"Chapter 10"

8.8K 403 30
                                    

~Rico Pov~

Drap...drap...drap...

Kakiku terus membawa tubuhku ini menjauh dari toilet neraka itu untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan.

Sebenarnya aku ke toilet mau buang air kecil, tapi malah di hadang teman-teman sekelasku yang sudah lengkap dengan gayung dan bungkusan plasti yang berisi air.

Setelah posisiku agak jauh dari toilet, aku berhenti sebentar untuk mengisi paru-paruku dengan oksigen. Tapi tiba-tiba...

BYYYUURRRR...

"Hahahahaha..kena-kena," seru Ayu pelaku penguyuran air di tubuhku.

Nggak lama kemudian aku merasakan guyuran air lagi dari beberapa arah. Nggak cuma itu, ada juga yang melempariku dengan telur dan tepung.

"Hai udah dong!!" aku berusaha menjauhi para pelaku kejahatan itu, tapi rasanya sia-sia saja.

Aku sudah terkepung.

"Rasain! Makanya jangan kabur. Percuma juga kamu kabur, pasti bakal tertangkap lagi hahahaha," seru Pino dengan tawanya yang membahana.

Sedangkan aku cuma terdiam sambil membersihkan kulit telur yang bersarang di rambutku dan pundakku.

Mereka benar-benar kejam memperlakukanku seperti ini. Apa mereka nggak sadar kalau masih ada 3 jam pelajaran setelah istirahat pertama ini dan 3 jam pelajaran lagi setelah istirahat ke dua?? Mana mungkin aku ikut pelajaran dalam keadaan kacau kayak gini hhuuuffhhh... menyebalkan.. >.<

"Acara pembukanya sudah kelar, sekarang tinggal menunggu acara intinya," kata Hendro, "TRAKTIRAAAANNNNN...." teriaknya girang yang di ikuti teriakan dari beberapa teman yang lain.

"Hai...nggak ada ya yang namanya traktiran setelah aku di guyur kayak gini," dengusku kesal.

"Ih dasar pelit. Namanya aja ultah, ya pasti ada acara basar-basahan dan traktirannya dong," protes Ayu.

"Iya tuh. Harusnya kamu bangga kami inget ultahmu," sahut Yongki.

"Iya-iya. Nanti istirahat ke dua aku traktir kalian di kantin Bu Yeyen," dengusku kesal, "minggir-minggir!! Aku mau ke toilet dulu," aku segera berjalan pergi meninggalkan teman-temanku yang gila traktiran itu.

Aku sedikit berlari untuk sampai di toilet. Jujur aja, aku malu. Dalam keadaan seperti ini otomatis aku jadi pusat perhatian anak-anak yang lain. Malah ada beberapa dari mereka mengucapkan selamat ultah padaku, padahal aku nggak kenal mereka siapa –a. Yah setidaknya mereka tau kalau hari ini aku ultah dan memberiku ucapan selamat, biarpun aku harus merelakan tubuhku menjadi adonan dalam waktu singkat.

Akhirnya aku sampai juga di toilet yang tadi batal aku masuki karena ada para pengacau itu. Untung sekarang toiletnya sepi, jadi aku nggak perlu lagi menghindar ke sana ke sini hehe.. aku langsung membersihkan tangan dan kepalaku yang terkena tepung dan telur dengan air di watafel yang mempunyai kaca di depannya.

The Memories Of HimOù les histoires vivent. Découvrez maintenant