O4 ❙ akara

122 24 0
                                    

[ cewe jurnalis ]

hi
bsk mau ketemuan g?

halo ndaru
maaf ya, aku besok ga masuk

knp?

masih demam hehe
kapan kapan aja gimana?

oh oke.

"Emang edan jari lo Ndaru." rutuk Andaru pada diri sendiri lantaran sadar ketikan singkatnya bisa saja membuat perempuan yang baru ia hubungi merasa terganggu.

Sampai jam satu lebih lima dini hari, Andaru tetap dalam diamnya yang terbayang bayang bagaimana keadaan perempuan itu sekarang. Terbesit keinginan memberi hadiah kecil jika si manis sudah kembali sekolah. Katakan saja Andaru bucin mampus, maklum jiwa kasmaran sudah lama meronta kini bebas ledakkan karsa. Kedua pipi kian memerah layaknya buah apel, lantas Andaru menampar kasar mencoba hilangkan salah tingkah.

────

Di sisi lain, Mala tengah dihantui sakit kepala karena tugas penambah nilai yang tidak sempat ia kerjakan karena urusan classmeet kemarin mulai menyalurkan emosi jiwa pada sang kakak, dirinya terhitung puluhan kali membuat Bayu meringis kesakitan akibat pukulan baik badan maupun muka. Titik puncak kekesalan Mala terjadi pada saat menunduk serta bahu bergetar, membuat Bayu segera mengelus surai hitamnya. Sudah bukan rahasia bahwa sekesal apapun itu, seorang kakak pasti menaruh iba kala adik mendapat masalah dan beruntung Mala termasuk salah satunya.

"Jangan nangis hei, Mas bantu sebisanya sini." tenang Bayu, oknum yang di perlakukan malah semakin terisak bahkan hoodienya sudah mulai berjejak air mata.

Tanpa disangka Mala menerjang tubuh Bayu untuk sebuah pelukan, lumayan modus lap ingus sebenarnya. Akan tetapi tidak dipungkiri Mala rindu berat keadaan seperti ini, kalau di ingat sudah dua tahun dirinya belum mendapat rengkuh hangat dari Bayu.

"Mas, aku cape ngeliat angka angka gini, aku males." Mala bukan tidak bisa, hanya saja kebetulan sedang mendapat fase malas.

Sontak netra Bayu membulat, bagaimana bisa membantu jikalau semasa STM kerjaannya bolos ke warung dekat waduk. Pikiran tenang sekarang lalu Bayu mengembuskan napas, tetap saja tiada muncul ide cemerlang.

"Sorry nih, lo tau sendiri kalo mas agak goblok gitu." ucap Bayu sembari melihat sekeliling ruangan alias mana berani menatap si adik, ini saja mati matian menahan malu agar bocah itu tidak menertawakan nanti.

"TERUS INI KAPAN SELESAINYA?" nada Mala semakin tinggi, membiarkan wajah berada di atas lutut yang ia tekuk.

"Joki aja simple." enteng Bayu lalu merebahkan diri di atas sofa.

Mendengar itu tangisnya langsung terhenti dan mengerjapkan mata sok kalem ke arah Bayu pertanda sesuatu akan diminta. Sedangkan pria jangkung itu bergidik ngeri, insting uang bersiap hilang dari genggam begitu kuat, mana ini telah terencana buat healing esok lusa. Detik-detik mematikan segera Bayu rasakan, kini dirinya cukup pasrah.

"Bayarin ya? Please, nanti kalau ada uang─aku engga janji balikin sih, tapi kali ini aja aku minta tolong ya, Mas?"

Bayu hanya berdehem kemudian mengeluarkan selembar uang senilai lima puluh ribu, kini dompet hitamnya hanya menampung dua recehan seperti cukup untuk membeli permen. Lain hal senyum Mala begitu lebar, gadis tersebut meraih tangan Bayu layaknya salim dan berlalu ke kamar dengan langkah gembira.

"oalah anake sopo se?" batin Bayu.

────

Andaru dengan tenang menghabiskan segelas minuman sereal di bangku kelas, sesekali berbincang pasal soal ujian fisika kemarin yang banyak memakan waktu lantaran surat menyurat contekan. Kurang satu jam lagi para siswa-siswi diperbolehkan pulang, Andaru mengumpulkan sampah dari kolong meja untuk ia buang seraya menenteng wadah minuman tadi. Saat hendak keluar kelas, sebuah hasta bertengger di bahu kiri.

"Ndar, ikut gue ke TU ya?" ajak temannya.

"Ada urusan apa lo?" tanyanya terus lekas menyusul langkah manusia depan ini, bak anak ayam mengikuti induk.

"Tanya soal uang gedung, cepet lah keburu pulang." jawab singkat Rayyan, sedangkan Andaru hanya mengangguk.

Bertepatan jalan menuju ruang tata usaha satu jalur dengan kantin maka pemuda tersebut izin mengembalikan gelas dengan berlari kecil, usai membayar Andaru kembali mengekor Rayyan yang sudah mematung lima menit di depan kelas sepuluh. Ketika melewati lorong samping lapangan basket, seorang perempuan mengalihkan atensinya, ia amati dan bingung menghampiri.

"Eh bentar."

[ cewe jurnalis ]

Kmrn katanya ga masuk?
tadi gue liat lo di lap basket.

loh aku emang ga masuk, Ndaru

Lah, terus itu sp?


###

halo, silakan beri krisar disini🗯

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

halo, silakan beri krisar disini🗯

𝗦𝗘𝗣𝗔𝗥𝗨𝗛 (✔)Where stories live. Discover now