Chapter 01

208 25 5
                                    

Kageyama Tobio Pov

Apa kalian pernah merasakan perasaan sesak di dada dan tidak bisa bernafas meskipun di sekitar kalian di kelilingi oleh udara yang segar dan menyejukkan.

"Benar benar anak yang menyedihkan"

Siapa menurutmu kamu untuk bisa menilai seperti apa aku ini ?

"Apa kalian dengar kalau Nona muda berhasil mendapatkan piagam penghargaan karena berhasil memenangkan kompetisi kejuaraan piano se-Internasional"

"Benar benar anak yang berbakat. Berbeda dengan Tuan muda Tobio yang bahkan tidak bisa bermain piano dengan benar"

Aku memang tidak bisa memainkan alat musik itu. Lagipula aku tidak terlalu menyukai musik.

"Ah, kedua kembar Tuan kecil kita benar benar berbakat. Keduanya bisa memecahkan permainan teka teki di usia semuda itu"

"Kau benar. Bahkan di usia belia itupun Tuan muda Tobio tidak bisa melakukan apapun. Hanya bermain dan membuat onar"

Aku tahu. Aku bahkan tidak bisa mengenal abjad dengan benar saat umurku seusia kedua Adik kembarku.

"Apa kalian dengar tentang rumor itu ? Ternyata Tuan muda Tobio bermain voli bukannya belajar untuk masa depannya"

"Aku benar benar kasihan dengan Tuan besar dan Nyonya untuk memiliki anak yang hanya bisa bermain main saja"

Apa salahnya aku memiliki hobi bermain voli. Lagipula ketiga saudaraku juga memiliki hobi yang tidak pernah kalian kritik.

Aku akan mencoba diam saja meskipun mendengarkan bisikan gosip mereka semua di belakang punggungku, tetapi. Lama kelamaan itu mulai berlebihan. Tetapi apa yang aku bisa lakukan. Tidak ada yang akan mendukungku setelah kematian Kakek.

"Aku bertanya tanya apa benar Tuan muda Tobio itu anak dari Tuan besar dan Nyonya kita ?"

"Ya ! Coba lihat saja perbedaan mereka. Tuan besar dan Nyonya memiliki rambut pirang keemasan begitu juga dengan Nona muda dan kedua kembar Tuan kecil. Sedangkan Tuan muda Tobio memiliki rambut hitam kelam meskipun memiliki warna mata biru seperti Nyonya tetapi lebih gelap"

Oh, mereka benar, sejujurnya aku juga berpikir hal yang sama.

Apa aku benar benar anggota dari keluarga ini atau tidak. Kedua orang tuaku dan ketiga saudaraku memang memiliki warna rambut pirang keemasan berbeda denganku yang hitam. Seakan akan aku berada di sisi gelap yang mengganggu kecerahan mereka berlima.

Satu satunya anak yang memiliki warna rambut hitam di antara pirang membuatku merasa terasingi dan membuat diriku lama kelamaan tertekan. Hanya bola voli pemberian Kakek yang membuatku masih tetap waras dan menyadari siapa aku ini.

Sudah 16 tahun terjadi sejak aku ingat di lahirkan di dunia ini dan menerima semua kenangan pahit yang aku derita. Harus selalu menjadi sempurna di mata kedua orang tuaku.

Aku mulai terbiasa menghadapi semuanya.

Kedua orang tuaku yang menganggapku tidak ada. Meskipun tidak akan mengabaikan tanggung jawab memenuhi kebutuhan sehari hariku.

Kakak perempuan yang akan ada di sisiku tetapi aku sadar kalau Kakak tidak bisa 24 jam Non-stop bersamaku karena Kakak juga memiliki kesibukan sendiri.

Kedua adik kembarku yang tidak pernah berbicara denganku. Meskipun kami berselisihan, kami tidak pernah berbicara sepatah katapun, hanya memberikan anggukan singkat sebagai sikap sopan dan formalitas. Ada kalanya aku ingin mengenal mereka lebih dekat, tetapi keduanya selalu diam dan memberikan jawaban singkat seadanya.

Ya, aku pikir aku akan terbiasa.

Tetapi.

Suatu ketika, aku bertemu dengannya.

Anak laki laki yang terlihat seusia denganku meskipun aku lebih tinggi beberapa centimeter darinya. Anak laki laki cantik dengan rambut pirang keemasan yang nampak terpantul indah yang di sebabkan oleh cahaya lampu, kedua mata bola biru yang menandingi kecantikan warna mata milik Ibuku, bulu mata pirang yang panjang dan lentik, senyuman yang indah dan menawan dan suara lembut saat menyapaku. Kulit putih dan bersih tanpa luka yang sangat pas untuk penampilan androgininya. Ada tatapan hangat yang dia arahkan kepadaku saat kami saling berhadapan.

"Kamu pasti Tobio. Ibu sering membicarakan tentangmu kepadaku"

Ibu ?

"Ini pertama kalinya kita bertemu", suara yang lembut dan menenangkan, dan aku bisa salah kalau dia perempuan karena suara lembutnya.
"Namaku Kageyama Akihiko. Adikmu"

Aku seakan akan merasakan suara retakan terdengar dan aku sadar kalau retakan itu berasal dari pikiranku sendiri.

Aku benar benar terkejut sampai sampai aku mengabaikan uluran tangan kanannya yang ingin berjabat tangan denganku.

Entah berapa lama aku tenggelam dalam pikiranku. Tetapi suara Akihiko menyadarkanku.

"Ah, maaf", dan kenapa kau harus meminta maaf ? Aku hanya diam menatap wajahnya yang nampak bingung.

Oh, aku sadar. Aku menatap ke tangan kanannya yang mulai turun dan dia memberikan senyuman tipis tetapi nampak sedih.

Aku ingin meminta maaf tetapi lagi lagi bisikan itu menggangguku.

"Apa kalian lihat itu ?"

"Benar benar tidak punya hati. Tuan muda Akihiko nampak sedih sekarang"

"Apa Tuan muda Tobio tidak pernah belajar tata krama atau tidak tahu cara berjabat tangan untuk saling tukar salam"

"Benar benar kasar"

"Tuan muda Akihiko nampak senang awalnya saat melihat Tuan muda Tobio tetapi lihatlah sekarang, Tuan muda Akihiko menjadi sedih. Aku kasihan dengan Tuan muda Akihiko yang berhati lembut itu meskipun aku pertama kali melihatnya. Aku tahu kalau dia anak yang baik dan manis"

Aku lupa kalau kita berada di acara besar yang di adakan Ayah dan Ibu. Apa ini maksudnya tentang menyambut orang penting.

Apakah orang ini yang di maksud mereka ?

Saudaraku yang tidak pernah aku ketahui.

Tetapi, kenapa ini rasanya salah.

"Akihiko, kemarilah", aku terkejut mendengar suara Ayah. Meskipun itu tetap datar dan tanpa emosi, aku bisa melihat tatapan dan suaranya yang berubah lembut saat memanggil Akihiko.

Aku hanya diam menatap Akihiko sekarang mendekati Ayah dan sekarang di kelilingi oleh Ayah, Ibu, Kakak perempuan dan kedua Adik kembarku.

Ah, ini benar benar salah. Aku seharusnya tidak ada di sini.

Saat Akihiko datang, seakan akan cahaya yang sepuluh kali lipat mengelilingi mereka dan membuatku yang gelap ini di telan oleh kecerahan mereka.

Ah, ini sakit. Benar benar sakit.

Tolong siapapun bantu aku.

Aku tidak ingin berada di sini.

Sesak, rasanya aku tidak bisa bernafas.

Siapapun.

Siapa saja.



B E R S A M B U N G


"Yahoo~ ya ! Akhirnya jadi juga cerita Kageharem plus angsat. Coba coba lah bikin cerita Tobio yang sedih jangan serius mulu.

Jadi ????? Apa menurut kalian chapter awal ini ? Hehehe semoga suka yah.

Jangan lupa di tambahkan ke perpustakaan pribadi supaya enggak ketinggalan lanjutan cerita ku ini yah.

Oh juga jangan lupa di share, agar banyak yang baca cerita aku ini dan membuatku makin bersemangat untuk melanjutkannya sampai lancar tanpa hambatan (⁠≧⁠▽⁠≦)"





22 - Desember - 2022
By : Amytail

Always Wrong For MeWhere stories live. Discover now