on tapi gue yakin suatu saat akan ada masa dimana debaran itu hilang berganti jadi biasa aja dan gue berharap saat itu gue udah bahagia. Kita sama-sama bahagia walaupun di jalan yang berbeda."

---

chasing you ─sunghoon.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora